AJIK

44 15 19
                                    

  

Ajik, tetanggaku mencak-mencak ingin aku bersosialisasi untuk penanggulangan Covid-19. “Kita kan masih muda, masih panjang usia. Sok lah ga apa-apa sosialisasi doang, ” ujar Ajik yang membuatku tergerak menuruti perkataannya. Sebagai influencer hal seperti ini tak cukup asing menurutku. Apalagi bapakku seorang konglomerat. 

Dua hari berlalu, aku dan Ajik memulai kegiatannya. Aku menghabiskan sebagian uangku yang banyak untuk berdonasi, melakukan penyuluhan di sosial media-ku yang memiliki jutaan pengikut, serta menerima tawaran dari beberapa kampus untuk menjadi pemateri di beberapa webinar yang berkaitan dengan Covid-19. Lain halnya Ajik, ia berkelana, mengelilingi kota dan desa untuk menyosialisasikan ke masyarakat cara menghindar dari virus Corona. 

Dua minggu berlalu, aku ingin menghampiri rumah Ajik yang letaknya empat blok dari rumahku. Dikejutkannya diriku setelah melihat beberapa orang berkerumun di depan rumah Ajik. Aku bertanya pada Mpok Suti tentang apa yang sedang terjadi. "Ajik meninggal, katanye sih gara-gara Corona."

©liandrari 151O2O

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AJIK - PentigrafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang