Valery POV
Aku akan tinggal bersama Arga, suamiku.
Kedua orang tuanya menentukan dimana kami akan tinggal berdua, yakni di apartemen milik Bram. Ayah mertuaku. Tentu saja aku menyutujuinya.
Tante Yuna—ah, maksudku ibu mertuaku sangat menyayangiku. Kupikir aku akan berakhir mengenaskan seperti sinetron Indonesia pada umumnya. Nyatanya, keluarga Arga sangat menerimaku.
Jauh berbeda seperti orang tuaku. Benar, mereka juga menyayangiku. Namun, terkadang mereka selalu membuat keputusan tanpa peduli apakah aku setuju atau tidak.
Seperti pernikahan konyol ini contohnya.
Aku sudah pernah merancang bagaimana aku akan menikah dengan sosok yang kucintai, tanpa adanya paksaan. Juga cincin yang ditautkan secara tulus dan hangat. Jika saja, malam itu...
Sudahlah!
Untuk tamu undangan sangat dibatasi. Hanya beberapa kolega dan teman bisnis dari orang tuaku, begitupun dengan Bram dan Yuna. Teman sekolah yang diundang hanya para komplotan Arga, itupun tidak sampai sepuluh. Benar-benar privasi.
Sedangkan Arga sendiri, ia tak pernah mengucapkan satu kata pun padaku sejak pernikahan ini dirancang. Mungkin pria itu membenciku, tentu saja.
Kak Varo, temannya Arga, memberi tahuku sedikit tentang sifat dan perwatakan pria bermarga Dirgantara itu.
Pria itu tak suka banyak bicara, sangat suka minum kopi sama halnya denganku, tidak suka diganggu, ketua basket, pendiam diantara yang lain. Oh, untuk masalah percintaan, Arga pernah menyukai perempuan yang merupakan teman seangkatan denganku. Namanya Clara Gheander.
Perempuan yang pintar, tidak banyak bicara, idaman para lelaki, termasuk Arga. Mungkin jika diriku ini seorang Clara, Arga akan dengan senang hati menjadikanku sebagai istrinya dan,
Hentikan. Berpikir apa aku barusan.
Aku bersyukur teman-teman Arga menyukaiku, seperti kak Lea dan kak Alisya. Demi apapun, mereka sangat usil dengan Arga. Menggoda tentang hal-hal yang berkaitan dengan suami-istri.
"Gue mandi dulu."
Arga membuyarkan lamunanku,membuat aku yang sedang membersihkan make up mau tak mau menoleh.
"Mau makan apa?"
"Terserah."
Ini hanya awal, tenang. Pria ini sangat dingin ya Tuhan!
Aku mencoba mengalihkan pikiranku. Untuk tidak memikirkan bagaimana nasibku di hari-hari berikutnya akan menjadi seorang istri yang tidak diharapkan.
Okay, jangan dramatis.
Bagamanapun itu, aku tidak akan pernah menyukai pria dingin ini.
Semoga.
- - -
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGANTARA
Teen FictionValery Movalie, gadis yang pernah berpikir bahwa hidupnya semasa SMA akan berjalan menyenangkan seperti drama korea yang pada umumnya berakhir dengan bahagia. Layaknya sebuah dongeng. Satu hal yang membuat semua tatanan impiannya hancur berantakan a...