BAB 1 (End)

156 6 0
                                    

Matahari baru setengah terlihat di timur langit, sinarnya memaksa masuk kedalam kamarku. Aku terbangun dan segera bersiap untuk berangkat sekolah.

Dijalan banyak burung bernyanyian menyambut pagi yang cerah ini dan begitu pula manusia yang melakukan aktivitasnya untuk bekerja maupun sekolah.

Aku mengayuh sepeda kesayanganku untuk pergi kesekolah. Aku mengayuh sepedaku dengan riang gembira dan sambil bernyanyi. Jarak rumahku dengan sekolahku sangatlah jauh sehingga aku harus berangkat pagi agar tidak terlambat.

***

Saat di sekolah aku langsung masuk ke kelasku karena bel masuk segera berbunyi.Dan benar saja 15 menit kemudian bel masuk pun berbunyi. Aku segera menyiapkan peralatanku untuk menulis.

Seorang yang sudah tidak muda lagi masuk ke kelasku dan berdiri di depan kelasku. Seorang yang mempunyai segudang ilmu dan membagi ilmunya tersebut tanpa takut akan kehilangan ilmunya tersebut. Beliau adalah guruku yang mengajarkan banyak pelajaran tanpa harus mengambilnya dari panduan buku.

***

Guruku yang satu ini mempunyai sifat yang ditakuti oleh banyak siswa termasuk aku. Sikap yang kami tunjukan bukan arti dari takut yang sebenarnya melainkan rasa hormat dan patuh yang kami tunjukan. Beliau orangnya sangatlah tegas sehingga saat menyampaikan nasehat perkataan beliau selalu pedas dan tatapan matanya yang bisa diibaratkan sepekat dan setajam tatapan mata elang.

Nasihat yang beliau berikan tidak seperti kebanyakan guru-guru lain yang hanya akan memberi nasehat berupa kata-kata yang awalnya dapat diserap namun beberapa saat kemudian akan terlupakan. Beliau tidak menggunakan cara seperti itu melainkankan menggunakan perumpamaan. Perumpamaan yang beliau sampaikan seperti pantun,paribahasan,serta puisi yang memiliki makna dan tujuan yang awalnya kami anggap hanya angin berlalu tetapi ternyata perumpamaan tersebut memiliki makna yang dalam.

Disekolahku atau di seluruh sekolah pasti mempunyai murid yang memiliki kemauan belajar yang sedikit. Saat tidak mengerjakan tugas guru-guru akan memberi hukuman yang hanya dirasakan pada hari itu saja. Itu tidak akan berefek untuk meningkatkan kemauan murid untuk belajar melainkan membuatnya tertekan. Tapi beda dengan guruku yang satu ini, beliau selalu menasehati dengan perkataannya yang membuat semua murid akan memikirkannya terus menerus. Banyak perkataan yang beliau sampaikan pada kami, maka aku akan menceritakan pengalamanku saat beliau sedang menasehatiku dan teman-temanku.

***

Cahaya matahari pagi yang bersinar menyinari bumi seakan mambawa aura positif kepada penduduk bumi. Apa yang diungkapkan diatas sepertinya tidak seperti apa yang dirasakan sekelompok anak yang menuntut ilmu di sebuah ruangan. Sekelompok anak itu merasakan aura kegelapan sedang bersarang di dalam ruamgan itu. Aura kegelapan yang mereka rasakan meliputi rasa cemas, takut dan tidak percaya diri.

"Alifia Adhwa', sini ibu nilai tugas kamu." Ucap guruku yang membuat anak sekelas takut.

Dengan perasaan yang masih sama diatas dia mengumpulkan tugasnya. Perasaan cemas tidak bisa lepas dari dirinya. Namun setelah menunggu hasil yang di dapatkan ia baru bisa bernapas lega karena tugas yang ia kerjakan diterima oleh guru itu.

