eins

2.5K 222 44
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Aku Chaeyoung, Park Chaeyoung. Aku dari Melbourne tapi lagi kuliah di Jerman. Hm, agak aneh ya ketika denger nama Park Chaeyoung tapi mengenalkan diri sebagai Australian. But I'm used to it, so yeah.... tapi sebenarnya aku bukan orang Australia. Jadi secara etnis aku ini orang Korea makanya sure name-nya Park. Not Park that park, there's a Park as sure name tho. Dan ya, aku di Australia cuma numpang. Numpang lahir, numpang tinggal, numpang besar dan numpang-numpang lain yang esensial makanya aku bingung memposisikan diri sebagai orang mana. I valued both tho, Australia and Korea, so let's say I'm just human earth. Iya gitu aja.

Hm ngomong-ngomong kuliah, aku kuliah di Freie dan sekarang lagi di zona yang kata Lisa memasuki waktu Park Chaeyoung bagian ansos alias skripsi. Believe me, dimana pun kampusnya, dimana pun negaranya, tugas akhir itu selalu demanding. Makanya rasanya aku pingin nampol Lisa waktu bilang,

"ansos deh Chaeng, lempenginlah lempengin"

yang aku tahu banget kalau sebenarnya Lisa sama aja perplexed yet ambitious-nya kayak aku kalau nyangkut urusan akademis. Sayang aja dia belum skripsi makanya ngatain. Liat aja ntar kalau udah penelitian, aku katain balik. Aku nggak pendendam ya, cuma merasa perlu nyukurin aja. Hehe.

"Chaeyoung-ah" aku baru keluar lewat haupteingang K* waktu ngerasa ada yang manggil. Kelihatan, orangnya lagi lari-lari berlawanan arah dari aku sambil rambutnya bboing-bboing kayak iklan shampoo. Dia Yugyeom, satu-satunya mahasiswa Korea yang jurusannya satu departemen dengan aku. Ilmu alam.

"Dari Zedat*?" tanya dia setelah jarak kami cukup layak buat ngobrol.

"Nein, Biblio*. Kamu ngapain di sini?" tanyaku karena ini memang lagi di gedung utama.

"Abis ketemu temen di mensa," jawab dia dan aku mengiyakan aja. Ya nggak perlu dipertanyakan lagi sih soalnya mensa itu kantin, wajar kalau banyak orang seliweran di sana apalagi mensa-nya FU itu jadi satu sama semacam koperasi mahasiswa. Jadi makin wajar kalau banyak kepentingan yang dilakukan disana. Setelahnya kita jadi jalan bersisihan.

"Gue tuh baru mau chat lo" kata Yugyeom yang sukses bikin aku keheranan. Tumben.

"Ngapain?"

"Nanyain Jaehyun"

"Hah?"

"Gue ada perlu sama dia tapi mau nanya lo dulu"

"Hng? Apa hubungannya?"

"Ada lah. Kan lo ceweknya," kata Yugyeom enteng tapi aku merasa jengah. Seriusan, relasinya dimana sih Kim Yugyeom?

"Btw Jaehyun masih ambil project foto nggak, Chaeng?"

Selanjutnya aku mengerutkan kening demi denger pertanyaan Yugyeom itu. Apa ya, soalnya aku juga nggak tahu. Aku nggak setiap hari ketemu Jaehyun dan nggak melulu nanyain dia ngapain. Dua hari yang lalu dia ke wohnung* sih, numpang tidur. Tapi gitu doang, katanya dia capek habis studi lapangan pun aku juga buru-buru ke lab. Jadi nggak nanya atau cerita yang lain-lain. Jadi intinya, aku nggak punya jawaban pasti buat pertanyaan Yugyeom itu.

"Nggak tau sih. Kayaknya kalo fotografinya masih suka, tapi kalo project motoin, lama gak liat. Tapi nggak tau deh, dia anaknya dadakan. Tau-tau ada kerjaan..."

"Tanyain gih"

"Lah kok aku? Tanya sendiri lah. Kamu bukannya satu tempat kerja?" tanyaku sangsi. Takut salah tapi kayaknya bener. Jaehyun pernah cerita. Kayaknya.

