Amigdala

74 0 0
                                    

Sejarah mengungkapkan bahwa kerajaan Majapahit pada tahun 1519 runtuh berdasarkan beberapa sumber sejarah, walaupun kadang tidak ada yang mengetahui pasti kapan keruntuhan itu terjadi karena tidak ada sumber hidup yang dapat mengkonfirmasinya, kecuali artefak-artefak yang ditemukan dan dianalisa oleh beberapa arkeolog yang kemudian keluar kesimpulan tentang kapan kerajaan Majapahit runtuh.

Dan tahun ini, tahun 2020. Salah satu arkeolog yang selalu hebat dalam menganalisis sejarah tapi tidak untuk hati seorang perempuan adalah aku, Sada. Benar namaku Sada dan aku adalah seorang arkeolog. Singkatnya, aku bertemu seorang perempuan ketika sedang menggali reruntuhan artefak-artefak. Dimana biasanya kita memasang garis pembatas untuk tidak dilalui oleh beberapa orang ketika kita sedang menggali, tapi terlihat ada seorang gadis yang memegang buku dan pulpen dari arah kejauhan mulai memasuki batas. Dia tidak mengendap-ngendap untuk masuk, bahkan terlihat dia santai saja berjalan sambil menulis dibukunya yang sekilas dimataku terlihat bersampul kulit dan berwarna coklat.

Aku berdiri dan menghampirinya untuk segera melarangnya sebelum petugas keamanan yang mengusirnya.

"Hey, hey!", teriakku sambil mengangkat tanganku untuk isyarat bahwa aku yang memanggilnya.

Perempuan itu melirikku dan tersenyum seakan mengiyakan teriakanku. Kemudian aku berhenti tepat satu langkah didepannya saat aku sadari, perempuan ini sangat cantik, kulitnya yang putih dan mulus sangat jauh berbeda dengan kulitku yang hitam dan kasar. Tanpa sadar aku melihat lenganku yang hitam ini.

Cara berpakaian dari perempuan inipun terlihat simple, dengan kaos putih dan jaket jeans biru muda diikuti dengan celana jeans warna biru tua dan ditutup dengan sepatu Converse high berwarna hitam putih. Oh ya, dia memakai tas slempang yang sedikit kecil, mungkin tas ini memiliki model hampir serupa dengan yang digunakan David ketika melawan Goliath. Bagi kalian yang tidak mengetahuinya, bukalah handphone kalian dan browsing tentang si David melawan Goliath ini.

"Kamu tidak boleh ada disini, sudah ada garis pembatas disana. Keluarlah, sebelum security mengusirmu". Jelasku padanya.

"Apakah tidak boleh berjalan lewat disini untuk menikmati tempat, pemandangannya dan sejarahnya?", Jawab perempuan itu.

"Aduh, gimana ya?". Sedikit bingung dan ragu jawaban apa yang akan kuberikan. Tanpa pikir panjang kujawab, "Ok, ok. Kamu keluar dulu dari pembatas ini. Tunggulah disana sepuluh menit, aku nanti akan mengajakmu berkeliling menikmati tempat ini jadi jangan masuk dulu untuk saat ini".

Kutunjuk tempat dia harus menunggu, didekat rerumputan hijau dan dibawah pohon yang sedikit rindang. Aku pikir agar dia tidak kepanasan.

"Baik", jawab perempuan itu sambil tersenyum seakan waktu berhenti karena senyumnya.

Tenang, nyaman, elegan dan masih banyak hal-hal yang bisa digambarkan dari senyumnya. Seakan tidak mau berhenti tapi secepat sadarku juga untuk segera membereskan pekerjaanku agar dapat menemani dia dan menjauhkannya dari masalah memasuki tanpa ijin.

Selesai sudah pekerjaanku untuk hari ini. Aku menghampiri perempuan itu dan terlihat dia masih menunggu ditempat tadi sambil menikmati teduh dibawah pohon. Sedikit tersentak, ternyata handphone ku bergetar dikantong celanaku. Aku ambil dan angkat, ternyata Sara meneleponku.

"Halo". Kusapa ditelepon.

"Halo sayang. Kamu lagi apa? Jam segini kamu udah selesai kerja kan?". Tanya Sara.

"Iya sayang, aku udah selesai tapi ini ada tamu datang, mungkin aku bakal nemenin tamu ini sebentar. Nanti aku kabarin kalo udah selesai". Aku menjelaskan.

"Ok sayang. Jangan capek-capek ya, tetep nanti langsung istirahat biar badannya nggak terlalu capek karena besok kamu bakal pulang telat untuk laporan perkembangan pekerjaan kamu. Kalo butuh temen ngobrol nanti aku temenin lewat telepon". Sara berpamitan dan menutup teleponnya setelah itu.

AmigdalaWhere stories live. Discover now