Bab II

5.8K 558 75
                                    


Petang membungkus kota London, pada pukul sembilan lewat, ruangan redup menyisakan tiga lilin menyala di ruang kerja keluarga Phantomhive. Ciel berwajah serius sekilas tampak menelisik lembar demi lembar kulit pohon halus yang ditulis tinta hitam.

Pemuda 24 tahun tersebut bertumpu dagu, matanya kembali mengecek satu dokumen tentang perusahaan Funtom Company ; perusahaan mainan anak-anak yang cukup terkenal di era 1889, salah satu mainan anak-anak paling digemari adalah Bitter Rabbit. Perusahaan lain berhenti beroperasi lantaran Ciel sendiri berhenti mengurus seusai pergi, tentu hak milik dan lahan kembali pada negara. Seharusnya funtom company bernasib sama, namun perusahaan berpindah tangan selama kepergian Ciel dan selamat dari penyitaan negara.

“Hanya tersisa funtom.”

Terima kasih atas bantuan keluarga Midford!

Kalau begini ia harus mengulang dari awal jika berniat membangun perusahaan baru. Era tidak lagi berpihak ketika Ciel lepas dari naungan ratu, status anjing penjaga bukan milik siapapun dan Ciel merupakan generasi terakhir.

Kekayaan Phantomhive tersisa wilayah luas tempat rumah ini berdiri dan satu perusahaan tersisa. Pajak tinggi dengan penghasilan tidak stabil. Perusahaan funtom pernah terkenal, tetapi munculnya pesaing-pesaing baru semakin memberi impact buruk untuk perusahaan lawas itu.

Ah, tunggu! Royal warrant!

Ciel ingat memiliki dokumen royal warrant, semacam dokumen penting dan amat berharga bagi para pedagang atau pebisnis perusahaan besar. Memiliki royal warrant artinya dia memiliki privilege langsung dari keluarga kerajaan dalam hal bisnis selagi tidak menyalahi aturan. Ciel dapat memulai bisnis baru melalui royal warrant agar mempermudah perihal promosi.

Ia beranjak meninggalkan meja,  menarik diri pada lukisan alam di atas meja kecil yang menunjang vas bunga mawar merah. Kendati demikian brangkas tempat seharusnya dokumen itu berdiam, tidak menyisakan selembar pun di dalamnya.

“Kosong?” Ciel tersentak. “Aku yakin menyimpan dokumen dalam brangkas dibalik lukisan!”

Ditengah usahanya mengobrak-abrik ingatan, menerka banyak kemungkinan. Sayangnya Ciel tetap yakin bahwa dokumen itu memang ia simpan dalam brangkas!

“Tuan Muda ....” Terdengar suara familiar dibarengi bunyi ketukan pintu mengalihkan perhatian Ciel.

Ciel mengangkat wajah. “Masuk!”

Sebastian masuk. Mendapati seluruh ruangan berantakan oleh kertas-kertas di atas lantai dingin, ia melihat tuan mudanya berdiri memandang brangkas kosong dengan wajah kebingungan.

“Apa yang sedang Anda cari, Tuanku?” Tanya Sebastian.

Royal Warrant yang kita menangkan dulu. Aku yakin menyimpan dokumen penting itu dalam brangkas. Anehnya tidak ada!” Mata biru Ciel diluapi keyakinan.

“Anda yakin sudah menyimpan dengan benar, Tuanku.” Sebastian menatap wajah tuan mudanya lekat.

Putra Vincent Phantomhive merupakan jenius dalam strategi terutama pintar memecahkan masalah diluar kendali polisi, tetapi ada waktu dimana dia menjadi mudah pelupa, terlebih setelah dia menjadi iblis.

“Jangan menyindirku, kali ini aku yakin.” Ciel terlihat lelah.

Sebastian melepas kontak mata dari wajah Ciel. “Mungkinkah seseorang mengambil royal warrant?

Ciel diam mendengar Sebastian.

Satu alternatif terpikirkan si pelayan iblis dan keduanya setuju bahwa mungkin saja dokumen royal warrant dipegang orang lain.

𝐘𝐄𝐒 𝐌𝐘 𝐋𝐎𝐑𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang