10 September 2012
Jakarta, 19.00pm"Hallo? Iya saya sudah sampai di Bandara, jemput saya sekarang juga."
Perempuan itu perlahan berjalan keluar dari bandara, cantik tapi tanpa senyum.
Orang suruhannya telah datang untuk menjemputnya, dirinya segera bergegas untuk menaiki mobil."Maaf saya terlambat. Silahkan masuk nyonya Winster."
"Terimakasih."
Di perjalanan dia menikmati pemandangan kota yang indah, dan dia teringat sesuatu.
Perempuan itu menggeledah tasnya, mencari sesuatu yang ia butuhkan.Ah ketemu, Luke Abraham? Siapa?. Batin gadis itu.
"Rayyan? Luke Abraham. Siapa dia?." Alisnya terangkat satu, heran.
"Luke Abraham, dia lah pemilik perusahaan L.A Group Nona, perusahaan yang ingin menjalin kerjasama dengan perusahaan milik anda."
"Oh, baiklah." Singkat, padat, san jelas.
Keheningan pun menyelimuti mereka berdua.
Mereka sama-sama lebih memilih tenggelam dalam pikirannya masing-masing.
Hingga tak terasa, sampailah dirinya di mansion milik orang tua nya."Silahkan nona, kedua orang tua nona sudah di dalam." Ucap Rayyan sopan, pemuda itu membukakan pintu mobil san membungkuk penuh hormat.
"Lain kali tidak usah berlebihan dengan memberi hormat padaku. Kita sama-sama manusia Rayyan!" Sambil menepuk bahu Pemuda itu pelan dan tersenyum tipis.
"Itu beneran Nona Helna?"(Terharu dia gaes, gegara di senyumin sama di perlakukan kekgtu hehe.)
Megah, mewah, indah, namun sunyi.
Helna tertawa miris saat mendapatkan kenyataan bahwa rumah yang harusnya hangat dan harmonis terasa hambar dan dingin.Meskipun sudah lama tidak tinggal di Mansionnya yang ada Di Indonesia tapi perempuan itu masih mengingat betul letak kamar yang dulu ia tempati.
Setelah sampai di depan kamarnya, dia langsung masuk dan menutup pintu.
"Hm, nothing special." Gumamnya.
Ah rasanya dia lelah sekali ingin sekali rasanya tertidur, tapi Helna ingat bahwa dia belum bertemu Bibi Martha.
Langsung saja, perempuan itu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.Selesai mandi, Helna turun ke bawah untuk menemui Bibi Martha.
Pas sekali, Bibi Martha sedang memasak."Bibi, Nana rinduuuuu." Dan adegan berpelukan pun berlangsung dramatis xixi.
"Nana, kapan kamu pulang? Tambah cantik aja nih." Goda Bibi Martha.
"Ih bibi, baru aja pulang bi. Eh bibi masak apa? Nana mau dong." Rengek Helna, ya memang jika dengan Martha perempuan itu akan seperti anak-anak.
Bibi Martha pun hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah nya.
"Bi, nyonya sama tuan Winster kemana?" Menggigit apel dan duduk.
"Mereka sedang pergi, Sayang."
"Oh, bagus deh."
"Masih belum bisa berdamai dengan kedua orang tua mu?."
"Ngga sudi aku, kalo harus berdamai dengan mereka." Helna bangkit, dan pergi meninggalkan dapur.
Ya gimana lagi, moodnya sudah hancur berantakan.
Perempuan itu pun memilih duduk di ruang tamu, dan menyalakan tv.Saat sedang asyik menonton tiba-tiba, ada suara yang mengejutkannya.
"Helna? Kamu sudah di rumah, Nak?" Sapa Nyonya Winster. Wanita itu ingin membelai Helna, tapi gagal karna Helna sudah bangkit dan menghindar.
"Jangan pernah sentuh saya." Telak Helna, matanya menatap tajam auranya mendadak menjadi dingin sangat dingin.
"Kami tau,kami salah Helna. Maafkan kami." Kini giliran Tuan Winster yang memohon.
Tanpa sepatah kata, Helna pergi meninggalkan kedua orang tuanya.
Dengan tatapan datar, dan aura kemarahan yang mengerikan.Tuan dan nyonya Winster hanya dapat menatap putrinya dengan sendu.
Dan meratapi kebodohan sikap mereka pada putrinya.To be continue....
![](https://img.wattpad.com/cover/245442531-288-k239957.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer(Hiatus)
RomanceWarning!!! 21+ Bukan untuk di bawah umur! yang gak suka cerita saya jangan jangan di baca!!!!