"Almira Nailal Humnah," panggil guruku. Aku tersentak kaget saat namaku dipanggil. Aku segera kedepan menghampiri meja guru. Rasa cemas yang aku rasakan sekarang semakin bertambah.

Ku perhatikan ekspresi beliau saat sedang memeriksa hasil tugasku. Harapanku saat ini beliau dapat menerima tugasku. Dan harapanku pun tercapai, beliau menerima tugasku. Dan selanjutnya beliau memanggil nama selanjutnya.

"Alexandra Althaia," ucap guruku kembali. Alexa pun berjalan ke meja guru dengan ekspresi cemas. Sepertinya ia mempunyai masalah dengan tugasnya. Ia anaknya memang sangat susah untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh para guru.

"Saya belum selesai bu," ucap Alexa setelah sampai di depan meja guru.

"Lalu, apa yang kamu kerjakan saat teman-teman kamu sibuk mengerjakan?" tanya guruku.

"Sa...sayaa enggak mengerti cara mengerjakannya bu," elak Alexa.

Alexa tidak bisa berbicara apa-apa, karena itu kesalahannya sendiri. Ia tidak mengerjakan tugasnya karena ia terlalu malu untuk bertanya.

"Kamu pernah mendengar peribahasa yang mengatakan 'Malu bertanya sesat dijalan' kan? Lalu kenapa kamu tidak menerapkannya?" ucap guruku.

"Saya bingung bu mau bertanya pada siapa," elak Alexa.

"Kamu bingung mau bertanya pada siapa? Tanyakan pada rumput yang bergoyang," ucap guruku kembali.

Kata-kata itu memang terdengar aneh saat memberi nasehat kepada muridnya. Mendengar kata seperti itu pasti akan membuat kita berpikir apa maksud dari kata-kata beliau. Dan arti yang disampaikan melalui peribahasa 'Malu bertanya sesat dijalan', diumpamakan saat kita tidak mengetahui jalan dan kita tidak bertanya pasti kita akan tersesat.

Melalui kalimat seperti itulah beliau memberikan kami nasehat. Awalnya peribahasa yang beliau sampaikan kami anggap hanya sebagai bahan lucu-lucuan. Namun setelah apa yang kita perbuat peribahasa itu mempunyai arti yang mendalam untuk kami.

'Malu bertanya sesat dijalan,'
'Tanyakan pada rumput yang bergoyang,'
'Mulutmu harimaumu,'
'Dimana ada kemauan disitu ada jalan,' kata-kata seperti itu yang kami rasa hanya bualan biasa.

Tetapi dibalik kata-kata tersebut ternyata memiliki makna yang penting. Semua kata yang dirangkai menjadi sebuah kalimat memiliki arti tanpa harus menunjukan arti dari kalimat itu langsung. Dibalik sikapnya yang seperti itu beliau hanya ingin melatih kita untuk lebih disiplin dan tanggung jawab.

Disegala bidang memang yang awal dibutuhkan yaitu sikap disiplin dan tanggung jawab. Semua guru pasti mengajarkan sikap tersebut dengan caranya masing-masing. Apa yang ditujukan guruku mungkin hanya sebagian kecil metode guru menyampaikan pelajaran. Dibalik sikapnya yang seperti itu, aku yakin dijauh sana tersimpan kebaikan hatinya yang tulus. Aku merasa bahwa pelajaran yang beliau berikan akan berkesan dalam hidupku.

***

Guruku menginspirasiku bahwa apa yang kita lakukan saat ini memang terkadang terasa itu tidak penting, namun hal sekecil apapun itu, hal yang kita lakukan saat ini akan berpengaruh di masa depan kita.

Lakukanlah hal yang positif, saat ini mungkin akan membawa pengaruh baik juga di masa depan kita. Sebaliknya, jika kita melakukan hal yang negatif, itu akan terus terbawa di masa depan kita. Jadi semua yang kita pelajari saat ini akan menjadi pengalaman di masa depan kita.

*TAMAT*

Guruku InspirasikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang