Aleta membuka pintu kamarnya tiba-tiba, dia baru saja kembali setelah mengantarkan kue ke tetangga baru tadi. Seseorang yang sedang asyik menonton refleks menutup laptop yang barusan Ia pakai untuk menonton.
"Buka pintu tuh salam dulu kek,"kata Sabitha kesal.
Aleta memutar kedua bola matanya malas,"dih Lo juga asal masuk biasanya."
Aleta meraih laptopnya, ingin kembali menonton drakor yang sempat ter-jeda tadi. Tiba-tiba Sabitha langsung bangkit dari atas ranjang, sepertinya ingin beranjak pergi.
"Mau kemana Lo?"
"Itu gua mau ke dapur, lapar banget gak kuat,"sahut Sabitha langsung terburu-buru untuk turun.
Aleta menatap kepergian Sabitha dengan heran,"dih aneh banget gelagatnya."
Aleta kembali membuka laptopnya"hah?"Aleta mendadak bingung karena layar laptopnya menampilkan drakor yang Ia tonton, tapi episodenya sudah berbeda dari yang Ia tonton tadi.
"Siapa yang ngubah, ini udah sampai sepuluh puluh menit, berarti ada yang habis nonton dong,"pikir Aleta, lalu detik berikutnya dia tertawa puas menebak siapa pelakunya.
Aleta keluar dari kamarnya, berjalan menuju lantai bawah, sambil menahan tawa.
"Sab."
Sabitha otomatis menoleh, dan sudah mendapati Aleta yang kini berada di sebelahnya,"kenapa, Lo mau makan juga?"
Aleta menggeleng sambil menahan tawa,"besok gua rekomendasiin drakor yang tambah seru deh, kayaknya lo mulai coba-coba yah."
Sabitha yang mengerti maksud Aleta langsung gelagapan sendiri, dia menatap Aleta sebentar, lalu Aleta tertawa puas melihat raut wajah Sabitha seperti orang ketangkap basah. Sabitha tersenyum masam menanggapinya.
"Gimana, seru kan, pasti lo ketagihan kan?"tanya Aleta masih mempertahankan tawanya yang tak kunjung berhenti.
"Apasih gua cuma mau liat doang tadi, biasa aja ternyata, gak ada seru-seru nya sama sekali,"jawab Sabitha lalu buru-buru beranjak pergi menjauh dari Aleta.
Aleta benar-benar tertawa puas melihat raut wajah malu dari sepupunya itu, wajarlah Sabitha memang gengsian, apa susahnya untuk mengakui kalau drakor itu seru, Aleta benar-benar tak habis pikir dengan sepupunya itu.
***
Aleta membuka pintu kamar Sabitha tanpa permisi, sama seperti Sabitha yang seenaknya masuk ke dalam kamar Aleta."Ngapain lo?"tanya Sabitha ketus.
"Mau ngajak lo nonton drakor,"jawab Aleta iseng. Dia beranjak naik ke atas kasur dan duduk tepat di sebelah Sabitha,"bercanda, gua mau ngasih tau Lo sesuatu yang penting banget."
Sabitha menoleh enggan,"apa? kalau gak penting gak usah kasih tau gue mending."
"Ishh penting!"
"Yaudah apa?"
"Kayaknya jodoh gue udah deket deh,"ucap Aleta sambil senyam-senyum sendiri.
"Emang jodoh Lo siapa?"tanya Sabitha keheranan.
"Tuh, anak tetangga sebelah."
Sabitha mengerutkan keningnya,"siapa deh? perasaan rumah sebelah kosong, kalau di samping kiri kita kan gak ada rumah, depan rumah adanya duda, Lo suka sama duda yang tinggal di depan rumah?"heboh Sabitha menebak asal.
"Enak aja selera gua bukan om-om jenggotan, emangnya Lo!"tukas Aleta.
"Najong! terus siapa maksud Lo?"
Aleta menarik nafas,"Lo pokoknya harus banget liat tetangga baru di sebelah rumah kita, gila cakep banget woy, hati gua tuh langsung cenat-cenut pas pertama ngeliat dia, fix banget dia calon jodoh gua di masa depan ahhh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Neighbor
Teen Fiction"Kayaknya jodoh gue udah deket deh,"ucap Aleta sambil senyam-senyum sendiri. "Emang jodoh Lo siapa?"tanya Sabitha keheranan. "Tuh, anak tetangga sebelah." Pertemuan singkat antara Aleta dan Alfan, yang membuat keduanya akhirnya merangkai cerita baru...