Ugi

86 4 0
                                    

"Aku mau putus."

"Kenapa? Apa aku salah? Dimana kesalahanku katakan biar nanti aku perbaiki "

"Tidak ada yang salah dalam dirimu, hanya aku ingin putus. Ingat jika cinta tidak bisa dipaksakan."

Setelah mengatakan hal tersebut, dia langsung berjalan menjauhiku. Padahal aku belum sempat mengiyakan atau menolak ajakan putus darinya. Di putuskan secara sepihak ya? Ha ha ha takdir memang lucu. Kemarin saja dia janji tidak akan meninggalkanku, dan akan selalu bersamaku sampai maut memisahkan tapi apa ini, dia yang mengingkari janjinya.

Katanya cinta tidak bisa dipaksakan. Huh omong kosong belaka.

***

Terhitung sejak 2 hari lalu dia memutuskanku, dan sejak saat itu aku lebih sering diam dan menghabiskan waktuku di taman. Menggambar orang-orang yang berlalu lalang dan juga menggambar pemandangan taman.

Healing mungkin itu yang saat ini aku lakukan. Mengobati diri sendiri agar lebih baik.

Ah aku lupa memperkenalkan nama. Namaku Oetari Giana Wardana, orang-orang sering memanggilku ugi. Seperti nama anak perempuan ya. Tapi aku seorang laki-laki, tapi kata sebagian orang namaku cocok denganku.

Ya cocok, karena aku memiliki wajah yang cantik, kulit putih bersih, senyum yang manis, dan tinggi badan yang tidak terlalu tinggi. Bahkan kata sebagian orang jika dibandingkan dengan wanita, mereka kalah cantik denganku. Sedikit berbangga diri karena ini.

Saat ini aku sedang berjalan di tepi sungai. Aku ingin mengganti suasana, dari yang semula di taman sekarang di sungai. Setelah menemukan tempat yang cocok dan objek untuk menggambar. Aku segera membuka kertas gambar dan alat gambarku, dan memulai menggambar.

Sekitar setengah jam berlalu aku larut dalam kegiatan menggambar. Kini aku mengistirahatkan tengkuk leherku, dan ku pandangi pemandangan sekitar danau. Tetapi saat melihat objek yang sangat familiar denganku aku pun terkejut. Itu adalah paca - ah maksudku mantan pacarku, dia sedang bercumbu dengan seorang wanita. Mereka bercumbu sangat lama dan sepertinya mereka juga saling mencintai.

Ku tertawakan lagi takdirku dan alasannya untuk putus denganku. Tidak ku sangka secepat ini dia menemukan penggantiku, bahkan kita putus belum ada waktu seminggu.

Cinta tidak bisa dipaksakan.

Ah aku jadi mengingat kata-katanya tentang cinta. Betapa bodohnya aku tidak mengerti, bahwa dia memutuskanku karena sudah bosan denganku. Aku memang sedikit bodoh. Kenapa tidak dari awal saja alasannya putus denganku karena bosan, kenapa harus membawa kata-kata cinta itu.

Ugh sialan

Kata batinku saat kusadari liquid air membasahi pipiku. Buru-buru aku pergi dari sana sebelum hatiku merasakan sakit yang terlalu dalam.

Aku tak tau harus pergi kemana saat ini, tapi kakiku membawaku ke taman yang sering ku kunjungi. Disana aku menangis dengan kencang, meluapkan semua kepedihan yang sedari tadi kutahan. Ingin sekali membencinya tapi semakin aku membenci dia, semakin sakit hatiku.

Hari sudah larut, tapi aku masih duduk di salah satu bangku taman. Lelah menangis ternyata aku langsung tertidur.

Mengenaskan sekali nasibku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antara Aku, Kamu, Dia dan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang