*BLOODY FANTASY*

62 7 16
                                    

➖ FANTASI ➖

Segera setelah terbangun pagi ini, aku meloncat untuk menggapai laptop pada meja kerja yang kutinggalkan semalam.

Dengan gelisah aku membaca beberapa paragraph yang terlewat sebelumnya dan setelah membaca itu, senyum tiba-tiba muncul di sudut bibirku.

Ya ... ini terjadi lagi.

Entah akan ada yang percaya atau tidak, tapi aku yakin bahwa seseorang sudah merubah naskah yang bertengger dalam laptopku menjadi lebih dramatis dan lebih menarik.

Mungkin saja saat ini aku menertawakan ketika mengingat-ingat kejadian beberapa bulan lalu, ketika rumah tangga yang kubangun bersama Risa nyaris hancur, hanya karena perkelahian yang tak ada hentinya.

Bukan. Bukan Risa yang salah, melainkan aku.

Di saat itu, aku merasa terpuruk dan tak ingin melakukan apa-apa, akibat kecewa atas karya yang sedang kubuat. Rasanya sangat tawar, membosankan dan cukup memuakkan. Entah apa yang terjadi, tapi tak seperti biasanya. Jemari ini tak mampu mengetik dengan liar dan menggambarkan kengerian dengan baik.

Terbukti, tak banyak lagi orang yang merespon teks yang sering kukirimkan. Mungkin mereka merasa tawar dan hambar saat membaca setiap kata yang meluncur dari jemari ini. Entahlah.

Bagi beberapa orang, kehilangan bahan untuk menulis adalah hal yang cukup biasa, tapi itu tak boleh terjadi padaku. Bukan karena ingin dikatakan hebat atau mampu, tapi dengan membuat cerita-cerita itu, aku merasa kehadiranku di dunia ini benar-benar ada.

Hingga suatu saat, di tengah-tengah keterpurukan itu, dia datang bak malaikat penolong. Tak hanya keluarga kami yang nyaris retak akibat perkelahian yang dipicu oleh tingkat stress yang tinggi, tapi juga sebagai penolong atas cerita-ceritaku yang terkesan tidak bernyawa.

Awalnya aku mencurigai Risa, tapi tidak mungkin. Dia tak mempunyai imajinasi seliar itu. Risa bahkan tidak memiliki bakat untuk membuat satu karangan, apalagi untuk membuat cerita tentang pembunuhan yang cukup sadis. Lagipula, keahlian Risa hanya berkutat pada dapur, membersihkan rumah, atau kesibukan untuk mengolah toko online yang sudah lama dijalankannya.

Satu-satunya orang yang perlu dicurigai di rumah ini adalah orang lain yang memiliki kemampuan menulis sepertiku. Ah ... aku yakin seratus persen, bahwa dia adalah seseorang yang benar-benar seperti diriku, dengan versi yang lebih kelam dan memiliki imajinasi yang luar biasa.

Hantu? Bukan!

Aku tipe orang yang tidak percaya dengan hal-hal tak masuk akal seperti itu. Takkan mungkin ada makhluk halus yang mampu menyalakan laptopku dan memperbaiki beberapa adegan pembunuhan, atau bagaimana sensasi saat menguliti tubuh manusia secara langsung.

Walaupun memang bisa dikatakan bahwa mereka termasuk makhluk menyeramkan yang sudah melewati proses kematian, hantu adalah pilihan terakhir jika tak ada hal logis lain yang memiliki penjelasan yang lebih masuk akal.

Satu-satunya hal yang bisa kupercayai, adalah pernyataan Risa, bahwa dia melihatku terbangun dari tidur di malam hari dan fokus menatap layar laptop, dengan jemari yang menari tanpa henti-hentinya.

Dan lucunya, aku tak pernah menyadari kejadian itu, bahkan selalu terbangun dengan keadaan yang segar seperti orang yang tak pernah memiliki masalah kurang tidur akibat terjaga semalaman.

Dari sana, aku mengetahui bahwa ada sosok manusia luar biasa seperti iblis yang meraung-raung terlepas saat diriku sedang tertidur pulas. Dia adalah kepribadianku yang lain. Ganas, liar, dan luar biasa. Dan aku menamakannya Fantasi.

➖➖➖➖➖

Fantasi mengantarkanku pada masa-masa kejayaan. Berkat gabungan ceritaku dan imajinasi tingginya, akhirnya kami bisa menerbitkan satu buku yang fenomenal dan membuat semua orang berdecak kagum.

BLOODY FANTASYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang