Menceritakan tentang lika-liku cinta seorang Na Jaemin yang mencintai pemuda manis bernama Huang Renjun.
Tapi sayang seribu sayang, Renjun sudah menjadi hak paten Lee Jeno. Sahabatnya.
❝ Tuhan, kumohon maafkan aku karena sudah mencintai kekasih dari...
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jadi jangan anggap serius. Dan cerita ini adalah sebagian kecil dari kehaluan saya.
➖1.093 work➖
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
4 tahun.
4 tahun sudah Jeno meninggalkannya, dan selama 4 tahun pula ia memendam rindu yang terus membeludak tiap harinya.
Oh, andai rindu bisa berbicara, mungkin saat ini ia sudah kehabisan suara.
Renjun menatap sendu fotonya bersama sang kekasih yang diambil 4 tahun lalu, ini adalah foto terakhir yang mereka ambil sebelum Jeno pindah ke Paris.
Renjun rindu.
Rindu pelukan hangat Jeno.
Rindu kecupan lembut Jeno.
Rindu memadu kasih bersama Jeno.
Ia rindu Lee Jeno.
Ia rindu tentang semua hal yang bersangkutan dengan Jeno.
Renjun ingin bertemu, tapi mereka terpisah oleh jarak dan benua.
Andai waktu bisa berputar kembali, Renjun ingin mengulang semua kebersamaannya dengan Jeno. Ia ingin sekali.
Renjun menghela nafas, ia meyakinkan dirinya sendiri.
1 tahun, tinggal 1 tahun lagi dan mereka akan bertemu.
'Jangan menghitung waktu, supaya saat kita bertemu lagi nanti, kau masih tidak akan percaya jika aku telah kembali. Tapi jika kau menghitung waktu, justru itu akan membuatmu tersiksa, karena waktu seakan berjalan sangat lambat'
Kata yang terlontar dari bibir kekasihnya itulah yang selalu ia ingin dan jadikan semangat. Ia tak pernah menghitung waktu, dan nyatanya ucapan Jeno benar adanya. Tak terasa sudah 4 tahun mereka berpisah, maka itu berarti mereka akan dipertemukan kembali 1 tahun lagi.
Renjun bahagia. Tapi sekali lagi ia tidak akan menghitung waktu supaya tidak berjalan lambat. Ia ingin segera bertemu kekasihnya.
"Hahh, semoga waktu berjalan dengan cepat ya?" Renjun mengusap foto itu perlahan.
Tangannya meraih ponsel pintarnya yang ada di atas meja belajarnya. Mencari sebuah nomor yang selama 4 tahun ini sering ia hubungi.
Menekan tombol panggil, lalu menunggu orang diseberang mengangkat panggilannya. Tak berapa lama, panggilannya diangkat.