Rayuan Takdir

1 1 0
                                    

Kehidupan yang semu menimbulkan fatamorgana yang baru, begitulah harapan dari seorang berkelahiran tahun sembilan tujuh. Pandemi konspirasi membuat akal sehat selalu, menari dalam rayuan imajinasi, sehingga ekspetasi tidak lagi mulai serasi.

Jenaka dalam cerita, tapi tak berteman dengan realita, harapan hanya menjadi cerita fiktif belaka. Rencana dipasang seakan berjalan dengan matang, ah rupa nya takdir tidak sedang bergembira riang.

Teman sebangku meraih title baru, sedangkan kita terbelenggu, dengan siksaan kata menunggu, serta iringan pengorbanan yang tiada jemu. Karir disinyalir akan berakhir, prioritas yang tersingkir, agar tidak menjadi buah bibir, demi mengharapkan pencapaian akhir.

Pupus dalam akal sehat mulai bersemi, rasa percaya diri mulai tak mengiringi, ah dewi Fortuna kali ini membenci pada situasi. Tiap bunga tak serentak bermekaran begitu para syair menyampaikan, kalimat itu selalu di jadikan dalam hiburan dalam kelut yang kian menghajar.

Langkah demi langkah, berharap masalah agar terpecah, namun jiwa ini bersemringah dari jeritan tiada henti nya. Rembesan gerimis yang makin lama menusuk ke Sukma, tiada tempat teduh disamping raga yang basah akan dari masalah.

Roda kehidupan pasti berputar, begitu ujar dari orang-orang pintar, mendesak suasana menerkam,kelam,di kesunyian alam. Tapak kaki bergemetar, terik panas yang mencetar, raga berkata jangan gentar, tetapi jiwa terbakar kini kian pudar.

Hampir saja memasuki jurang dengan mengikuti arus nya terjang, Sang Pencipta tak mungkin membiarkan begitu saja kepada si bocah yang malang. Dibalik hujan yang lebat, akan ada doa yang selalu di panjat, meminta agar perilaku hujat menjadi kata hebat dalam labirin yang sedang tersesat.

Seberkas cahaya lilin yang terang,yang membawa kekosongan di dalam ruang, mengharapkan cerita usang masuk kedalam lubang yang terjang, lekas sembuh wahai si bocah malang.

Apapun yang dilakukan serba gantung, tapi semangat pun tak terujung, demi meraih posisi yang beruntung, dan berusaha tak pernah bersua di posisi yang buntung. Sepenggal doa si penulis melontarkan "Wahai Penguasa Alam berikan lah hamba secercah cahaya di dalam kegelapan yang mencekam"

Jumat 30 Oktober 2020


          Chanfong




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rayuan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang