-PROLOG-

12 1 0
                                    

Sebelum kalian baca cerita ini, aku cuma mau bilang, kalau cerita ini murni aku buat sendiri dan bukan hasil jiplak karya orang lain yas!

***

Sudah tiga jam waktunya di habiskan menonton episode drama Korea yg belum ia selesaikan tadi malam, padahal dia sudah berniat untuk hanya menonton satu episode, tidak lebih. Kenyataanya gadis itu sudah lupa waktu sekarang.

"Gak bisa nih, gak bisa ahh!"heboh gadis itu terbawa alur film yang sedang di tontonnya.

"Aduh gak kuat ahhh,"gadis itu menengadahkan kepalanya ke atas, berusaha menahan air matanya yang ingin lolos begitu saja.

Seseorang yang baru saja masuk langsung menatapnya heran,"lu kenapa, adegan apalagi yang buat lo banjir air mata?"

Gadis bernama Aleta itu menyadari keberadaan sepupu nya yang baru saja masuk tanpa permisi, dia menunjukkan muka melasnya sambil mengusap-usap air matanya.

"Lo harus nonton ini, parah sedih banget sih, gak kuat banget gua sab,"ujar Aleta meracuni sepupunya yang tidak pernah menonton drama Korea sama sekali. Terkecuali jika dipaksa olehnya.

Sepupunya yang tak lain bernama Sabitha itu menggeleng cepat,"gak minat,"jawab nya selalu seperti itu jika di tawari menonton drama Korea.

"gak minat,"ulang Aleta memperagakan ucapan Sabitha barusan,"bilang aja lo takut tergoda dengan visual Oppa-Oppa Korea yang tampannya gak masuk akal."

"Alay!"sahut Sabitha sarkas.

Sabitha mendadak menepuk jidatnya,"Yaampun gua lupa, Lo di suruh ke bawah Ta,"kata Sabitha mengingat tujuannya ke kamar Aleta, untuk memberi tau hal ini.

"Ah mager ish!"

"Cepetan di suruh Tante Ina."

"My mom emang pengganggu banget ahh,"kesal Aleta sambil turun dari kasur untuk menuju ke lantai bawah.

Aleta menghentikan langkahnya,"Oh iya jangan di apa-apain laptop gua, btw kalau lo mau coba nonton, cobain aja, gak usah malu-malu hahaha."

"Gak minat dibilang,"sahut Sabitha malas.

Setelah Aleta keluar kamar, entah apa yang membuat Sabitha mendadak penasaran,"cobain ah, seseru apa sih."

Sabitha mem-play film yang sempat ter-jeda tadi, tapi sebelum Ia memastikan terlebih dahulu bahwa Aleta sudah menjauh dari area kamar. Awalnya biasa saja, tapi lama-lama Sabitha ikut terhanyut dalam film itu.

"Seru juga ya."

***
Aleta menguncir rambutnya asal, dia berjalan menuju dapur menemui sang mamah yang sedang sibuk disana.

"Kenapa mah?"tanya Aleta sambil mencicipi kue yang sepertinya baru keluar dari oven.

Mamahnya yang bernama Ina itu menoleh ke arah Aleta, lalu menjauhkan kue itu dari Aleta,"jangan di makan, buat tetangga gak sopan."

"Mending buat aku mah."

"Nanti belum matang, kamu kasih ini dulu nih ke tetangga baru samping rumah kita."

"Hah? tetangga baru, sejak kapan?"

Ina menatap putrinya itu sambil berkacak pinggang,"makanya jangan ngumpet di kamar mulu, jadi gak tau apa-apa kan."

"Tapi serius mah, rumah sebelah udah di tempatin, sama siapa?"

"Temen nya Papah, mamah juga baru ketemu tadi."

Aleta mengangguk-angguk, dia penasaran siapa tetangga baru sebelah rumahnya. Semoga bukan ibu-ibu tukang gosip, sudah cukup pasukan gosip tidak boleh bertambah, lima orang saja mulutnya sudah sangat pedas dan membuatnya kesal, apalagi kalau bertambah, mungkin makin menjadi-jadi.

NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang