Haechan menenggak habis kaleng bir keduanya, mengumpat kesal karena pesanan makanannya lama sekali datang.
Setelah kejadian tadi, Lee Haechan kacau. Ia tidak menangis, ia hanya menenangkan diri dengan bir dan makan. Itu sudah menjadi rutinnya saat sedang stress.
ting! tong!
Haechan bangkit, tanpa ragu membuka pintu dengan penampilan kacaunya, rambut berantakan dan boxer pendek yang tertutupi kemeja oversize miliknya. Sekali lagi, Haechan tidak peduli. Toh, pasti itu pengantar makanan, ia akan mengomelinya karena membawa pesanannya terlalu lama.
cklek..
"Yak.."
Pemuda manis itu segera menutup pintunya kembali, tapi sayang kalah cepat dengan kaki Jeno yang menahan pintu agar tidak tertutup.
"We need to talk," suara berat Lee Jeno menginterupsi.
"Nothing. Pergilah.."
"Please.." dapat Haechan lihat Jeno menunduk penuh harap di luar sana.
"Nothing. Aku sibuk."
"Kau salah paham, kumohon-"
"Pergi."
"Hae-"
"KUBILANG PERGI! AKU BENCI DIRIKU, AKU BENCI DIRIMU! SIALAN SIALAN SIALAN!" pertahanannya runtuh, kakinya terasa lemas untuk berdiri lantas berjongkok menyembunyikan wajahnya dan terisak.
Jeno tertohok oleh tangis pilu Haechan, merasa bahwa semua ini salahnya, salahnya karena tidak menurunkan ego dan jujur tentang perasaannya sejak dulu. Ia meraih tubuh ringkih itu, mendekapnya penuh hati-hati dan membiarkan pemuda manis itu menumpahkan segala uneg-uneg dan kekesalannya.
"Bodoh! Lee Haechan bodoh!"
"Aku membenci diriku!"
"Kenapa..kenapa aku tidak ingin melepaskanmu?!"
"Cukup."
Haechan membelalak kaget saat bibir basah Jeno menyentuh bibirnya, melahap kasar bibirnya seakan hanya objek itu yang paling menarik di dunia.
"Hmph..ah Jenmph.."
Mulutnya terbuka, lidah panas Jeno melesak masuk membasahi setiap area di mulutnya, Haechan terkesiap saat sesekali Jeno menggelitik dinding mulutnya.
"..cu-cukuph.." Haechan memukul punggung Jeno saat dirasa pasokan udaranya menipis. Jeno mengerti lantas membiarkan si manis meraup oksigen sebanyak-banyaknya dengan sisa saliva miliknya di bibir bengkak itu.
cup!
"Oh my god, kau menggugah sekali."
Haechan memerah, menutup mulutnya dengan lengan. "Kau-"
KAMU SEDANG MEMBACA
more than friends, nohyuck.
Fanfiction[ twoshoot ] Jeno dan Haechan terjebak dalam status 'teman'. Mereka saling mencintai, tapi tak ada yang peka, tak ada yang ingin jujur terlebih dahulu, membuat dua temannya geram dan semakin lama justru malah memperburuk keadaan. Padahal, semudah it...