Berpendar cahaya sang fajar pagi itu
Menelisik ke bawah kaki gunung
Padi menunduk anggun malu-malu
Elok di tabur bulir embun bekuAroma nasi hangat berkumpul menyengat
Dipadu ikan asin dan secangkir teh hangat
Memanggil-manggil tuk segera di santap
Di atas meja dengan kamu duduk berduaNamanya mawar
Ku temukan dia
YOU ARE READING
Tinta Biru
Short StoryJangan dilihat, ini hanya puisi begitu begini pendamping kue dan secangkir kopi di teras bersama haha hihi mengenang history. Jika ingin berkunjung jangan ragu, jika telah terlanjur jangan kecewa, jika telah datang jangan lupa tekan bintang, sekeda...