Chapter 3 (Awal Sebuah Akhir)

638 63 7
                                    

Kemaren² aku nungguin notif gaada yang masuk.
Padahal mah blm aku up 😵😵 untung aja ga ilang. 🙏

Jadi...












Selamat membaca










***

Flashback




Ini sudah 2 minggu setelah kematian bunda Park. Selama itu juga Jimin mengurung diri dikamar. Untung saja Taehyung, sahabatnya itu selalu meluangkan waktu untuk menemani Jimin atau sekedar mengantarkan makanan untuknya.

Seperti pagi ini, Taehyung sudah pergi 20 menit yang lalu setelah membuatkan bubur untuknya."Aku ngga sakit ngapain dibikinin bubur coba." Jimin mendengus geli

Jungkook.


Jimin jadi ingat, 2 minggu ini dia tidak menghubungi pacarnya itu. Jimin juga tidak ingat memegang ponselnya untuk memberitahu tentang kematian ibunya. "Aku kesana apa engga ya.. nanti kalo ternyata lagi sibuk.." Kalaupun sibuk, Jungkook tidak mungkin mengusirnya kan? "Ah coba aja lah."
Jimin lalu bergegas menghabiskan sarapan lalu mandi. Ia akan pergi ke apartemen Jungkook.

.
.
.

Jimin naik taxi selama 15 menit untuk pergi ke apartemen Jungkook. Jimin memang tidak pernah naik bus karna Taehyung dan Jungkook yang melarangnya. Dua manusi itu memang posesif sekali jika sudah menyangkut Jimin. Apalagi Taehyung selalu memberi Jimin uang, makanan bahkan apapun yang Jimin minta. Tidak ,Jimin bahkan menolak semua yang akan Taehyung berikan untuk Jimin. Tapi setelah kepergian kedua orangtuanya, rasa rasanya Taehyung tidak akan membiarkan sahabat tersayangnya ini bekerja. "Kamu lanjutin aja toko kue bunda, soal modal kamu gausah pikirin. Ada aku" katanya.

Jimin mengernyitkan dahinya bingung. Pintunya terbuka. Tapi Jungkook tidak pernah lupa mengunci pintu, ini malah tidak tertutup dengan benar. Pelan pelan Jimin membuka pintu dan semakin bingung karena ada sepatu dan tas perempuan.

Perasaannya sudah tidak enak. Namun Jimin masih mencoba untuk berfikir postif. 'mungkin mamanya datang..' pikir Jimin

Lalu Jimin membawa langkahnya menuju kamar Jungkook dan membukanya perlahan.

'Ahhh..ahh., jungghh..'
'Ohh ,,arhhh fuckhh,,, '
'Thereehh .. junghh ohh ..ffasterhhh..'

Degg..

Apa apaan ini.

Jimin tidak pernah menyangka jika Jungkook bisa menghianatinya sampai sejauh ini. Untuk beberapa saat Jimin mematung didepan pintu kamar Jungkook.

Didepan matanya sendiri, Jungkook, kekasihnya. Jimin melihat Jungkooknya dan perempuan lain dengan kedua pusat tubuh mereka saling bertemu.

Dengan kekecewaan membuncah, Jimin berjalan mundur lalu berbalik, berlari meninggalkan rumah seseorang yang baru saja menjadi mantan kekasihnya itu.

*

Jimin tetap berjalan sampai ke halte. Lalu ia duduk disana. Ia kembali mengingat beberapa saat lalu. Jimin pikir hubungan mereka baik baik saja. Mereka jarang ,bahkan hampir tidak pernah bertengkar. Jungkook akan mengalah apabila Jimin marah padanya dan akan meminta maaf terlebih dulu.

Yoongi bilang, Jungkook itu playboy. Katanya Jungkook sering jalan berdua dengan perempuan lain dibelakang Jimin. Tapi Jimin tidak pernah percaya jika tidak melihatnya langsung.
Namun hari ini, rasanya menyakitkan sekali mengetahui kebenaran tentang laki-laki itu.
Dadanya terasa sesak karena terlalu lama menangis. Makam ibunya masih baru, tapi Jimin sudah mendapat rasa sakit yang setara dengan kabar mengenai kepergian ibunya.
"Aku salah apa Jung.." lirih Jimin seorang diri

Hi, Ex ! (KOOKMIN GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang