1

859 93 32
                                    

Sunoo menatap asing rumah yang akan di tempati dia sekarang, rumah yang sangat besar dan halaman yang luas, jika bukan dengan paksaan majikan ibunya untuk tinggal bersama, Sunoo tidak akan mau serumah dengan orang asing. Sunoo melangkah dengan malas dan menekan bel.

Ting... Tong....
Ting... Tong....

Setelah menunggu beberapa menit pintu terbuka menampilkan laki-laki manis.

Dia adalah majikan ibunya yang membuat Sunoo pindah ke rumah itu, dimana ibu Sunoo? Ibu Sunoo sudah meninggal satu minggu yang lalu karena penyakit yang dideritanya, dan yahh Sunoo dibujuk untuk tinggal bersama karna dia sudah tidak punya orang tua lagi.

Awalnya Sunoo menolak tapi melihat ketulusan di mata majikan ibunya itu Sunoo jadi tidak tega untuk menolak.

Lelaki manis itu pun tersenyum hangat melihat Sunoo, Sunoo hanya bisa membalas senyuman itu dengan canggung.

"Akhirnya kamu sampai juga, mari masuk kamu pasti lelah kan? " Sekali lagi dengan senyuman yang bisa membuat hati semua orang menjadi tenang dengan hanya melihat nya.

"Baiklah" Luhan menarik tangan Sunoo dan masuk kedalam rumah.

Sunoo menatap rumah yang akan di tinggali ia sekarang, begitu besar dan memiliki barang-barang yang sudah pasti sangat mahal. Walaupun rumah itu sangat besar tetap saja Sunoo lebih suka tinggal dirumahnya sediri dengan ibunya yang sudah meninggal.

Mengingat ibunya yang sudah meninggal dan dia akan tinggal di rumah asing membuat matanya berkaca-kaca, kenapa Tuhan memanggil ibunya terlalu cepat? Sungguh tidak adil pikir Sunoo.

Mereka sampai di ruang tamu, Luhan yang melihat Sunoo melamun sebenarnya tau apa yang dipikirkannya, Luhan tersenyum dan mengelus surai rambut Sunoo.

"Kenapa melamun? Hmm?" Merasakan ada yang menyentuh rambutnya Sunoo sadar dari lamunannya.

"Ah.. Tidak apa-apa, nyonya"

"Tidak, kamu gak boleh manggil nyonya ataupun tante. Mulai sekarang pangil bunda" Sunoo mengerjapkan matanya.

"B-baiklah, bunda" Luhan terseyum dan mencubit pipi Sunoo gemas.

"Pasti Sunoo lelah, bunda antarkan kamu kekamar"

Luhan mengantar Sunoo tepat di pintu kamarnya di lantai dua.

"Masuklah dan istirahat nanti bunda panggil untuk makan malam"

"Baiklah bunda" Sunoo tersenyum saat Luhan mencium pipi Sunoo dan mengelus rambutnya.

Sunoo membuka pintu dan menutupnya kembali, Melihat kamar yang akan ia pakai, sudah di duga sangat besar dan rapih, Sunoo melangkah kan kaki nya menuju tempat tidur, Mendaratkan pantatnya di atas kasur yang empuk.

Karna kelelahan Sunoo pun berbaring dan menutup matanya, tak butuh waktu lama Sunoo sudah berada di alam mimpi.






































Hmmmm 69x

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hmmmm 69x

This is my first storie jadi maklum masih jelek....
Yang mau ngasih saran atau yang lainnya boleh kok.
Voment juseyo.....
Udahlah gak usah banyak ngomong :" See you in the next chapters.

-Nanno 🦄

Chassing You {SungSun}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang