Chapter 57

5.8K 904 87
                                    

***

Jika Dubblede dan Adrian bertemu, mereka secara alami akan menjadi musuh. Aku membuat kesalahan dan menggunakan nama Isaac.

Isaac membaca baca surat itu.

"Menunggu kesempatan untuk bertemu lagi, huh?"

Aku melompat dan berkata,

"Umm, mwungkin salah kirim! Lebih dari itu, makan kuenya. Enyak."

Dan kemudian aku mendekatkan kue ke mulut Isaac dan mencoba mengambil surat itu.

Henry tiba-tiba bersuara dengan mata menyipit,

"Di kastil ini, Leblaine satu-satunya gadis yang bisa memakai sepatu itu."

Kemudian ekspresi Isaac berubah drastis. Ayah berkata,

"Bajingan yang mana?"

"Rapalkan sihir pelacakan, Ayah."

"Ayah, aku yang akan memimpin."

...Sejak kapan mereka akur?

Aku berusaha untuk berpura-pura sakit. "Aduh..."

Saat aku meletakkan tangan di perutku dan mengerang, orang-orang berlari dengan cepat ke arahku.

"Kamu baik-baik saja?"

"Apa yang terjadi!"

"Blaine."

Berpura-pura sakit memang memalukan, tapi ini cara terbaik.

Aku berpura-pura sakit. "Perut akuh atit..." Aku bergumam saat ayah menggendongku.

"Dokter!"

Dan dia membawaku ke pusat medis.

Surat yang terlupakan itu tertinggal di taman, dan aku memberi isyarat kepada Lea dengan gerakan tanganku.

'Yang itu! Milikku!'

Lea yang setia melihat sekeliling dan menyelipkan surat itu kedalam celemeknya.

***


Perihal tentang sakit perutku teratasi dengan baik dan surat itu segera terlupakan.

Lea, yang membawakanku surat, melihatku dan mulai menginterogasiku.

"Saat akuh di gereja, aku dapet teman! Akwu ingin menyulis surat kepadanya."

Saat aku membuat alasan, Lea yang baik memberiku surat tanpa bertanya lebih lanjut.

Setelah Lea keluar, aku menghela nafas dan menyentuh kertas itu

Aku bisa membayangkan ayah dan kakak akan langsung membunuhnya meskipun mereka tahu dia adalah seorang pangeran.

'Bagaimanapun, aku senang Dubblede dan Adrian tidak bertemu.'

Keduanya adalah musuh di masa depan.

Orang-orang bilang, jika salah satu dari mereka meninggal, yang lainnya juga akan mati.

Faktanya, Dubblede menghadapi krisis besar saat Adrian hampir mati karena tipu muslihat  Dubblede.

Aku membuka suratnya.

Isinya hanya satu baris yang telah dibaca Isaac. Disini bahkan tidak tertulis siapa nama pengirim suratnya.

Hanya melihat ini, aku bisa tahu pikiran Adrian yang menulis surat ini.

Adrian mengenalku sebagai penyihir. Dan jika dia pintar, dia tahu betapa berbahayanya menghubungiku.

TBRADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang