Hari sudah menganjak petang, 2 orang sahabat tak juga beranjak dari tempat duduk mereka dikantin. Mereka sedang mengerjakan tugas dadakan yang harus mereka kumpulkan sebelum jam 12 malam. Awalnya mereka ramai namun satu persatu beranjak pergi dan lebih memilih mengerjakan tugasnya di rumah dan kost mereka masing-masing. Kantin sudah terlihat sunyi hanya terlihat beberapa orang yang sedang mengerjakan tugas dan yang lainnya sedang berdiskusi. Kedai-kedai tempat berjualan juga sudah tutup sedari tadi. Jadi ketika mereka haus atau lapar mereka harus berjalan keluar kampus.
Kedua sahabat tersebut bernama Yanto dan Dandi, bisa dikatakan Yanto adalah Mahasiswa yang paling pintar dikelas sedangkan Dandi sebaliknya. Dandi memilih bersahabat dengan Yanto setelah menonton sebuah video motivasi belajar dari youtube, Video tersebut menjelaskan jika anda ingin menjadi orang cerdas anda harus bersahabat dengan orang-orang cerdas. Filosofinya seperti jika anda bersahabat dengan penjual parfume anda akan kebagian harumnya. Begitulah hari-hari mereka meski berat buat Dandi bersahabat dengan seorang Yanto yang egois dan pelitnya minta ampun, Dandi selalu punya cara-cara jitu untuk meluluhkna ego si Yanto. Soal penampilan Dandi lebih baik dari Yanto, karna Dandi adalah tipikal orang yang selalu memperhatikan penampilanya, dia juga dikenal tampan dan banyak ditaksiri cewek-cewek sedangkan Yanto sebaliknya, dia bodoamat soal penampilan sebenarnya dia juga tampan cuman karna sifatnya yang menyebalkan dan kurang merawat diri makanya Yanto cenderung dijauhi cewek-cewek.
"To' lu lapar gak?" Tanya Dandi
"Iya nih, tapi kedai udah pada tutup. Kecuali kalau lu mau keluar"
"Enak aja lu aja yang keluar biar aku yang jagain laptop disini"
"Yaudah kalau gitu, gak usah"
Jawaban Yanto cukup menyebalkan, tapi Dandi tak kehabisan akal.
"Gimana kalau pake duit aku, tapi kamu yang keluar?"
"Nggak" jawab Yanto singkat dan menyebalkan.
"Ahhh dasar lo kampret, yaudah sini duit lo"
"Nih" Yanto sambil menarik uang 5000 dari saku celananya.
"Benar-benar lo yahh, udah nyebelin pelit lagi"
"Yaelahh tambahin 5000 doangg"
Dandi pun beranjak meninggalkan kantin dengan sedikit kesal, tapi nggak benar-benar kesal karna dia sudah tau sifat sahabatnya Yanto. Dandi terus berjalan melewati taman, melewati gedung rektorat dan terakhir melewati pos satpam. Hingga ia sampai dipinggir jalan Raya, didapan kampus biasanya masih ramai pedagang yang membawa gerobak motor. Dandi memilih untuk membeli siomay.
"Bang somay nya dong, bungkus yah"
"Berapa Mas?"
"Dua"
Tiba-tiba Dandi punya ide gila untuk menjahili si Yanto. Dandi Tau kalau Yanto tak suka pedas.
"Yang satu banyakin sambalnya bang"
"Iya mas"
Dari arah jalan raya sebuah mobil berhenti dengan kaca mobil riben, sehingga tak terlihat orang yang ada diatas mobil tersebut. Seseorang membuka pintu depan mobil dari dalam. Karna rasa penasaran Dandi justru menunggu orang tersebut keluar dari mobil. seorang wanita turun dari mobil. dia terlihat menarik sesuatu dari dalam mobil, sebuah tongkat kruk. Wanita tersebut berjalan pincang dengan bantuan tongkat kruk tersebut menuju arah Mereka. Wanita tersebut berwajah teduh, dibalik kerudung merah se merah cahaya jingga sore itu. Wanita itu terus mendekat kini ia tersenyum kearah mereka, senyum yang begitu indah dan terlihat menyenangkan.
"Bang Siomaynya satu dong"
"Yah.. udah habis mba. Baru aja habis dibeli mas nya." melirik kearah dandi.
Dandi masih terdiam, dengan dua bungkus siomay ditanganya.
"Yahh, yaudah dehh bang" dengan nada sedikit lesuh.
Wanita itu lalu kembali kemobil, dengan tongkatnya.
"Ehh Mba, tunggu" panggil Dandi.
Wanita itu menoleh. Dandi menghampirinya.
"Nihh mba, ambil saja punyaku. Kebetulan aku tadi belinya 2" ucap Dandi.
"Nggak apa-apa nih mas?"
"Iya nggak apa-apa, nih" Dandi memberikan salah satu siomay ditanganya.
"Terima kasih yah mas"
Wanita tersebut kembali tersenyum. Senyumnya begitu indah merekah, seperti bunga yang merekah di musim semi. Ia terlihat sangat bahagia.
"Mas, boleh sekalian minta tolong bawain sampai aku duduk diatas mobil nggak?" Tanya wanita tersebut.
"Iya boleh mba" jawab Dandi
"Makasih yah mas"
Mereka berjalan pelan kearah mobil.
"Mba kenapa nggak pesan dari atas mobil aja, kan bisa?" Tanya Dandi.
"Aku tidak ingin menjadikan keterbatasanku sebagai alasan untuk tidak menghargai orang lain mas. Lagipula dekat kok sekalian olahraga hehe"
Dandi tak bisa berkata apa-apa. Ia hanya tersenyum.
Mereka sampai didepan pintu mobil, wanita tersebut membuka pintu mobil, menyandarkan tongkatnya dipintu mobil lalu naik duduk ke atas mobil. Dandi memberikan salah satu siomay ditanganya lalu membantunya menaikkan tongkatwanita tersebut lalu menutup pintu mobil. Wanita tersebut membuka jendela mobil dari dalam.
"Mas Terima kasih banyak yahh" ucap wanita tersebut.
"Sama-sama mba" Dandi tersenyum.
"Namanya siapa mas?" Tanya wanita tersebut.
"Dandi, Dandi saputra" jawab dandi.
"Makasih yah, mas Dandi" ucap wanita tersebut.
Dandi tersenyum, mesin mobil mulai menyala. Wanita tersebut menutup kaca mobil, Sedang Dandi masih disana melambaikan tangan. Tiba-tiba kaca mobil kembali terbuka.
"Nama saya Nisa mas, Nurul Annisa" ucap wanita itu daridalam mobil.
"Sampai jumpa Nisa" ucap Dandi sambil melambaikan tangan.
Mobil itu berjalan pelan kedepan, jauh kedepan sampai tak terlihat. Dandi masih berdiri disana menarik nafas dalam-dalam. Sesuatu seperti tertinggal didadanya, wanita itu meninggalkan decap kagum dalam hati Dandi, meninggalkan rekah senyum yang indah dalam ingatan dandi.
"Semoga kita bertemu lagi" ucap Dandi dalam hati.
Dandi membalikkan badan, ia melihat tukang siomay itu sedang berkemas untuk segera pulang. Tiba-tiba ia teringat sesuatu, ia melihat siomay yang ada ditanganya.
"Waduhhh ini kan" ucap Dandi panik.
Ternyata yang ia berikan siomay untuk Yanto, yang diberi sambal agak banyak. Ia kembali melihat kearah jalan raya berharap mobil itu berbalik, Tapi itu takkan mungkin. Ia merasa tak enak hati. Terus kepikiran wanita tersebut. Dandi berjalan kembali kekantin, melewati rute yang sama, ia berjalan lesuh hingga ke kantin.
"Nihh, siomaynya" ucap Dandi.
"Kok cuman satu dan kenapa mukamu jadi lesuh begitu?" Tanya Yanto
"Gak apa-apa, aku sudah tadi" jawab Dandi.
Petang itu mereka menghabiskan waktu dikantin, menyelesaikan tugas mereka. Rasa lapar Dandi Hilang sama sekali, bahkan saat menyaksikan Yanto makan dengan Hikmat tak membuat selera makan Dandi kembali.
Wanita itu, Nisa terus terbayang-bayang dikepala Dandi, perasaannya bercampur aduk. Rasa kagumnya, rasa tidak enak hatinya dan rasa yang entah apa Dandi tak tau persis. Yang jelas Dandi merasa harus mencarinya dan meminta maaf. Harus!!
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA TENGGELAM DIMATAMU
Короткий рассказ"Kamu tahu selain diufuk barat dimana lagi senja tenggelam?" tanya Dandi. "Hmm nggak tau, memang senja bisa tenggelam ditempat lain?" Tanya Nisa. "Bisa" Jawab Dandi. "Dimana?" Tanya Nisa penasaran. "Selain diufuk barat aku juga melihat senja tenggel...