RESET

491 59 31
                                    

I'm ready to forgive youBut, forgetting is a harder fight

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I'm ready to forgive you
But, forgetting is a harder fight

"Kamu udah ketemu papi?" Tanya Heejin setelah mendengar cerita Hyunjin, bagaimana pemuda itu bisa menemukannya disini.

Dia sudah tidak heran lagi sebenarnya jika mendapatkan fakta jika Hyunjin selalu bisa mengetahui segala informasi tentang dirinya.

Hyunjin mengangguk. "Can we-"

Kalimat itu tergantung di udara saat pintu ruangan Heejin diketuk oleh seseorang, baik Hyunjin maupun Heejin sama-sama menoleh.

"İçeri gel!" (Masuk!) Titah Heejin, dan pegawai yang mengetuk pintunya itu kini menampilkan wajahnya sambil melempar senyum canggung.

"Özerkan Hanım burada bayan." (Bu Özerkan udah dateng, mbak.)

Kalimat itu langsung disambut dengan anggukan kepala oleh Heejin, gadis itu bangkit dari sofa sambil merapikan lagi penampilannya dengan gesit.

"Sebentar, ya." Pamit Heejin, suaranya masih parau.

"Aku nunggu di sini?" Tanya Hyunjin. Tapi pertanyaan itu adalah pertanyaan yang sudah memiliki jawaban yang jelas, sehingga Hyunjin tidak perlu bertanya lagi seharusnya.

Kepala Heejin mengangguk singkat dengan tatapan ragu. "Kamu mau liat-liat isi toko?" Tanya gadis itu balik, bingung.

Seketika saja Hyunjin terkekeh dan menggeleng untuk menanggapi tawaran barusan, perjalanan Ankara ke Göreme tidak bisa dibilang singkat, badannya masih letih. "Enggak deh, disini aja."

"Okay." Sahut Heejin pelan dan ikut tersenyum, tangannya menunjuk makanan yang tersedia di meja yang ada di depan Hyunjin. "Cobain gih, enak kok, tapi jangan dihabisin."

Setelah gadis itu benar-benar meninggalkan Hyunjin sendirian di ruangannya, Hyunjin bisa kembali sibuk dengan apa yang ada di kepalanya.

Keadaannya sekarang tidak jauh lebih baik daripada sebelumnya, setelah obrolan mereka tadi, setelah Heejin menyuarakan semua keresahannya, setelah Hyunjin menjelaskan dirinya pada Heejin, keadaan mereka menjadi sekedar baik.

Hanya baik, tidak ada kata lain yang bisa menggambarkannya.

Hyunjin frustasi menghadapi hal ini, di antara dirinya dan Heejin, semua masalah seakan sudah selesai, tapi bukan dalam artian mereka kembali bersama.

Mereka malah seperti menjadi selesai dengan baik, dan jelas itu bukan yang Hyunjin inginkan. Dia ingin kembali memiliki Heejin seutuhnya, tapi gadis itu menahan dirinya.

Mungkin memang belum sampai pada waktunya, tapi Hyunjin merindukan Heejin sebagai gadisnya, sebagai miliknya.

Hyunjin akui, dia memang tidak tau diri, dia berharap terlalu tinggi, semua orang bisa menyalahkannya, tapi perasaannya memang benar-benar berjalan seperti itu.

[3] BACK 2 UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang