Betapa bahagianya punya cerita untuk dibagikan pada teman-teman saat di sekolah sebagai pengisi waktu luang istirahat. Aku murid sekolah dasar sebuah sekolah di kalurahan. Sekolah biasa kejuaraan akademik non akademik paling maksimal terhenti sampai pada tingkat kabupaten saja. Ah ndak apa dari pada tidak dapat juara!
Menginjak kelas I SD diampu oleh seorang ibu guru yang berbadan besar, sabar, serba bisa olahraga yes! Menyanyi oke, seni suara joosss, mem baca not bagus! Betapa senang hatiku waktu itu.
Sekolah ku baru memiliki kelas 1-6, kantor guru yang gabung dengan perpustakaan. Ada kamar mandi khusus untuk guru. Bagi murid silahkan pipis dimana pun yang penting tidak kelihatan. Masalah sholat dhuhur bagi kelas atas cukup sholat di rumah karena Japan sekolah dengan rumah tidak sampai 500 m.
Kebiasaan kami istirahat pulang, pipis, makan, ambil buku untuk pelajaran nanti, menganti sepatu dengan sandal jepit.
Tamanisasi belum Ada di sekolah kami, satu satunya perindang Ada di sebelah barat utara ujung sana. berhubung depan sekolahku area persawahan jadi masih terasa seger,alhamdulillah jauh dari kontaminasi co2. 100 bebas polusi.
Betapa senang tinggal berjarak 30 km dari kota, jadi adem, ayem, tentrem. Ini hari bertepatan dengan maulud nabi, nah di alun-alun Yogyakarta sering diadakan acara pesta rakyat "pasar malam sekaten" hari yang dinanti-nanti berada dalam acara seperti ini sungguh menyenangkan seluruh lapangan selalu penuh area permainan anak-anak ada jlontro, komidi putar, tong setan, rumah hantu, pancingan, kapalapi manual, ular-ularan, lele-lelean, monyet-monyetan. Lengkap. Ada juga aneka macam makanan khas telur merah yang disunduki dihiasi bunga dari kertas, galundeng, bolang-baling, onde-onde, donat, martabak manis, martabak gurih,arumanis, pop corn, sego gurih, bakso soto, aneka makanan olahan pabrik mie instant, chiki gurih, coklat, taro masih banyak lagi dan semuanya enak. Klu minuman Ada wedang ronde, Kerala muda, soda gembira, dawet, es campur, coca cola, sprit, air mineral, minuman dingin panas ada pokok nya hiburan rakyat layak dinanti-nanti. Bapakku memberikan kejutan di Sabtu malam minggu, aku di ajak ke alun-alun Jogja untuk menikmati hiburan itu. Mengayuh sepeda ontelnya. Oh bapakku cinta pertamaku. Ini kali aku tahu gemerlap nya malam hari di jantung kota Jogja. Sore itu aku kenakan baju sederhana terbaikku, kaos jangkis dan celana lepis satu-satunya yang ku miliki untuk pergi2. Aku tidak suka pake celana itu enaknya pake celana kain tapi kata Bapak "Nanti dingin klu pake celana kain, nanti sampai jam 8 malam lho, sepatu dipakai ya! Biar hangat." Sepatu cat bertali pun aku pake, Tomboy ku kelihatan. Berjaket lepis putih beli di pasar Prambanan kemarin pagi. Sore itu cerah, sepeda sudah di lap kinclong, rem sudah di cek manis, service sempurna selesai. Sudah makan sore, bahagia dek dekan, penasaran girang, bangga senang. Walau naik sepeda, o iya lupa bapak ambil kain jarik untuk bantal tempat duduk sepeda, biar aku putrinya tidak kesakitan. Dan nyaman berada di boncengan belakang. Menelusuri jalan Jogja wonosari belum begitu rame, kayuhan sepeda penuh semangat, demi aku cinta keduanya, setelah ibu. Mumpung belum ada adik dan cintanya belum terbagi-bagi.
Oh bapak walau hanya nyepeda semangat nya padahal bapakku adalah seorang guru PNS, tidak malu dengan sepeda demi anaknya senang, bahagia di hari mudanya. Oh cinta pertamaku. Doaku selalu untuk mu sehat, kuat, semangat berkah dunia akhirat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pertama
Teen FictionAnak perempuan mempunyai Cinta pertama pada bapaknya dan Anak laki-laki pada ibunya, sebagai panggung cintanya.