6. Thinking

43 8 0
                                    

"Ciee yang habis ketemuan sama mbak crushnya" kata Yoorim tepat ketika Hyunjoon mendudukkan dirinya di sofa.

"Lo tuh kenapa ga bilang-bilang gue sih soal ini, kan gue belom siap!" sungut Hyunjoon.

"Ya justru lo tuh harusnya terimakasih sama gue!! kalo bukan karena gue lo gabakalan ketemu sekalian kenalan sama dia" balas Yoorim.

"Eh tapi gimana dia mau-mau aja? Kayak ga curiga apa kalo semisal nanti gue ini orang jahat?? Dia juga percaya gitu aja kalo gue sepupu lo, kan bisa aja tuh dia curiga yang bukan-bukan, belom kenal aja udah disuruh ketemuan" tanya Hyunjoon pada sepupunya itu.

"Yee Hyunjin mah ga terlalu curigaan orangnya apalagi sama gue, gue kan dulu deket sama dia waktu kelas sebelas! Malahan nih ya, waktu gue tunjukkin foto lo ke dia, dia bilang gapapa, soalnya kayak familiar gitu. Terus gue jelasin ke dia kalo kita tuh dulu satu sekolah di SMA mungkin karena itu dia ngerasa ga asing sama lo, gue juga bilang ke dia kalo lo mau ada perlu sama dia" jelas Yoorim, cukup panjang.

"Tapi bisa aja sih dia ngerasa familiar karena yang waktu kemarin dia ga sengaja nabrak lo" lanjutnya.

Hyunjoon hanya mengangguk pelan.

"Ehmm btw tadi gimana pedekatenya?" tanya Yoorim kemudian.

"Pedekate apaan coba? Kenal juga barusan!!" bakas Hyunjoon dengan nada bicara meninggi.

"Lah lo tadi ga ada ngobrol-ngobrolan sama dia?"

"Yah dikit sih"

"Ngobrol apa aja emang?"

"Dih kepo"

"Seriusan ya nyet!!"

Hyunjoon menghela nafasnya singkat.

"Ya tentang gimana kita bisa ketemu, diarynya juga lah, itu ternyata emang beneran punya dia. Terus dia kalo ngomong ke orang yang baru dikenal tuh ga canggung, ya meskipun bahasanya agak formal"

"Lah formal gimana?"

"Yaa manggilnya saya-kamu gitu"

"Ya pantes lah masa aku-kamu emang lo siapa nya dia?" ujar Yoorim, tawanya meledak.

"Ya bahasanya ga santai kayak kita gitu loh"

"Ya mungkin gaya ngomongnya gitu sama orang baru, sama gue aja pake lo-gue kok"

"Tapi yah Yoor, waktu gue ngembaliin diarynya, ekspresinya tuh kayak lega banget gitu loh, seolah-olah diarynya tuh penting banget buat dia"

"Yaa mungkin aja itu pemberian dari orang yang spesial menurutnya" ujar Yoorim sembari menekankan kata spesial saat mengatakannya.

"Ah udahlah capek gue mau tidur dulu" kata Hyunjoon acuh sembari melangkah ke kamarnya.

"Tidar tidur mulu! Sholat sana sekalian mandi, udah mau maghrib juga"

✴ ✴ ✴ ✴

"

Loh berarti kamu yang saya tabrak kemarin?"

"I-iya"

"Oh kalo gitu sekali lagi saya minta maaf ya waktu itu saya bener-bener nggak sengaja nabrak kamu sampai ga sadar kalo ada barang jatuh, makasih juga udah ngembaliin buku ini, mungkin kalo orang lain yang nemu ini pasti cuma di biarin"

Sebagian percakapannya dengan gadis itu tadi kini melintas di benaknya secara perlahan-lahan.

Tentang gaya bicaranya yang ramah, sopan, dan pastinya tidak canggung. Ya, tidak seperti kebanyakan remaja seusianya. Ya, seandainya saja ia sudah mengenal Kim Hyunjin semenjak gadis itu pindah ke sekolahnya.

Juga tentang,

Diary?

Entah kenapa Hyunjoon memikirkan betapa leganya raut muka gadis itu ketika ia mengembalikan buku hariannya itu. Mungkin benar kata Yoorim, buku itu pemberian dari seseorang yang spesial bagi gadis itu.

Tapi, jika itu benar

Siapa kira-kira orang yang memberinya diary itu? Seberapa penting orang itu bagi seorang Kim Hyunjin?

Hey, sadar Hyunjoon! Begitu pikirnya.

Memangnya kau siapa di hidupnya? Kenal saja baru beberapa waktu yang lalu, jelas sekali bahwa ia tidak berhak untuk mengetahui itu. Ya, bahkan mungkin anak kecil saja bisa berpikiran seperti itu.

Hyunjoon menggelengkan kepalanya pelan, berniat menyadarkan dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia berpikir sejauh itu tentang orang yang baru saja ia kenal.

Pemuda itu tersenyum kecil, pandangannya kini fokus ke layar ponselnya yang memperlihatkan roomchatnya dengan Felix, memang benar ia sudah mendapatkan id LINE Kim Hyunjin, meskipun begitu, dirinya bimbang untuk segera menambahkannya sebagai teman.

Namun kebimbangannya itu tak bertahan lama, semenjak ingatannya
tertuju pada seorang pemuda yang menjemput gadis itu tadi.

Ah, tapi bisa saja itu hanya saudaranya atau temannya, mungkin? Ya, siapa tahu.





























TBC

Hehe, maaf kalo chapter ini pendek

I'll soon update the next chapter, longer than this chapter, secepatnya kok

Just wait for that

See y'all

~Cheeze, 10.10.2020
What a nice date today


























Late ft 3Hyun [ 2Hyunjin ft. Hwall ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang