Chapter 1

44 4 0
                                    

Pagi hari di kediaman Taynew sudah disambut oleh teriakan sang kepala rumah tangga yang bingung mencari dasi nya.. kebiasaan sang suami setiap pagi🥱


"Hiinnn!!" Teriak Tay dari kamarnya
"Iya Tay ada apa?" Teriak New tak kalah dari suaminya. "Dasiku yang warna merah ada dimana?? Kenapa tidak ada di lemari?" Kata Tay barusan setelah mencari. New yang sedang berkutat di dapur pun terpaksa menghentikan aktivitas nya karena menyusul Tay. "Chaya tolong teruskan memanggang roti itu ya nak, Ma harus menyusul Pa." Kata New yang berpapasan dengan anak perempuan nya. "Kha Ma" Achaya berkata sambil berlalu ke dapur.


Tay masih saja mencari-cari dasi nya hingga pintu terbuka dan menampilkan sosok yang sudah 18 tahun menjadi istrinya ini. "Bagaimana? Sudah ketemu belum?" Tanya sang istri yang kemudian di balas gelengan oleh Tay. "Sini aku cariin aja." Ucap New sambil membuka lemari, tak berapa lama New pun membawa dasi berwarna merah yang dicarinya tadi. "Ini apa Tay?" Ucap New kesal sambil menunjukkan sebuah dasi berwarna merah. Tay yang melihatnya pun hanya tertawa kecil sedang dalam hatinya berkata sepertinya tadi tidak ada, apa mataku yang tidak ku buka ya? Atau? Ahh sudah lah. "Ini ambillah" kata New seraya memberikan dasi nya. "Pakaikan dong sayang.. sekalian ya.." dengan nada melas, New yang geli melihatnya pun memakaikan dasi itu ke kemeja Tay sambil berkata "Hentikan ekspresi mu itu Tay, kau terlihat mengenaskan.. hahahahah" New tertawa terbahak-bahak sedangkan Tay hanya tersenyum. "Sudah ayo kita turun dan sarapan" ucap New selepas memakaikan dasi suaminya.


Achaya sudah selesai memanggang roti, "Ahh akhirnya selesai juga, saatnya membangun kan adik adik" ucap nya setelah menata makanan di atas meja, pertama dia masuk ke kamar adik pertama nya. 'Tok tok tok' suara pintu yang diketuk, "Nong, kau sudah bangun?" "Sudah P' Chaya" jawab sang adik. "Kalau begitu cepat turun dan sarapan, P' harus membangunkan Nong Frank dan juga Nong Nanon, cepat ya biar tidak terlambat sekolahnya" "Khrab P' Chaya" setelah itu Chaya menuju ke kamar kedua adiknya, dia membuka pintu dan melihat kedua adiknya yang masih bergulung dengan selimut, Chaya pun tersenyum kecil kemudian duduk di tepi kasur milik adek keduanya, "Nong, bangun sudah pagi" kata Achaya dengan nada lembut sambil menggoyangkan badan sang adik, "Emh P', Frank masih mengantuk.." Jawab adiknya, Frank dengan nada merengek "Hoii, hari ini nong masuk sekolah bukan? Kenapa masih tidur, ayo bangun nanti terlambat loh Nong" "Oke oke Nong bangun" Frank bangun dan berjalan ke kamar mandi dengan sedikit mengantuk, kemudian Achaya pindah ke kasur satunya dan membangun adik bungsunya "Nong.. bangun yuk, sudah pagi loh.. hari ini Nong sekolah lho.." "emh Nong tidak mau sekolah P', Nong mau bobok saja" sambil memeluk Achaya "Hoii kenapa begitu... Ayo sekolah, P' akan ikut mengantarkan Nong ke sekolah" bujuk Achaya pada si bungsu "Beneran P'?" Tanya si bungsu dengan mata berbinar nya dia pun segera bangun dan berjalan ke kamar mandi sambil berbicara "Nong akan mandi dan sarapan P', P' Chaya tunggu di bawah ya" Achaya hanya tersenyum




Tay dan New sudah berada di ruang makan sedang menunggu ke empat anaknya untuk makan, tak lama Pluem pun datang dan menyapa ayah dan ibunya "Selamat Pagi Pa, Ma" ucap Pluem seraya duduk di tempatnya "Selamat pagi sayang" ucap New penuh perhatian dan senyuman dari sang Ayah. Tak lama kemudian ketiga anaknya datang dan menyapa Tay dan New "Selamat pagi Pa, Ma" ucap mereka kompak "Selamat pagi sayang, yasudah ayo makan. Ma akan ambilkan kalian makanan." New pun membagikan makanan yang tadi dibuat olehnya. "Emmm rotinya enak sekali... Siapa yang membuatnya?" Kata Nanon sambil mengunyah rotinya "P' Chaya yang membuatnya, enak kan?" Kata New "Uhuk... Uhuk..." Tay tersedak rotinya, New pun segera menuangkan air dan memberikannya kepada Tay "pelan pelan saja Tay" ucap New sambil mengelus punggung nya, Tay memuntahkan seluruh makanannya dan membuang sisa rotinya "Roti nya tidak enak! Cihh" ucap Tay dengan nada ketus sambil menatap Achaya tajam, Achaya hanya diam dan menunduk. "Aku selesai, anak-anak Pa menunggu kalian di mobil saja ya, jangan lama lama" ucap Tay sambil berlalu dari hadapan mereka. New yang melihat kelakuan suaminya itu pun hanya mampu menggeleng kan kepalanya "Ck ck si keras kepala itu.. Ya Tuhan.." Achaya yang dari tadi diam dan menunduk pun lebih memilih membereskan sisa makanan Pa nya "sudahlah nak, biarkan Ma saja yang membersihkan, Kalian berangkatlah ke sekolah" ucap New dengan penuh kasih sayang "T-tapi Ma" belum sempat Achaya melanjutkan perkataannya new sudah menjawab dulu "Nak, tidak apa apa, ini sudah tugas Ma, Ma minta tolong maaf kan Pa na?" "Tidak papa kok Ma, Chaya sudah terbiasa" ucap Chaya sambil tersenyum lebar "Ma tidak boleh sedih... Yasudah Chaya dan adik adik berangkat ke sekolah dulu ya Ma, Ma jaga diri dirumah Okee" Kata Chaya sambil berlalu dari dapur bersama ketiga adiknya.

Sesampainya di sekolah masing-masing, Tay pun pergi ke kantor. Ia masuk ke ruangannya dengan kasar lalu duduk, Off yang melihatnya merasa heran "Hoi Peng! Kau terlihat frustasi, ada apa?" Kata Off sembari duduk di sofa tamu ruangan Tay, "Biasa" ucap Tay dengan tidak santai nya. Off menghela nafasnya "Nong Achaya?" Tay melirik Off dengan tajam, Off pun melirik tidak kalah tajam "Apa! Kenapa kau melirik ku seperti itu? Benar kan? Memangnya kenapa sih dengan dia? Dia anak yang cantik, baik, dan cerdas, apa yang membuat mu begitu membencinya Peng?!" "Kau tidak tahu Off! Aku sangat sangat membencinya! Dia! Ah! Aku tidak ingin mengingatnya." Ucap Tay penuh emosi. Off hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, mereka pun kembali beraktivitas seperti biasa.

Di sekolah, Achaya berjalan sendiri di koridor sambil tersenyum kepada teman teman yang lain hingga suatu tepukan mengagetkan nya 'Puk' Achaya berbalik dan kaget "Hoiii P'! Mengejutkan aku saja, untung tidak jantungan, kalau jantungan bagaimana bisa-bisa a--" sebelum melanjutkan perkataannya P' yang di maksud Achaya sudah menjawab "Hoi hoi hoi.. aku cuma mengagetkan mu tapi kau sudah marah marah seperti singa saja Nong" ucapnya sambil tersenyum "Tapi P' Jj juga kan yang memulai duluan" Kata Achaya sambil pura-pura merajuk. JJ yang merasa bersalah pun meminta maaf kepada Achaya "maaf ya nong.. P' kan hanya bercanda ayolah." sambil memukul bahu Achaya lembut, Achaya yang melihatnya pun tersenyum "dai dai.. lain kali tidak boleh diulang na P' oh ya P' Aj dimana? Kok P' sendirian?" Tanya Achaya Penasaran "Ohh P' Aj sedang sakit jadi tidak berangkat" Achaya hanya mengangguk.

Siang hari tepatnya pukul 11.15 waktu setempat Tay menjemput ketiga putra nya dari sekolah. Selama perjalanan pulang hening menyelimuti hubungan anak dan ayah itu hingga si bungsu bertanya untuk memecah keheningan diantara mereka "P' Pluem kenapa kita tidak menjemput P' Chaya juga? Bukankah hari ini P' Chaya pulang pagi sama seperti kita?" Ucap Nanon dengan polosnya tak tahu bahwa ayahnya tidak suka percakapannya, Pluem yang mengetahui bahwa ayahnya terlihat tidak suka dengan ucapan Nanon pun menimpali ucapan Nanon "P' Chaya sedang ada tambahan kelas Non" Kata Pluem sambil tersenyum teduh kepada adik bungsunya itu. Nanon yang memang sejak awal tidak mengetahui ekspresi ayahnya pun menyahuti perkataan kakak nya "Tapi kan P' Pluem," sebelum melanjutkan perkataannya Nanon, Frank dan Pluem dibuat terkejut karena jawaban dari ayahnya "Dia bisa pulang sendiri!" kata Tay menimpali ucapan anak bungsunya.




To be continue....

Our Regret -TAYNEW-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang