Harum dari aroma masakan dan juga bising dari arah luar membawa kesadaran menyergapnya sedikit demi sedikit. Satu hal yang bisa ia tangkap saat ini adalah ketika menemukan dirinya terbaring di ranjang berukuran sedang dengan nuansa kamar berwarna putih. Satu tangan bergerak menekan kepalanya yang terasa pening, lalu melirik kearah jendela terbuka di sisi kiri.
Dia berada dimana?
Bunyi dari arah jam kembali membuat Joohyun terfokus. Pukul delapan pagi? Perlahan tubuhnya mulai beringsut untuk duduk meskipun susah payah. Tubuhnya terasa remuk dan sakit dimana-mana, sudah berapa lama ia tertidur? Bagaimana bisa ia terbangun di dalam kamar seseorang sementara ia masih mengingat betul bahwa terakhir kali dirinya berada diatas kapal besar milik Sowon.
Suara derit pintu mengalihkan atensi Joohyun, tangannya secara refleks meremas selimut ketika mendapati pria bersurai coklat memasuki kamar yang tengah dirinya tempati. Pemuda jangkung dengan mata berwarna hazel itu sekiranya membawa efek keheranan dan juga cemas secara bersamaan baginya. Sebab, ia tidak mengenali siapa pemuda ini dan juga apa tujuannya.
"Kau sudah bangun rupanya, kepalamu masih terasa sakit?"
Bukannya menjawab Joohyun justru melontarkan pertanyaan yang sekiranya mengganggu kepala.
"Sudah berapa lama aku disini?" Tuturnya tanpa banyak basa-basi.
Dengusan kecil terdengar. "Kau baru bangun setelah tiga hari lebih delapan jam." Sahutnya sembari meletakkan piring berisi makanan diatas nakas lalu menarik kursi kecil untuknya agar duduk tepat di samping ranjang yang tengah Joohyun tiduri.
Melihat bagaimana jarak mereka yang sedikit lebih dekat Joohyun bergeser menjauh ke sisi kanan. Ia tidak nyaman berada dekat dengan orang asing, apalagi ia tidak mengenalnya sama sekali.
"Aku dimana?" Kali ini butuh beberapa detik pertanyaannya di jawab.
Sebab entah apa yang menarik, pemuda itu hanya menatapnya lurus dengan sorot mata penuh seolah tengah memindainya. Apa ada yang salah dengan dirinya? Apa maksud dari tatapan mata yang memberinya begitu banyak pertanyaan. Lagi-lagi pemuda itu membuat Joohyun tidak nyaman, sungguh ia ingin beranjak pergi jika ia tidak dalam keadaan lemah begini. Ia tidak suka dengan situasi ini.
"Swiss." Joohyun mengerjap beberapa saat.
Apa?
"Kita berada di Gruyeres, Swiss." Lanjutnya membuat kedua mata gadis itu melotot lebar antara terkejut dan tidak percaya.
Bagaimana bisa ia berada di──
"Joohyun!" Merasa terpanggil pertanyaannya kembali tertelan di pangkal tenggorokan.
Sowon, gadis bersurai hitam itu menenteng beberapa paperbag sembari beranjak mendekatinya secara terburu-buru.
"Kau sudah bangun? Ya tuhan. Bagaimana bisa kau tidak meneleponku Sam!" Protesnya sembari melempar tatapan tajam.
"Dia baru bangun." Sahut pemuda bernama Sam sembari beranjak bangun membiarkan Sowon duduk di kursi yang sebelumnya ia duduki.
"Joohyun maafkan aku, aku tidak bisa membawamu ke rumah sakit besar. Hanya Sam yang bisa membantuku disini. Jaehyun berada di bawah sedang memarkir mobil, dia yang membawa kita ke Swiss tiga hari lalu setelah kapal kita berhenti di pelabuhan terdekat. Kita tidak akan aman jika kita tetap berada di Korea, Taehyung pasti mengetahui dimanapun kita berada." Ujarnya sembari menggenggam tangan kurus gadis bermarga Bae itu seraya memberi tatapan sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐫𝐞𝐚𝐭 𝐂𝐡𝐞𝐚𝐭𝐞𝐫 | 𝚟𝚛
Fanfiction• 𝐓𝐚𝐡𝐚𝐩 𝐫𝐞𝐯𝐢𝐬𝐢 √ 𝘛𝘩𝘦 𝘭𝘪𝘦𝘴 𝘵𝘩𝘢𝘵 𝘦𝘹𝘪𝘴𝘵𝘦𝘥 𝘧𝘳𝘰𝘮 𝘵𝘩𝘦 𝘴𝘵𝘢𝘳𝘵 𝘸𝘪𝘭𝘭 𝘯𝘰𝘵 𝘣𝘦 𝘦𝘢𝘴𝘺 𝘵𝘰 𝘤𝘰𝘷𝘦𝘳. 𝘛𝘩𝘦 𝘭𝘪𝘦 𝘸𝘪𝘭𝘭 𝘣𝘦 𝘳𝘦𝘷𝘦𝘢𝘭𝘦𝘥. 𝘔𝘢𝘪𝘯 𝘊𝘢𝘴𝘵 : - 𝘒𝘪𝘮 𝘛𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 ...