PROMISE

17 4 0
                                    

Aku terduduk didepan sebuah piano yang memang disediakan untukku. Tanganku terulur untuk menekan tuts piano dan mulai memainkan sebuah lagu yang dapat mengingatkanku pada sosok indah dimasa lalu. Kenangan yang tersimpan rapi disudut terdalam ruang pikirku. Memejamkan mata saat setetes airmata mengalir dan seterusnya sampai membasahi kedua pipiku. Rasa sesak yang datang tanpa permisi mengundang rasa rindu yang teramat sangat menyiksa diri. Tersenyum kecil saat sebuah kenangan indah kembali terbayang olehku.

***

Hyunmi terdiam memandang seseorang yang tengah duduk didepan piano dengan memainkan sebuah instrument yang cukup menarik perhatiannya. Sudah beberapa hari ini ia selalu memperhatikan sosok itu diam-diam. Rasa tertariknya membuatnya betah berlama-lama berdiri didepan ruang musik sekolah barunya hanya untuk mendengar permainan dari sosok itu.

"Sedang apa berdiri disitu?" Hyunmi terhenyak saat sebuah suara memasuki indera pendengarnya. Ia diam tak menjawab. Seperti seseorang yang sedang tertangkap basah mencuri. Tapi, Hey! Ayolah ia sedang tidak mencuri saat ini.

"Kenapa diam saja? Kemarilah" dengan ragu, ia berjalan menghampiri pria yang dapat ia rasakan terus memperhatikannya. Ia terus menunduk seakan takut oleh lelaki yang berada dihadapannya.

"Duduklah, jangan menunduk terus, lehermu bisa sakit nanti" ujar lelaki itu dengan tersenyum.

Oh, sudahkah ia bilang jika lelaki itu memiliki wajah rupawan? Bahkan dengan senyum itu lelaki itu menjadi berkali-kali lipat lebih tampan. Oh siapapun tolong Hyunmi, ia seperti akan meleleh sekarang. Bahkan tanpa sadar ia terus menatap wajah itu, hanya sampai suara lelaki itu kembali menyadarkannya dari segala fantasi.

"Kau baik-baik saja? Apa ada yang salah?" Hyunmi kembali menunduk dan menggeleng kecil sebagai jawaban. Membuat lelaki itu hampir memekik gemas melihat tingkahnya.

"Ternyata benar apa yang Junseok hyung bilang, Lee Hyunmi memang sangat manis" Siapapun tolong Hyunmi sekarang. Jantungnya seakan ingin meledak karena terlalu keras bekerja. Dipuji oleh orang yang kau kagumi diam-diam ditambah dengan ia mengetahui nama lengkapmu, siapapun tolong jangan bangunkan Hyunmi jika ini memang hanya sebuah mimpi.

"Perkenalkan aku Park Hyojun, Kakak kelasmu ditingkat tiga. Tapi jangan memanggilku sunbae, kita sama hanya saja aku lebih tua dua bulan darimu" Hyunmi mengerjap beberapa kali mencoba memahami ucapan lelaki itu. Bagaimana pun juga ia hanyalah murid pindahan dari China dan baru beberapa minggu di sekolah ini.

Seakan mengerti kebingungan gadis dihadapannya itu, dengan segera ia menarik pelan tangan gadis itu dan mendudukannya disebelahnya. "Kau bisa memanggilku dengan Hyojun saja, okay?"

Hyojun tertegun sejenak mendengar ucapan lelaki itu. Namun ia pun tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban. Ia ingin sekali berbicara banyak dengan Hyojun namun karena keterbatasan kosa kata membuatnya tidak bisa leluasa mengungkapkan apa yang ingin ia katakan.

"Kita harus sering bertemu" Hyunmi mengerjap bingung menatap Hyojun yang juga tengah menatapnya dengan sorot yang hangat dan lembut. Namun detik berikutnya ia harus kembali terdiam dengan kedua pipi merona mendengar ucapan dari lelaki disampingnya ini.

"Karena sepertinya aku menyukaimu.."

***

Ku langkahkan kaki keluar dari perkarangan rumah dengan tongkat ditanganku. Aku menghitung setiap langkah menuju tempat tujuanku. Hanya ini yang dapat ku lakukan untuk dapat menjalankan aktivitasku walau tidak dapat melihat lagi. Sepertinya aku sudah melewati taman. Dapat ku dengar suara anak-anak kecil yang sedang bercanda-tawa dan suara sepasang kekasih yang sepertinya sedang bertengkar. Seketika ingatanku kembali pada suatu kejadian yang sulit untuk kulupakan. Seandainya semua dapat kembali lagi.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang