PERCAKAPAN PERTAMA

19 2 2
                                    

Sebelum baca, jangan lupa follow, vote dan jangan lupa untuk komen agar aku tambah semangat melamunnya😅😇🥰

....

"Aaaaaa.. udah siang. A... Aaaa". Suara adik ku dengan wajah sangat kesal, sembari menggoyang-goyangkan bahu ku. Aku berusaha membuka mata ku lebar-lebar. Namun tidak ada kemajuan yang signifikan, mata ku enggan di bujuk agar bisa terbuka.

"Heuuh Chaca, gandeng". Jawab ku asal.

Oh ya, nama adik ku Natasya Amelia, dia sekarang duduk di bangku SMA kelas dua, sekolahnya tidak terlalu jauh dari kamupusku, bahkan kami sering berangkat bersama, itu pun jika jadwal masuk ku sama dengan nya pukul tujuh. Jika tidak berangkat bersama ku, dia lebih sering berangkat naik angkutan umum atau di jemput pacarnya. Dia tidak diberikan izin untuk membawa sepeda motor sendiri oleh ayahnya, dengan dalih tidak pantas bagi seorang perempuan mengendarainya sendiri.

"Udah berang ari Aa! Jam enam kurang seperempat lihat". Seketika itu juga aku langsung melompat turun dari ranjang, meraih handuk, turun ke bawah untuk mandi. Kemarin malam --setelah menghabiskan makan malam-- aku memang sempat menyuruh adik ku untuk membangunkan ku lebih awal, karena harus ke kampus sebelum jam enam.

Sepuluh menit kemudian aku sudah memakai pakaian, mengambil tas, turun sambil terbirit, meraih kunci motor yang tergeletak di meja TV ruang keluarga, mengambil sepatu lantas memakainya tanpa menghiraukan kaus kaki.

"Mah aku berangkat". Ucap ku pamit, yang entah terdengar atau tidak oleh ibuku yang berada di dapur.

Aku langsung melompat ke atas sepeda motor matic ku. Menyalakannya tanpa di panaskan terlebih dahulu, lantas melaju dengan kecepatan sedang, membuka gerbang, dan gow kecepatan penuh. Jalanan lenggang karenan memang masih pagi sekali untuk beraktivitas.

Lima belas menit kemudian aku sampai di parkiran dekat gedung kelas, lalu berlari sekencang mungkin.
Dengan napas tersenggal aku mengetuk pintu kelas meminta izin untuk masuk kelas. Lelaki berusia empat puluh tahunan itu mengangguk, pertanda aku di perbolehkan masuk.

Kali ini dia sedang membahas tata cara pemasaran produk. Namanya Syahid Fatoni, dosen yang sangat tegas dan selalu disiplin waktu. Dia lulusan salah satu universitas ternama di Inggris hingga meraih gelar doktor.

Pukul tujuh tiga puluh lima. Lima menit kemudian aku bersama tiga sahabat ku Ihsan, Basri, dan Hero memutuskan pergi ke kantin untuk sarapan.

"Jurnal aman?". Hero angkat bicara, setelah kami menghabiskan satu piring nasi goreng.

"Terakhir besok bukan". Jawab Ihsan, dengan wajah tenang, karena dia orang paling rajin di antara kami. Pasti sudah mengirimnya dua hari setelah tugas di keluarkan.

"Aduuh". Jawab ku kesal.

"Kamu belum?". Tanya Hero dan Basri hampir serempak. Aku hanya menggelengkan kepala untuk menjawabnya dan di balas oleh Basri dengan menepuk jidat.

Kami tetap di kantin hingga empat jam kedepan. Mereka terus mengomeli ku, karena jika tidak tepat waktu nilai akhir ku bisa C. Kemudian mereka beralih topik membahas kecengan mereka kecuali aku dan Ihsan. Karena Ihsan memang sudah memiliki pacar, sedangkan aku, ahk.. kalian juga tahu sendiri (di cerita BANDU MERAH). Sisanya mereka membantu ku menyelesaikan jurnal.

Setelah selesai dari kantin kami kembali ke kelas untuk mata kuliah selanjutnya, dan berakhir pukul tiga belas kurang dua puluh menit. Kami memutuskan kembali ke kantin untuk makan siang.

....

Mereka memutuskan menginap di rumah ku malam ini untuk mengerjakan makalah kelompok "tadinya". Kami memakai tiga sepeda motor, karena Ihsan dan Basri bertetanggaan, jadi minggu ini Basri berada di balik kemudi, dan minggu besok giliran Ihsan. Mengirit bahan bakar. Dalih mereka berdua.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PERCAKAPAN PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang