sorry son

5.9K 795 46
                                    

***

Doyoung mengusap wajahnya dengan air yang mengalir

Entahlah, tangannya bergetar setelah melawan ayah Jeno

Ia tidak suka perlakuan ayah Jeno yang sama sekali tidak merasa bersalah

Ia menghela nafas panjang

"Lo ngelakuin hal yang bener Doy" bisiknya pada diri sendiri

"Abang"

Doyoung segera mematikan keran air tersebut lalu menoleh

Haechan berjalan mendekat kearah doyoung, ia sudah mencarinya kemana pun dan ternyata laki laki itu bersemayam di toilet rumah sakit

"Gimana Jeno?" Tanya doyoung

Haechan menghela nafasnya, jelas Doyoung berbicara dengan nada bergetar

Ia mendekat kearah doyoung lalu memeluknya erat membuat laki laki itu kaget

"Kenapa?" Tanya Doyoung kaget

"Makasih" gumam haechan

Doyoung tersenyum tipis, benar kan? Haechan memang obat dari segala ketakutan dan kekhawatirannya

"Lo hebat banget tadi" ujar haechan sambil melepas pelukannya

"Tapi gue ga pernah tau Jeno self harm, dan gue benci kalo Lo ga ngasih tau gue"

"Lo juga benci kalo gue bilang ke orang lain rahasia Lo kan?" Ujar Doyoung mencoba membuat haechan mengerti

"Tapi ini bahaya buat Jeno!"

"Lo fikir yang Lo lakuin selama ini juga ga bahaya buat diri Lo sendiri?" Tanya Doyoung dengan nada lembutnya

"Gue cuman gamau Jeno ngerasain ini sendirian"

"Chan" ujar doyoung sambil memegang bahu haechan

"Kita gabisa setiap saat masuk ke dalam masalah orang"

"Ada saatnya orang itu harus nyelesain masalahnya sendiri"

"Ada saatnya kita harus nyemangatin mereka"

"Tapi bukan berarti kita berhak masuk ke dalam masalah itu lebih dalam"

"Kita harus tau batas"

"Tapi-"

"Jeno kuat, trust me"

"Lo juga bilang Lo kuat, tapi Lo bohong, manusia tetap manusia, Lo ga bisa selalu kuat"

"Kadang kata kata itu cuman buat penyemangat" ujar Doyoung sambil mengacak rambut adik kecilnya

***

Renjun hanya bisa mengelus punggung jaemin yang baru selesai menangis

Mereka duduk di sofa sedangkan kedua orang tuanya berdiri di samping ranjang Jeno

Sesak Jeno tadi sempat kambuh, dokter bilang jangan sampai membuat Jeno tertekan kalau tidak mau kondisi anak itu kembali drop

Tangan sang ayah bergerak menarik tangan jeno, perlahan ia singkap baju pasien milik Jeno

Matanya memejam karna perih, hampir menangis saat melihat begitu banyak bekas luka sayat disana

Entahlah ia masih bisa disebut ayah atau tidak

"I'm sorry son" gumamnya pelan sambil mengecup punggung tangan jeno

Padahal ayah hanya ingin Jeno menjadi yang terbaik

Ia hanya ingin Jeno menjadi laki laki tangguh

Tanpa memikirkan bahwa itu membuat sang buah hati tertekan

Ia terlalu bodoh hingga hampir kehilangan sang anak

"Setelah Jeno sadar, kita bakalan tinggal di rumah Oma"

Jaemin mendongakkan kepalanya lalu menatap bundanya kaget

"Renjun juga ikut sama Tante"

Renjun mengerjap bingung, ingin menolak juga tidak mengerti kata yang baik apa untuk saat ini

Jaemin hanya diam, bahkan saat sang bunda memutuskan keluar dari ruang rawat Jeno

Hening

Sampai akhirnya isakan sendu lahir dari bibir sang ayah

"Maafin ayah Jen" gumamnya sambil terus mengecup punggung tangan jeno

Brother || DoyChan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang