Bianca

3 0 0
                                    

Semester 4 berjalan dan Bianca masih bergelut dengan club menulis dan sibuk ikut sertifikasi kursus. Tapi disela sela itu pacaran sama Aldi jadi penghibur kepenatannya, Aldi setia nungguin Bianca ngerjain tugas-tugas kuliah, nemenin makan, bahkan saat Bianca kursus Aldi duduk nunggu di depan kelas. 

Mereka jadi pasangan panutan di kampus, Bianca hampir 90% menggantungkan hatinya pada Aldi, apapun yang Aldi mau selalu diturutin. Karena Bianca merasa apapun yang dia berikan nggak sebanding dengan apa yang Aldi berikan, waktu dan betapa Aldi memanjakannya. Persis papanya manjain Bianca. 

Bianca anak ke 2 dari 2 bersaudara. Kakaknya laki-laki terpaut umur 4 tahun. Bianca terbiasa dimanjakan Papa dan Kakaknya. Ini menjadikannya jauh dari kata pacaran sampai saat kuliah dia bertemu Aldi. Yak... Aldi pacar pertama Bianca dan sikap Aldi yang supel dan pinter banget mengambil hati, sukses dapet restu papa mama Bianca. Bahkan mereka menitipkan Bianca ke Aldi selama Bianca ngekos menyelesaikan kuliahnya. 

tahun ke 2 pacaran nggak pernah sekalipun mereka berantem, mereka kemana-mana berdua, Bianca makin manja, bergantung pada Aldi dan seolah Aldi satu=satunya laki-laki yang bisa dekat sama dia.  

Februari 2014

Tepat 1 hari setelah anniversary mereka ke 20bulan, sore yang berangin membuat Bianca malas beranjak dari tempat tidurnya

"kak Bi, nggak pergi?" Luna tetangga kamarnya nongol didepan pintu.

"males Lun, pengen rebahan aja ni..."

"bang Aldi ngga dateng?"

"nggak tau akhir-akhir ini kalo sore dia latihan musik. kayanya sore ini ngga dateng. kalo mo beli makan nitip ya.."

"oke kak,  nanti ak kabarin ya..." Luna kemudian menghilang balik ke kamarnya.

Bianca cek pesan yang dikirim ke Aldi sejam yang lalu, belum ada respon sama sekali. Bianca meraih buku yang dibeli 2 hari  lalu dan mulai membaca sampai akhirnya tertidur dengan pintu kamar masih terbuka.

Jam 7 malam, mbak Lia tetangga depan kamar Bianca masuk ke kamar Bianca yang terbuka

"Bi... bangun, jam segini tidur!" Bianca kaget dan langsung reflek terduduk

"ihhh kaget tauu mbaa..." 

"ya kamu jam segini tidur. Eh pulang jam berapa dari mall?" mba Lia meraih kapas dan micellar water punya Bi di meja rias tanpa melihat ekspresi bingung Bianca

"mall apaan mba? seharian Bi dikos, tidur males kluar" mba Lia baru sadar ada yang salah langsung nengok ke Bi

"sumpah tadi kamu nggak ke mall?" mba Lia batal bersihin muka dan dalam hatinya mulai nggak enak, karena tadi mba Lia jelas ketemu Aldi sama cewe tapi ceweknya kelihatan dari belakang mirip Bi, dan mba Lia ngga sapa karna ramai.

"enggak. mba ketemu aku? atau kembaran aku hehe" Bianca sama sekali ngga berfikir itu Aldi dan langsung mengambil handuk lalu mandi, ninggalin mba Lia yang bengong dan  mencoba berfikir positif meskipun sulit.

Sudah 5 hari setelah kejadian mba Lia salah lihat. Kuliah Bianca libur tengah semester dan Aldi akhir-akhir ini sibuk dengan teman band nya, jadi hanya pagi hingga siang dia nemnin Bianca. makin hari Bianca makin jatuh cinta sama pacarnya ini. 

Sampai tiba kejadian yang tidak pernah sedikitpun dibayangkan Bianca, malam itu bianca menghabiskan hari dengan main game dan ngobrol sama temen-temen kos karena kebetulah hujan mengguyur kota tanpa ampun. Deras dan diiringi angin membuat mereka hanya ingin tinggal dikos. Makanpun mereka memilih layanan pesan antar.

Jam dinding kos menunjukkan pukul 10.30  malam saat layar hp Bi menyala, telepon dari Robert, teman kuliahnya

"hallo Bert, ada apa malem-malem nelpon?" suara diujung sangat berisik. Sepertninya Robert sedang di pusat keramaian, 

"Biii lo dimana?"

"dikos, nah lo dimana berisik aamaat"

"serius lo dikos, lo jangan boong sama gua. lo temen gua gapapa kalo lo mau main ke night club tapi jangan mabok sampe kaya gitu donk..." Robert ngomel diujung sana yang diajak ngomong ngga ngerti sama sekali

"apaan sih Bert, gua dikos sumpah, siapa yang mabok???" Bianca mulei emosi

"serius Bi, bentar jangan ditutup gau keluar dari sini biar ga berisik" Bianca nunggu Robert 

"Hallo bi..." lanjut Robert

"iyaa gimana, gua dikos... lu liat siapa si?" Robert terdengar menghela nafas

"Bi, gua pastiin dulu ya . nanti gua kabarin..."

"Bert maksudnya.."

"tuuuut...." telepon sudah ditutup. 

20 menit kemudian Robert kembali menghubungi Bianca

"Bert... apa sih?" tanya Bi tanpa nunggu Robert bicara

"Bi, lo bisa kesini..., gw kirim alamat sekarang juga lo kesini. Mobil lo ada kan?" Bianca ga ngerti juga kenapa kakinya bergerak reflek dan langsung ke mobil, mbak Lia yang dari tadi disebelah Bianca ngga tinggal diam, feelingnya ngga enak.

"jangan-jangan ada hubungannya sama yang kulihat kapan hari" batin mbak Lia.

"Bi ak ikut, ato sini biar aku yang nyetir" mba Lia ngejar Bianca,  Bianca undah duduk di belakang setir, mba Lia nyusul ke kursi sebelah Bianca. Mereka menembus hujan ke alamat yang dikirimkan Robert. 

Sampai di tujuan ada mobil Robert diparkiran bangunan besar didepan ada tulisan besar "Vila Asri". 

"Bi, sorry...ini pasti ngga lu bayangin tapi gua kasi tau lu karna lu temen gua..." Bianca g mendengar lagi lanjutan ocehan Robert, matanya menemukan mobil Aldi disana dan samar tapi Bianca sangat mengenal sosok yang terlihat di pendopo Vila. Sosok yang sedang berpelukan erat, dengan seorang gadis yang tampak sedang mabuk bergelanyut manja di pelukan Aldi. 

Mbak Lia coba menahan Bi tapi gagal, Bianca berlari ke Pendopo

"Aldi...kamu ngapain?" entah kekuatan darimana Bianca sanggup menghadapi Aldi yang persis dihadapannya bercumbu dengan gadis lain. Aldi nggak berkutik hanya bisa diam dan ngga tau juga musti menjelaskan apa. Tanpa menunggu jawaban Aldi, Bianca pamit meskipun dia datangpun tanpa diundang

"Aldi...besok pagi ke kos ya. Kita bicara disana" Bianca berlari ke mobil, mba Lia langsung masuk duduk di kursi kemudi

"Bi..." tangis Bianca pecah di mobil, tangisan yang terdengar sangat menyakitkan.  Mbak Lia arahkan mobil ke tengah kota. sepanjang jalan Bianca menangis tanpa henti. Rasa sakit yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

"mbak Lia...kenapa sakit sekali...?" mba Lia hanya bisa mengelus punggung Bi yang terus berguncang karna tangis yang ngga terbendung.

Malam itu hati Bianca tergores luka yang amat sangat dalam,lelaki pertama yang dia percaya dia sayang dia cinta setelah papa dan kakaknya terlah mengkhianati dan mengenalkan bagaimana perihnya luka di hati.


Februari 2020

"Bi...kapan mama dikenalin sama calon mantu?" tanya mama sepulang dari rumah tante, pertamyaan ini sudah sekian puluh kali mama tanyakan. Dan Bi belum tau kapan menemukan jawabannya. 

iya...sejak terluka enam tahun lalu hati Bianca belum terbuka sedikitpun untuk laki-laki. Banyak yang dekat dan beberapa bahkan menawarkan cinta untuk Bianca, tapi ternyata luka yang digoreskan Aldi saat itu teramat dalam dan meninggalkan bekas serta trauma yang entah kapan bisa benar-benar terobati.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LUKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang