1. Bara?

35 9 0
                                    

SMA Dirgantara merupakan sekolah yang diidamkan oleh semua orang. Sekolah yang berkelas, dihuni dominan otak encer dan IQ tinggi. Dan yang paling utama dihuni dengan banyak paras yang rupawan.

Hari ini terpampang jelas spanduk bertuliskan 'Selamat Datang Siswa-Siswi Baru SMA Dirgantara'. Yup! Hari ini adalah tahun ajaran baru. Mata para cowok SMA Dirgantara sudah stand by untuk mencari mangsanya. Ada yang menunggu di dekat gerbang sekolah, pos satpam, parkiran, lantai atas, dan koridor. Para siswi baru banyak yang menundukkan kepalanya karena malu, namun ada juga yang tak segan-segan mengangkat kepalanya dengan angkuhnya dan tebar pesona.

Namun parkiran dan gerbang sekolah yang semulanya ramai, sekarang banyak orang yang minggir setelah mendengar deru motor yang memasuki area parkiran. Tentu saja para kaum hawa tidak akan melewatkan hal ini setiap hari. Ada yang menjerit kagum, lebay, dan menjerit dalam hati. Siswi baru tentu saja sudah tau siapa itu yang datang.

Most Wanted-nya SMA Dirgantara. Dengan 3 anggota. Leonardo Marchelino, Abimanyu Pramudya, dan yang paling dikagumi seantero sekolah, Alby Senja Batubara.

"GILA ITU KAK SENJA KENAPA BISA GANTENG BANGET?! IBUNYA NGIDAM APA YA?!" Teriak cewek di pojokan parkiran.

Ketiga most wanted itu memarkirkan motornya. Momen yang paling ditunggu adalah saat Senja dan kedua temannya melepas helm full face-nya dan merapikan rambutnya.

"ALLAHUAKBAR! SUBHANALLAH! MASYAALLAH!" Teriak cewek yang memakai kerudung di dekat gerbang itu saat melihat Senja melepas helmnya dan merapikan rambutnya.

"Hatiku bergetar masss!" Ucap cewek berkuncir kuda di sebelahnya.

"Gila gila gilaaa! Kak Senja ganteng banget gilaaa! Ini mah bukan manusia ini!" Puji cewek bername tag Gisel itu sembari geleng-geleng dan menatap Senja dengan takjub.

Senja dan kedua temannya turun dari motornya dan berjalan ke pintu masuk sekolah. Mereka sudah terbiasa dengan teriakan para hawa itu. Setiap pagi dipuji, diteriaki, bahkan ada yang nekat menembak. Padahal mereka tidak melakukan apapun.

"Ck ck ck. Senja!" Tegur Pak Wisnu selaku guru piket dan BK. "Kamu mau sekolah apa tawuran?! Baju dikeluarin gak dikancing! Ayo dikancing! Mau bapak catat?! Itu Leon juga! Masa kalah sama Abimanyu." Abimanyu tersenyum membanggakan dirinya. Sedangkan Senja dan Leon meliriknya sinis.

"Ayo cepat! Kalian gak malu dilihat adik kelas kalian? Seharusnya kalian itu jadi kakak kelas yang jadi panutan!" Sembur Pak Wisnu.

Senja dan Leon pun merapikan seragamnya. Setelah itu salim kepada Pak Wisnu. Ketiganya berjalan di tengah-tengah koridor. Leon dengan matanya yang jelalatan mencari mangsa. Abimanyu yang terkenal murah senyum kepada siapapun membuat siapa saja yang disenyuminya meleleh. Sedangkan Senja berjalan dengan matanya yang lurus ke depan, kedua tangannya masuk ke dalam saku, raut wajahnya datar dan jarang berekspresi sudah menjadi kebiasaannya. Namun Senja hanya berjalan seperti itu sudah mampu membuat kaum hawa yang melihatnya menjadi klepek-klepek.

"Hai cantik," sapa Leon saat menemukan siswi baru yang berjalan lawan arah dengannya.

"Fakboinya kumat," celetuk Abimanyu yang sering dipanggil Abi.

Ketiganya pun memasuki kelas XI IPS 3. Tentunya juga menarik perhatian teman sekelasnya. Leon pun mulai merusuh di bangku bagian depan.

"GITA!" Seru Leon dengan menggebrak meja Gita selaku sekretaris kelas itu. "Liat tugas matnya dong. Lo kan pintar dan baik hati. Nanti gue comblangin sama Abi deh," ujar Leon yang mulai ngalus.

"Temen lo kan pinter ngapain minta gue," ketus Gita.

"Dia?" Tunjuk Leon pada Senja yang sudah duduk di bangku belakang. "Mana mau dia. Pelit minta ampun. Heran juga gue, jarang masuk kelas tapi bisa pinter gitu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bunga SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang