Prolog

28 2 0
                                    

Saat itu dua laki laki yang berumur 6 tahun, tengah bermain bola di pinggir sungai. Dua sepupu itu masih asik dengan bola yang mereka mainkan.

"hey!  Oper ke sini!" teriak laki laki yang terlihat mungil itu. Meminta agar sepupunya menendang bola ke arahnya.

"okey! Tangkap ini!" teriak laki laki berwajah tegas namun tetap imut. Dan tentunya lebih tinggi dari sepupunya tadi. Padahal umur mereka sama.

"aku mendapatkannya!  Aku mendapatkannya!" seru sang laki laki mungil. Menatap ke atas sambil melangkah mundur agar mendapatkan bola tersebut.

Byuurr!

Bukanya medapatkan bola, laki laki mungil,  justru malah tercebur ke dalam sungai setinggi 2 meter.

"Tow-long! Tow-long! ak-hwu!" triak laki laki mungil meminta tolong dengan suara yang tak jelas karena mulutnya selalu kemasukan air sungai.

Di sisi lain, laki laki berwajah tegas ketakutan. Ia ingin menolong sepupunya namun ia tak bisa berenang.

"betahanlah!" ucapnya lalu pergi mencari orang dewasa agar bisa menolong sepupunya itu.

Laki laki mungil mulai kelelahan bahkan hampir kehilangan kesadarnya. Membuat dirinya tengelam ke dalam sungai.

Namun...

Samar samar ia melihat sosok seseorang yang mendekatinya.

Rambutnya panjang...

"Apa dia perempuan? Atau mungkin dia hantu di sungai ini? Jika iya,  aku tak ingin mati di makan olehnya! Siapapun tolong aku!!" ucap laki laki itu dalam hati

Laki laki itu pun meronta ronta di dalam air sambil ketakutan. Sedangkan sosok tadi semakin mendekat lalu menarik laki laki mungil dan membawanya ke permukaan.

"host... host... Hey!  Sadarlah!" teriak perempuan itu sambil menampar laki laki mungil karena sedari tadi menutup matanya ketakutan.

Laki laki itu mulai membuka matanya perlahan, dan melihat sosok gadis kecil dengan pipi kemerahan karena lelah.

"ternyata kamu perempuan" ucap laki laki itu dengan polosnya.

"hahaha pertanyaan yang sangat konyol" jawab perempuan itu sambil berusaha membawa laki laki mungil ke pinggir sungai.

"kita sudah samapai." Akhirnya mereka bedua sampai di pinggir sungai.

"te-terimakasih...-" ucapan laki laki itu terputus karena tidak tau nama perempuan itu.

"Zenoyi Mina.  Panggil saja Mina" ujarnya dengan senyum yang tak pernah luntur itu.

"ah... Okey. Terimakasih banyak Mina~!! Aku berutang nyawa pada mu" ujar laki laki itu.

"Hahaha perkataan mu itu sedikit mengerikan bagi Mina. Mina menolong dengan tulus kok. Tenang saja~" ucapnya dengan kekehan yang tak henti.

"lucu sekali. Dia memanggil dirinya dengan namanya sendiri. Benar benar unik" batin laki laki itu sambil terus menatap perempuan itu.

Nama atau Wajah? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang