Ada satu hal yang tidak diketahui banyak orang tentang perasaan Hyunjin yang sebenarnya terhadap gadis bernama Lee Chaeyeon. Perempuan yang sudah ia kenal sejak duduk di bangku SMA hingga sekarang mereka sudah sama-sama meniti karir di bidang musik. Kenal mungkin adalah kata yang kurang tepat, karena Hyunjin lebih dari sekedar mengenalnya. Ia sudah melihat semua sisi dalam diri Chaeyeon, terutama sisi buruk yang memang sering ditunjukkan gadis itu di depannya.
Itu semua terjadi karena Hyunjin yang tidak pintar menghadapi Chaeyeon lantaran ingin menyembunyikan perasaannya dari gadis itu.
Seperti tadi, ketika mereka berpapasan di belakang panggung, Hyunjin justru menunjukkan sikap sarkas alih-alih bersahabat pada Chaeyeon yang hampir terlambat untuk tampil. Apalagi saat itu sang gadis hampir mengalami insiden memalukan. Hyunjin rasanya ingin berterima kasih pada Chan karena sudah menyelamatkan gadis itu.
"Why do you always try to pick a fight with her?"
Pertanyaan Felix yang tiba-tiba membuyarkan lamunan Hyunjin begitu mereka selesai berganti pakaian. Ia terlihat gelagapan sebelum mengalihkan tatapan ke arah lain, "Siapa yang bertengkar dengannya?"
"Kamu, Hyunjinnie," Felix tertawa, nadanya terdengar geli sehingga Hyunjin malu sendiri karena ia baru saja membantah hal yang sudah terlihat jelas, "Kamu kayak Changbin hyung dulu waktu aku baru bergabung dengan kalian."
Di belakang mereka, Changbin berdehem. Barangkali karena mendengar namanya disebut. Namun Felix hanya memberinya kedipan jenaka sebelum kembali mengarahkan perhatian pada Hyunjin.
"Do you like her?"
Kadang Hyunjin lupa bahwa Felix cukup observan dan sangat blak-blakan dalam menyampaikan sesuatu. Mungkin itulah yang membuatnya berhasil menjalin hubungan dengan Seo Changbin yang notabene lebih sulit menunjukkan perasaannya dibanding Hyunjin. Namun lihat pemuda itu sekarang, ia sudah bahagia dengan Felix dan membuat Hyunjin merasa cukup iri dengan kisah kasih mereka.
Agaknya Felix menyadari bahwa pertanyaan tersebut cukup sulit dijawab oleh Hyunjin. Ia belum bisa memastikan apakah ia menyukai Chaeyeon atau justru sebaliknya. Maka pemuda itu pun memberinya tepukan bersahabat di pundak, lalu tersenyum kecil padanya.
"Nggak apa-apa kalau nggak dijawab. Tapi aku cuma mau menyarankan, nggak semua orang bisa tahu apa yang kau rasakan jika tidak diungkapkan," tuturnya. Selama beberapa detik, Hyunjin hanya terdiam di posisinya sembari memikirkan kata-kata Felix tersebut. Di satu sisi, ia tidak ingin perasaannya diketahui. Namun di sisi lain, ia ingin Chaeyeon memahami bahwa sikap tak bersahabatnya tersebut adalah benteng yang ia bangun untuk menutupi perasaannya yang sebenarnya.
"Hey, you really okay?"
Lagi-lagi Hyunjin melamun. Hanya saja kali ini ia segera menjawab pertanyaan Felix dengan anggukan sebelum kembali pada kegiatannya yang semula tertunda.
"Don't worry, I'm perfectly fine, Lix," ucapnya.
***
Keesokan harinya, Hyunjin memutuskan untuk pergi ke toko peralatan musik sepulang kuliah. Senar bassnya sudah tidak menghasilkan suara yang bagus hingga ia berpikir untuk mengganti senarnya dengan yang baru. Begitu sampai di toko, Hyunjin disambut oleh pemiliknya yang ramah dan menanyakan kebutuhannya. Lantaran ia masih punya banyak waktu, Hyunjin bilang ia ingin melihat-lihat dulu ke sekeliling toko.
Pemuda itu langsung berjalan ke arah jejeran gitar bass yang terpajang rapi di dinding toko, wajahnya terlihat antusias begitu melihat berbagai jenis gitar bass yang ada di sana. Saat ini ia sudah punya dua gitar bass dengan empat senar. Namun rasanya ia tertarik untuk membeli bass dengan lima senar, just in case, meskipun lagu Matryoshka jarang yang menggunakan nada-nada sangat rendah.
Maniknya menyusuri setiap jenis bass, hingga tatapannya jatuh pada bass berwarna merah marun yang terlihat familiar. Ah, benar. Bass milik Chaeyeon.
Bass yang dimiliki Hyunjin berwarna hitam dan abu-abu. Ia sedang mempertimbangkan untuk membeli warna lain dan entah kenapa warna merah marun ini terlihat menggoda. Memang bagus, apalagi jika ia mengenakan pakaian serba hitam ditambah dengan bandana merah. Kalau tidak salah fans mereka memang menyukai warna menyala tersebut saat Felix tampil dengan gitar merah kecoklatannya waktu itu.
Ia baru saja hendak meraih gitar bass merah marun tersebut saat tiba-tiba seseorang menginterupsinya dengan sebuah celetukan.
"Yamaha TRBX punyamu itu jauh lebih bagus daripada bass yang kau incar itu. Itu testimoni dariku."
Terkejut, Hyunjin nyaris menabrak rak di sisi kanannya saat menyadari bahwa Lee Chaeyeon tiba-tiba sudah berada di sampingnya. Pertemuan tidak terduga itu membuat Hyunjin otomatis menunjukkan reaksi defensifnya yang biasa jika berada di dekat gadis itu.
"Ngapain ke sini?"
Seperti yang sudah-sudah, Chaeyeon mendelik sebal saat mendengar nada bicara Hyunjin yang seperti itu. Sungguh, ia tidak bermaksud untuk membuat Chaeyeon kesal. Namun jantungnya yang mengepak berisik hingga membuat telinganya bergemuruh adalah hal yang sulit diantisipasinya jika berada di dekat gadis itu.
"Kamu kira toko ini punyamu? Kenapa nanya-nanya alasanku ada di sini? Ya suka-suka aku lah," Chaeyeon membalas sengit. Hyunjin mengatupkan rahang, merasa cukup terganggu dengan nada bicara Chaeyeon yang seperti itu. Namun ia segera mengingatkan diri sendiri bahwa wajar Chaeyeon seperti itu jika Hyunjin terus memperlakukannya bak musuh.
Pembicaraannya dengan Felix tempo hari otomatis terngiang di dalam kepalanya. Bagaimana Felix menekankan bahwa nggak semua orang bisa tahu apa yang kau jika tidak diungkapkan.
Mungkin belum sekarang. Hyunjin harus berpikir matang terlebih dahulu.
"Ehm, ya sudah," Hyunjin akhirnya memilih untuk tidak memperpanjang perdebatan dan kembali mengalihkan perhatian pada bass di depannya. Namun Chaeyeon sudah terlanjur menjauh hingga pemuda itu pun merasa agak terpukul karena ternyata sang gadis kembali tersinggung olehnya.
Keinginannya untuk melihat-lihat seketika saja hilang. Hyunjin akhirnya memutuskan untuk kembali menemui pemilik toko dan menanyakan perihal dawai bass yang hendak ia beli. Di saat sang penjual menyodorkan dawai yang ia minta, Chaeyeon mendadak muncul kembali di sisinya dan meraih bungkus plastiknya sebelum Hyunjin sempat mengambil.
"Oh, kamu pakai merk ini? Kalau begitu aku juga mau yang seperti ini, ahjussi. Empat buah juga," Chaeyeon menggesturkan angka empat dengan jemarinya. Kebingungan Hyunjin semakin bertambah ketika Chaeyeon tiba-tiba membayarkan semuanya, bahkan senar yang Hyunjin hendak bayar sehingga ia pun segera menyuarakan protes.
"Kenapa dibayarin, sih?"
"Kenapa? Aku cuma mau mentraktirmu senar," jawab Chaeyeon enteng. Hyunjin tidak mengerti di mana letak logisnya Lee Chaeyeon yang ingin mentraktirnya senar. Padahal sesaat lalu mereka masih bertengkar di sudut toko gara-gara hal sepele.
"Lee Chaeyeon, berhenti--"
"Kalau mau kamu bisa balas traktir aku pakai makanan, kan? Ck, repot banget."
Selama beberapa sekon Hyunjin tertegun menatap sang gadis yang entah dari mana mendapat ide demikian. Apa sekarang Chaeyeon sedang mengolok Hyunjin? Atau gadis itu hanya mencari alasan untuk bisa makan bersamanya, yang pastinya tidak mungkin terjadi kecuali jika Lee Chaeyeon sudah kehilangan akal sehat.
Ia bingung. Bingung sekali. Hyunjin butuh Felix untuk memberitahunya maksud di balik sikap aneh bassist Violet Casuals yang kini tiba-tiba memberinya ide untuk membalas traktiran senar dengan traktiran makanan.
"Ini punyamu, Nona. Dan ini untukmu, Anak Muda. Sudah dibayarkan Nona ini," pemilik toko musik itu berkata sembari mengulum senyum. Wajah Hyunjin menghangat ketika melihat tatapan jenaka yang dilemparkan pria itu, sehingga ia segera mengangguk sebelum refleks meraih ujung baju Chaeyeon agar mereka bisa segera pergi dari sana.
"Eh?! Eh, kenapa aku ditarik?!" Chaeyeon protes sehingga Hyunjin lekas melepaskan ujung lengan bajunya saat mereka sudah berada dj luar toko. Lantas pemuda itu menatap sang gadis dengan sorot tak terbaca sebelum mengedikkan dagunya ke balik pundak, memberi isyarat.
"Ayo cari makan. Katanya mau ditraktir."
Sebelum Chaeyeon bisa melihat rona merah yang merambat hingga ke telinganya yang mulai memanas, Hyunjin lekas berbalik dan berjalan terlebih dahulu menuju restoran cepat saji yang berada tak jauh dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[03] I love you so much that I hate you
FanfictionMeskipun orang bilang benci dan cinta itu sangat tipis bedanya, Lee Chaeyeon yakin ia membenci Hwang Hyunjin sepenuh hati tanpa takut akan jatuh cinta padanya. (Oh, tentu saja ia tidak menyadarinya.) [Hwang Hyunjin/Lee Chaeyeon; alternate universe;...