SABAR (eps.1)

29 10 6
                                    

Hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke 18 . Namaku Fazra , aku memiliki adik kecil bernama Nendra umurnya 15 tahun dan ibuku bernama Keke yang berumur 39 . Pada hari ulang tahunku aku mendapat kabar buruk , karena ayahku meninggal . Ayahku meninggal , karena saat bertugas di sebuah Pelabuhan ada sebuah kapal yang meledak . Kami pun serentak menangis karena tak kuasa untuk menahan kesedihan kami .

(beberapa bulan kemudian)

Sejak saat itu , keluarga kami jatuh miskin . Pada suatu hari pun aku berkata pada ibu .

"Bu , sepertinya aku berhenti untuk sekolah ." kata fazra

"Mengapa kamu memutuskan untuk berhenti sekolah nak ?" tanya ibu dengan raut wajah yang bingung

"Bu , aku hanya ingin meringankan beban ibu , yang membayar biaya sekolah aku dan Nendra ." jawab Fazra

"Ibu tidak apa-apa nak , yang penting kamu dapat meraih mimpimu ." jawab ibu dengan nada yang lembut

"Bu , Aku hanya ingin membantu ibu mencari uang untuk kebutuhan hidup kita , dan juga agar Nendra dapat sekolah yang lebih bagus ." kata fazra

"Ya sudah jika itu kemauanmu nak ." jawab ibu

Sehingga aku pun rela untuk tidak sekolah demi Nendra dapat bersekolah . Sehingga di suatu hari Nendra pun bertanya kepadaku .

"Kak , mengapa kakak melakukan hal ini ?" ucap Nendra sembari menangis

"Tidak apa-apa Nendra , kakak hanya ingin kamu dapat berpendidikan yang bagus ." ucap Fazra

"Kak , terima kasih telah rela berkorban untukku agar aku dapat sekolah yang bagus , sementara kakak sendiri tidak dapat bersekolah ." ucap nendra sembari menangis dan berlari untuk memeluk sang kakak

"Iya , sama-sama ." jawab Fazra

Setelah kejadian tersebut , yang aku lakukan selama ini hanya membantu ibuku memasak berbagai macam lauk ataupun yang lainnya dan membantu ibu membeli bahan untuk membuat makanan ke pasar dan di rumah untuk bersiap berjualan di rumah , karena ibuku memiliki sebuah warteg demi dapat menghasilkan uang untuk makan dan membayar sekolah Nendra .

Kami menjalani hidup ini dengan bersyukur , karena Tuhan masih memberikan kami sebuah harta yang cukup .

(beberapa bulan kemudian)

Disuatu hari keluarga kami sedang melakukan aktivitas seperti biasa pada hari-hari lainnya . Disaat aku dan Nendra sedang beristirahat (tidur) . Aku mendengar suara aneh seperti ada suara yang saat ada sesuatu yang terbakar .

Saat aku membuka pintu kamarku dan benar , aku melihat ada asap yang cukup tebal di dalam rumahku dan secara spontan aku pun teriak .

"Aaaaaahhhh !" dengan suara yang sangat kencang

Aku pun langsung berlari menuju kamar Nendra dan membangunkannya .

"Nendra , Nendra ! Bangun...!" dengan nada suara yang panik

Nendra pun bangun

"A,A,ada apa kak ?" suara Nendra yang bingung dan masih belum menyadari apa yang terjadi

"Ada asap , ayo pergi mencari ibu . Cepat !" tegas Fazra

"I,I,iya kak !" nada suara Nendra yang tidak bisa berkata-kata

Nendra yang baru saja menyadari hal yang terjadi pun langsung segera menuruti perkataan fazra .

"Ayo ! mari kita cari ibu ." kata Fazra

Setelah beberapa menit .

"Kak !" suara teriakan Nendra

"Iya !" sahut Fazra dengan berlari menuju suara Nendra yang berada di meja makan rumah mereka

Mereka pun menemukan ibu mereka yang tertidur disana

"Bu , bangun bu !" kata Fazra

Ibu menjawab "Ada apa nak !" dengan nada yang terkejut akibat teriakan Fazra yang membangunkannya

"Bu ! ada api bu...!" sahut Fazra dengan keadaan api yang di dapur semakin membesar

"Astaga nak , Ibu lupa mematikan kompor !" sahut Ibu dengan nada yang panik dan rasa takut

"Ayo nak , mari kita selamatkan diri kita !" tegas sang Ibu

Merekan pun semua dengan cepat keluar dari rumah itu dan mencari bantuan para warga .

"Tolong ! Tolong ! ..." bertiaklah mereka semua

Beruntung lah ada warga yang masih peduli dengan mereka , karena mereka selalu baik kepada warga disana

"Ada apa buk ?" warga serentak bertanya

"Rumah saya terbakar pak , buk !" sahut mereka

"Ayo semua mari bantu mereka ! ayo segera cari air dan siram kan air !" sahut warga dengan semangat membantu keluarga mereka

Setelah berjam-jam , akhirnya apinya pun padam . Namun sayangnya , semua barang merekat telah habis terbakar oleh api itu .

"Buk , kami turut bersedih atas kejadian ini ." ucap para warga

"Terima kasih bapak-bapak dan ibu-ibu . Telah membantu memadamkan apinya ." jawab mereka dengan sembari menangis

SABARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang