Hallo everybody namaku Langit Biru Bramantyo. Sedikit cerita tentang arti namaku, Ayahku sendiri memang pengagum langit biru cerah. Ketika langit sedang cerah dan kebetulan sedang libur bekerja, pasti ayah memilih beraktivitas di luar rumah, seperti merawat beberapa tanaman sayuran dan bunga-bunga kesayangannya dihalaman rumah, tidak ketinggalan ditemani dengan secangkir teh tawar kesukaanya. Itulah mengapa aku dinamai Langit Biru dan tak lupa terselip doa kedua orang tuaku agar aku tak hanya menjadi langit biru yang cerah bagi diri sendiri tetapi juga untuk siapapun, ceilehhh.
Aku terlahir di keluarga yang amat sederhana, Ayahku bernama Agung satrio Bramantyo. Ayah dahulunya seorang supir taxi, sekarang lebih memilih pensiun dini dan memilih untuk melakukan hobinya yaitu bercocok tanam, siapa sangka dua tahun setelahnya ayah sudah memiliki sdbidang tanah yang ditanami beberapa jenis sayur mayur dan buah - buahan. oke cukup tentang ayahku.
Ibuku bernama Sari Wulandari. Ibuku seorang ibu rumah tangga yang kesehariannya mengabdikan dirinya mengurus keluarga, semenjak aku lulus SMA dan pergi berkuliah di luar kota, ibuku hanya mengurus ayahku, dari situ Ibu mulai mengisi waktu luangnya dengan membuka usaha cathering kecil kecilan dari tabungan yang dikumpulkan sedari dulu.
Dan terakhir aku, aku lahir di Sleman, Yogyakarta. Kedua orang tuakupun asli Orang Jogja. Aku tinggal di sebuah desa kecil nan sejuk di kaki Gunung Merapi, Yogyakarta. Dari SD sampai SMA aku lebih memilih bersekolah yang tidak jauh dari rumahku. Saat lulus SMA aku memberanikan diri memutuskan untuk mencoba hal baru yaitu memilih melanjutkan kuliah di luar kota, dan akhirnya aku diterima disalah satu Universitas bergengsi di Bandung.
Saat memutuskan keluar daerah, ibuku sangat sulit melepaskan anak laki-laki satu-satunya ini pergi keluar kota.
Dengan meyakinkan ibu dan ayah kalau aku akan sukses akhirnya aku mampu meyakinkan kedua orang tuaku terutama ibu untuk memberikan kepercayaannya padaku. Ayahku yang juga sayang kepadaku memberiku modal yang cukup besar bagiku, agar aku tak kesulitan memulai dan menyesuaikan awal hidupku ditanah perantauan. Sejujurnya, berat bagiku untuk menerimanya, karena jumlah itu sangat besar bagiku, anak yang baru saja menapaki dunia luar Jogja dan belajar hidup mandiri. Namun apa daya aku tak mampu menolak.Singkat cerita, sampailah aku di Bandung, kota kembang. Disinilah aku mulai merajut masa depanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Biru
RomanceAku berjumpa denganmu itu rencana Sang Pencipta, ketika kita menjadi satupun atas restu Sang Pencipta. Waktuku habis hanya untuk mencintaimu, sekiranya kau dapat mendengar, inginku sampaikan "Selamat malam cinta, sekarang tidurmu sudah lelap. Selam...