"Lo aja lah. Gue kalo sama Jaehyun nggak enak"

"He?" aku keheranan sendiri tapi geli juga karena, emangnya Jaehyun makanan sampai nggak enak? Suka aneh emang temennya Bambam. "Yaelah Kim Yugyeom, nggak enaknya kenapa sih? Emang Jaehyun makanan?"

"Ya gitulah pokoknya, tanyain ya? Ya? Lumayan ntar kalo jadi lo bisa dijajanin"

Heol. Dijajanin. Kayak anak sekolahan aja. Lagian orang-orang emang suka aneh kalau berhadapan sama Jaehyun. Kayak apa ya, mereka menganggap Jaehyun superior? Nggak tahu lah tapi rata-rata orang akan segan dengan Jaehyun. Bahkan Hyeri Eonnie pernah bilang kalau Jaehyun punya aura pangeran yang untouchable. Ya Tuhan, aku ngakak dibilangin kayak gitu.

Ya memang Jaehyun itu tipenya hampir pasif, kalau nggak berkepentingan atau nggak tertarik-tertarik amat, dia nggak akan melibatkan diri. Jadi kelihatannya kayak careless pun dia kalau berekspresi kaku kayak baguette kering. Tapi suer, dia aslinya nggak se-careless itu dan nggak untouchable juga. Ya masa' sih untouchable tapi temenannya sama Mingyu.

"Dih malah ngelamun," sentak Yugyeom yang seketika bikin aku sadar dari mikirin Jaehyun.

"Pokoknya gitu ya. Tanyain tuh, ntar kabarin gue" pungkasnya lalu ngacir begitu aja. Lah nggak sopan, tapi ya udahlah, aku terima aja. Huft, padahal kenapa juga jadi perantara kalau aslinya Yugyeom bisa nanya sendiri?

Kalau dipikir-pikir, kayaknya Jaehyun jadi berlabel untouchable, unreachable, out of league, superior, etc. itu bukan karena Jaehyun-nya yang begitu tapi karena orang-orang yang keburu berpandangan gitu ke dia. Efeknya bikin Jaehyun jadi unconsciously jaim-an juga. Padahal kalau orang-orang bisa sedikit loosen up to him atau nggak memandang dia dari kelihatannya doang, kayaknya dia biasa-biasa aja deh. Cenderung
nggak masuk akal malah. Orang pernah kesasar di gedung kampus sendiri tuh letak ke-superiorannya dimana sih? Jaehyun itu disorientasi arah dan sering jadi bodoh karena itu. So that's why don't you judge a book from its cover only.

Tapi... sebenarnya aku juga nggak tahu sih... mengenali manusia itu perkara yang nggak ada habisnya kan even mengenali diri sendiri butuh waktu seumur hidup. Makanya embel-embel sebagai orang terdekat bahkan sering jadi perantara, it's uneasy me. I do commitment with him not because I know him well, nggak segampang itu. Tapi yang jelas, yang aku tahu, Jaehyun aslinya nggak kayak yang orang-orang pikir. He's definitely of out league but in different way.

[]

glossary

Haupteingang K : pintu utama K, berarti nama pintunya pintu K.

Zedat : sebutan ruang multimedia di FU (Freie Universität)

Nein, Biblio : Nggak, perpus.

Wohnung : tempat tinggal. bisa apartemen, bisa asrama.


note

trivial things about this story,

• kayaknya nulis ramblingan dan tidak terstruktur gini adalah comfort zone-ku. Jadi maap kalo nulis beginian lagi 🙏 cuma kayak butuh menguraikan satu-satu apa yang ada di otak karena sangat menganggu.

• Ich mag viel Deutsch dass Ich es schribe. Kayaknya w longing much to Germany til the point I keep writing about it. Huft.

• Karena menulis jaerose adalah pleasure in disguise then aku tiap melihat Jaehyun sering bertanya-tanya, ada ya manusia segitu sempurnanya? Tapi aku pikir kayaknya gak ada yang sempurna jadi ya udah, mari menulis saja. Btw, aku mau nanya, menurut kalian, Jaehyun itu orangnya kayak gimana? Lol.

• nct 2020 wow sungguh out of league apalagi yang from home. Never in my life being cry baby just because a mv but nct made it. Bila belum melihat silakan melihat dan, terimakasih SM.

dear, jaehyun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang