Chapter 01

587 90 45
                                    

Jisoo tersenyum sambil mengelus perutnya, ada kehidupan di dalam sini, tentu Jisoo senang ia berharap adanya anak ini bisa mengubah pernikahan mereka.

Jisoo meringis mengingat pernikahannya dengan Jaehyun tidak berjalan selayaknya suami istri. Memang pernikahan ini bukan di dasari dari cinta melainkan perjodohan, awalnya Jisoo ragu untuk menjalani semua ini tapi seiring berjalannya waktu ia menjadi terbiasa dan berusaha membuka hatinya untuk Jaehyun.

Berbanding terbalik dengan Jisoo, sifat Jaehyun malah dingin dan arogant. Jisoo tahu ini perjodohan, Jisoo juga tahu Jaehyun tidak mencintai Jisoo, tapi tidak ada salahnya kan menghargai orang lain? Jisoo ini wanita, wanita untuk di jaga di sayang di hargai bukan di perlakukan seperti ini.

Selama 3 tahun menikah dengan Jaehyun Jisoo tidak pernah sama sekali merasakan kasih sayang dari sang suami, selama tiga tahun ini juga ia mendapat perlakuan kasar dari jaehyun.

Jaehyun bersikap seolah olah di rumah mewah ini kosong tanpa berpenghuni. Ia selalu mengabaikan Jisoo, jangankan menyentuh melirik saja kadang tidak. Jaehyun sering sekali bermain fisik dengan Jisoo, menamparnya, memukul dan menjambak rambut Jisoo misalnya.

Meskipun begitu Jisoo tidak pernah menyerah untuk mendapatkan cinta dari Jaehyun meskipun ia tahu semuanya akan berakhir sama sia sia.

Mengenai Jisoo ia hidup sendiri, orang tua? Jisoo bahkan lupa jika dirinya mempunyai orang tua, orang tuanya sibuk kerja kerja dan kerja mereka gila harta, andai saja orang tua nya tidak menjodohkannya dengan Jaehyun pasti ia masih bersenang senang bersama teman temannya, tentu saja ini karena uang, apalagi yang ada di pikiran mereka selain uang? Tidak ada.

Jisoo sempat berpikir untun apa keluarga Jaehyun rela menjodohkan anaknya dengan Jisoo kalau akhirnya keluarga Jung juga membencinya. Jisoo tak segan segan mendapat hinaan dari mereka terutama saudara Jaehyun yang bernama Lisa.

Lisa gadis itu sama sekali tak menyukai Jisoo sejak awal. Ia sama saja dengan Jaehyun sama sama kejamnya, suka main fisik.

Tanpa Jisoo sadari air matanya jatuh dengan sendirinya, ia memegangi dadanya yang kian sesak akibat rasa sakit. Ia selalu berpikir dosa apa yang Jisoo perbuat di masa lalu hingga membuatnya seperti ini.

Pintu rumah perlahan terbuka, Jisoo cepat cepat menghapus air matanya dan langsung beranjak dari duduknya menuju pintu depan untuk menyambut sang suami.

Jaehyun yang melihat Jisoo memutar bola matanya malas, ia sangat lelah hari ini apalagi saat melihat wajah Jisoo membuat lelah nya bertambah berkali kali lipat. Tanpa melirik jaehyun berjalan begitu saja melewati Jisoo.

Jisoo tersenyum miris melihat tingkah suaminya itu, ini bukan pertama jisoo sudah biasa mendapat perlakuan sepeti ini. Ia melihat Jaehyun yang semakin menjauh sebelum suara Jisoo menghentikan langkahnya.

"Jaehyun aku hamil"

Jaehyun menghentikan langkahnya saat mendengar ucapan Jisoo barusan. Ia langsung berbalik menghadap Jisoo dengan tatapan tajam dan dingin.

Jisoo tidak berbohong ia beneran hamil anak jaehyun, ingatannya kembali berputar saat malam Jaehyun merampas kesuciannya. Saat itu Jaehyun dengan kondisi mabuk berat memaksanya bercinta semalaman, tentu saja paginya Jaehyun tidak ingat, Jisoo pun hanya bungkam dan ini waktunya ia buka mulut sekalian memberi kejutan pada suaminya harap harap pernikahannya berubah menjadi lebih baik.

"Hamil? Yang benar saja Kim Jisoo, aku bahkan tidak pernah menyentuh mu sama sekali, jadi kalaupun kau hamil itu bukan anak ku" ujar Jaehyun dingin yang mampu menusuk ulu hati Jisoo.

"Ini anakmu Jaehyun, kau yang memaksa ku bercinta malam itu, kau pasti tidak ingat kau mabuk berat" ujar Jisoo menggebu gebu.

"Omong kosong macam apa itu Kim Jisoo, aku tidak pernah menyentuh mu sama sekali, hilangkan janin itu"

Jisoo menutup mulutnya tak percaya saat Jaehyun mengatakan hal tersebut dengan mudahnya.

"Kau benar benar kejam, ini anak kita mana mungkin aku menghilangkannya"

"Ku bilang hilangkan anak sialan itu Kim Jisoo" bentak Jaehyun yang kini sudah di kuasai amarah.

"Tidak dan tidak akan pernah, kalau kau tidak mau aki bisa merawatnya sendiri" ujar Jisoo tak mau kalah.

Jisoo memekik kesakitan saat Jaehyun menarik rambutnya keras membuat ia merintih kesakitan. Jaehyun langsung menampar pipi Jisoo keras.

"Jika kau tidak mau, biar aku saja" ujar Jaehyun dengan senyum iblisnya.

Sedetik kemudian ia menyeret Jisoo menuju kamar mandi dengan kasar.

"Jaehyun lepas" teriak Jisoo ketakutan bukan ia tidak takut kalau dirinya di sakiti Jaehyun yang lebih ia takuti janin di kandungannya mengingat kadungnya di tahap pertama tentu saja masih lemah.

Sesampainya di kamar mandi Jaehyun langsung menghempaskan tubuh Jisoo di lantai yang basah. Ia langsung memulai aksinya menyiram tubuh Jisoo dengan air dingin tanpa henti.

Tidak sampai situ saja, Jaehyun bahkan menendang nendang tubuh Jisoo sesekali memukulnya.

Jisoo hanya menangis ia sekuat tenaga melindungi perutnya dari serangan Jaehyun. Rasa dingin, perih dan sakit menjalar yang menjalar ke seluruh tubuhnya tidak sebanding dengan rasa sakit hatinya.

Hatinya seperti di tusuk ribuan duri dan pisau rasanya sakit sangat sakit dan menyesakkan menerima kenyataan ini.

Harapan Jisoo tentang adanya anak di antara mereka yang dapat mengubah pernikahan mereka menjadi lebih baik pupus dalam sekejap.

The Guardian Angel (Jisoo x Jaehyun x Sehun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang