GOLDEN

2 0 0
                                    


Sang Raja Semut  Merah itu mengalih tensi kan pandangan, disinilah aku berdiri dengan sebuah terompet berukuran besar di kedua tanggan ku. Aku bukan tim inti dalam group ini di awal aku bergabung, tapi tahun berikutnya aku bisa mencetak sebuah penghargaan untuk group ini, terlebihnya diriku sendiri. dua tahun menjadi anggota marchingband banyak sekali hal yang aku lalui, jatuh bangun bahkan hina dan celaan, membandingkan antar fisik satu dengan satunya lagi yang sering di sebut dengan pembullyan. aku bukan anak yang terbilang cantik seperti kebanyakan anggota marchingband lainnya yang memiliki wajah yang cukup enak untuk di pandang. kulit hitam yang sering mereka katakan, tinggi badan yang tidak terlalu tinggi dan lain lainya.


namun satu dari prinsip hidupku, aku tidak akan menyerah sebelum aku merasa puas, maka sebanyak apapun itu rintangan, meskipun mamaku melarang aku akan terus berusaha melakukannya.begitupun dengan keadaanku waktu itu, meskipun sudah beberapa tahun kebelakang tapi cerita ini akan selalu menghitar di kepalaku sebagai sejarah dan kebanggaan terhadap diri sendiri. bergabung dengan marchingband yang sudah terkenal, menjadi juara satu duet hornline se nasional dan banyak lagi, hingga akhirnya menjadi anggota inti sebelum aku memutuskan untuk pindah sekolah. melupakan mimpiku untuk melangkah ke wadah yang lebih besar


"kamu masih kelas delapan, nanti kalau sudah kelas sembilan aa ajuin kamu ke drumcorp biar bisa kaya kakak kelasmu yang lainnya ke malaysia" masih ingat jelas ucapan pelatih ku dulu. lalu saat aku berpamitan untuk memutuskan mengundurkan diri, dengan nada menyangkankan pelatihku juga menyuruhku untuk bergabung lagi dengan marchingband di kotaku yang akan ku tempat tinggali.


kadang aku merasa bodoh karena mudah untuk merasa puas dan pasrah, kadang aku akan begitu sangat pemalu sekaligus pemalas hingga untuk melangkahkan kaki ke toko klontong saja butuh berpikir lama -harus kah pergi atau tidak-. aku memang payah akan jalan kehidupan. aku tidak bisa menegaskan diriku karena rasa iba dan kasihan, karena rasa toleransi dan menghargai yang ku anut dalam prinsip hidup. tapi aku tidak sebaik yang kalian pikirkan, orang tua ku sering berkata aku nakal, bahkan mereka pernah mengucap kata tidak sanggup akan hadirnya diriku, kenakalan semasa kecil yang akupun tidak mengerti di bagian manakah aku melakukan kesalahan, namun seolah buta mereka tetap bilang bahwa aku yang salah, merka yang menyimpan rasa kecewa dan sakit hati karena diriku. mamah dan bapakku.


namun setelah sekarang aku beranjak dewasa , meskipun sikap kerasku masih tersisa. dengan hati yang iklas dan memang sudah seharusnya. aku secara pribadi meminta maaf kepada kalian dan berterima kasih karena sudah mempertahanku.


aku cinta kalian 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ruang dan KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang