N&N-7

38 9 5
                                    

rasa ini ada, hanya saja aku terlambat menyadarinya.
-Nandan yang gengsi




"Na, aku ijin rapat koordinasi buat besok tolong kamu bilangin ke pak Josep ya?" Ujar Nadya saat pelajaran kedua telah usai.

"Iya, emang sampe jam berapa?" Seina memperhatikan Nadya yang terburu-buru merapikan buku diatas meja.

"Sampe jam istirahat kedua kayaknya, emang kenapa Na?" Kini tangan Kiri Nadya sudah memegang buku besar dan yang satu memegang ponsel. Rambut panjangnya dikuncir kuda menampakkan leher jenjangnya.

"Enggak cuma sepi aja kalo kamu gak ada" Seina menyengir kuda.

"Bisa aja, yaudah babay!" Nadya melambaikan tangannya lalu menghulang dibalik pintu.

Seina yang sudah biasa ditinggal sendiri oleh Nadya pun tak ambil pusing. Gadis itu berpindah duduk dipojok belakang dengan Hani yang tidak punya teman bangku.

"Butuh temen lo?" Kata Hani saat Seina duduk disampingnya, gadis itu sudah sangat hafal dengan Seina yang akan berpindah ketika Nadya sedang rapat OSIS dan sebagainya.

"Ishh, gimana sih Han? Kan aku udh biasa duduk sama kamu kalau Nadya keluar" Seina memukul lengan Hani ringan.

"Ya ya, ofcourse bby" kata Hani tanpa ekspresi.

"Rapat lagi tuh anak?" Celetus Nandan tiba-tiba membuat Seina berjengit. Bagaimana tidak, gadis itu sedang asik dengan kegiatan menyalin sontekan. Dan Nandan malah mengganggu ketenangannya.

"Huh!! Nandan ngagetin aja" hampir saja buku catatan tebal itu melayang ke wajah Nandan,jika Seina tidak menahan tangannya spontan.

"Hehe sorry Na, Nadya OSIS lagi?" Tanya Nandan

"Iya, kenapa nyari Nadya?? Rindu?" Seina menaik turunkan alisnya meggoda Nandan.

"Enggak, cuma mastiin kemarin dia kayak sakit mukanya pucet banget" ucap Nandan, matanya menerawang memutar bayangan wajah Nadya kemarin sore.

"Masa sih? Tapi tadi biasa aja tuh" Seina mengedikkan bahu, melanjutkan menyalin sontekan dari Hani.

"Mungkin kecapekan" sahut Hani ikut nimbrung.

"Bisa jadi, soalnya agenda OSIS makin padet aja" Nandan masih memikirkan Nadya yang pasti sangat kelelahan. Dari pagi sekolah, pulang rapat pukul 5 sore. Sesampainya di rumah, gadis itu masih harus membantu Bunda nya mengurus rumah makan milik keluarga. Karena ayah dan bunda Nadya berpisah, maka gadis itu tinggal dengan Bundanya.

"Kasian juga sama dia, apalagi si ketos kaya jadiin Nasya babunya gitu" Seina ikut prihatin karena selain jadi sekretaris OSIS, Nadya juga sering disuruh suruh oleh Yudha.

🌻🌻🌻

"Lo gak makan betapa hari sih?" Indah menatap Nadya ngeri, takut jika bakso dihadapan gadis itu habis. Bisa jadi dialah yang menjadi mangsa selanjutnya. Indah bergidik membayangkannya.

"Mau dipesenin lagi?" Tawar Indah saat bakso kedua Nadya hampir habis.

"Boleh, mmmm gue pesen siomay aja satu terus jus alpukatnya satu sama cilok bakar bumbu kacang!" Kata Nadya disela sela makannya. Indah dan Seina hanya memandang Nadya dengan tatapan aneh. Sebenarnya Nadya ini termasuk golongan manusia purba jenis apa?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nandan & NadyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang