Part 1

3 1 0
                                    

Maaf sekali lagi kalau masih berantakan hehehe btw selamat mebaca ya , semoga betah hehe..makasih .

Selesai makan bersama, intaya pergi kekamarnya. Tidak lama intaya dikamar tiba-tiba handphone nya berdering dan tangan intaya dengan cepat mengambil handphonenya.

" Assalamualaikum.." intaya dengan tegas mengucapkan salam.Ucapan salam harus terlebih dahulu sebelum membahas yang lain.

"Waalaikumussalam." Suara yang sangat tegas di sebrang sana.

Intaya merasa tidak asing dengan suara itu, tapi ini adalah nomor baru intaya tidak tau siapa yang sedang menelponnya sekarang.

"Ini siapa ya?" Intaya dengan suara sedikit binggung. Di kepalanya telah banyak pertanyaan tapi dia harus bertanya dari mana, dia tidak tau siapa yang menelponnya.

Intaya semakin binggung, karena orang itu tidak menjawab sama sekali. Intaya tidak tau harus berbuat apa.

Tiba-tiba saja telpon tersebut diputuskan sepihak, oleh orang tersebut.
Setelah telpon tersebut putus, intaya merasa bahwa dia sering sekali mendengar suara itu tapi siapa , itu yang sedang dia pikirkan.

"Sudahlah untuk apa juga memikirkan hal yang tidak penting, males juga." Intaya berbicara sendiri tanpa ada orang, jika ada ibunya atau salah satu keluarga nya pasti dia telah ditertawakan karena intaya itu sangatlah lucu.

Pagi Hari

"Intaya ayo bangun, kebo banget lo tidur, ayo buruan telat nih lo nanti." Kebiasaan pagi yaitu seorang kakak membangunkan adik yang seperti kebo jika tidur sulit dibangunkan.

Dia adalah kakak ke-tiga ku , namanya adalah Inton Panggarasya, aneh bukan namanya bagi ku aneh tidak tau dari mana anehnya heheh.
Dia itu nyebelin pagi-pagi selalu aja membuat mimpi indah ku kacau, padahal dia udah ada keluarga ngapain urusin aku, tapi gak ada dia sepi ini rumah heheh.

"Eh kebo bangun, jangan sampai lo telat ya, kalau lo telat habis lo ditangan gua." Ancaman yang dikeluarkan dari mulutnya kak into yang pedas.

"Apaan sih kak, ganggu orang tau gak, enak-enak juga orang mimpi di ganggu mulu perasaan." Suara ku dengan separuh nyawa yang belum terkumpul.

"Jangan pake perasaan, entar lo sakit hati gimana , nanti gua juga repot, gak mau gue repot ya." Kata bucin  inton keluar entah dari mana itu berasal.

"Bucin lo kak, pagi-pagi juga , sana-sana bidadari mau mandi dulu ya hehe." Sedikit tertawa dan menahan malu.

"Disini boleh muntah gak, lo sama kakak bisa bilang gitu, tapi depan teman-teman lo mana mau bilang gitu." Kak into dengan sedikit tertawa lihat tingkah adiknya.

"Udahlah kak, mau mandi aku, sana-sana, entar aku telat, kakak ya, yang tanggung jawab." Intaya sedikit kesal dengan kakaknya yang tak kunjung keluar dari kamar.

"Idih, ogah tanggung jawab, cepetan sana mandi, kakak tunggu 15 menit selesai." Dengan cepat inton keluar dari kamar intaya.

"Buset lo kak, mana ada 15 menit cepet banget wey, pikir-pikir kak." Terikan intaya keluar hingga ibunya mendengar.Akhirnya intaya pun segera bersiap-siap.

Diluar pintu kamar intaya

"Itu si ya, kenapa pagi-pagi teriak?." Ibunya binggung dengan tingkah anak bungsunya itu.

"Biasa bu, si kebo mau mandi susah banget hehe." Inton sedikit tertawa , dia sangat suka dengan tingkah aneh adiknya .

" Kamu ini suka banget buat adik kamu kesal, pagi-pagi buat dia teriak gitu, gk enak entar tetangga pada kerumah marah-marah gimana." Ibunya dengan wajah sedikit marah tapi dia tidak bisa marah sana anak nya hanya karena masalah sepele.

"Tinggal bilang aja ,si kebo yang kita urus lagi mandi , gampang kan buk hehehe." Inton mengejek ibunya.

"Kamu ini, ya udh ibu mau lanjut masak dulu entar adik mu mau makan, makanan belum siap,repot lagi jadinya." Ibubya dengan nada lembut .

"Siap ibu negara, sok atu silakan hehe." Inton dengan suara bahasa jawa heeh.

Oh iya, jangan lupa nama ibu ku ya, nama ibu negara ku adalah Rahasia, etsh..kalian jangan salah paham , nama ibu ku itu emang rahasia tapi dipanggil ibu sia supaya gak akan ada rahasia di dalam keluarga ini heheh...

"Kebo lama banget, udah 30 menit ini, udah jauh dari waktu yang kakak kasih tadi, cepetan.". Teriakan inton dari bawah rumah atau dari luar .

"Aelah kak, tunggu dulu lagi pake sepatu nih, tunggu dulu bentar lagi ,sabar kali." Balasan teriakan intaya lebih besar dari pada inton hehe.

"Cepetan kebo." Teriakan inton lagi.

"Bawel banget lo kak." Intaya keluar dengan tiba-tiba sehingga inton merasa seperti melihat setan hh.

" Eh kebo, datang itu jangan buat jantung mau copot, entar copot kan repot." Inton sedikit marah ,karena adiknya sering sekali tiba-tiba datang.

"Iya iya bawel, cepetan udah mau telat nih." Intaya segera naik motor.

" Siapa juga yang bikin telah." Inton dengan nada kesalnya.

"Ya udah ya udah, intaya yang salah cepetan kak, udah mau telat nih." Intaya sedikit memberontak di atas jok motor.

"Bilang dulu, biasa kan kalau mau berangkat bilang apa dulu?." Inton merayu adiknya. Kebiasaan inton seperti itu ketika mau mengantarkan adiknya kesekolah, mau di bujuk dulu.

"Kakak ku yang sangat tampan dan super ganteng, ayo berangkat." Intaya dengan suara sedikit ditekan karena kesal oleh kakak nya.

"Buk ayah, pergi dulu ya antar si kebo kesekolah." Teriakan inton dari luar rumah.

"Apaan sih kak, kebo terus." Intaya mulai sangat kesal sama kakaknya.

"Bomat." Inton dengan suara sedikit tertawa.

"Assalamualaikum." Inton&intaya mengucap salam.

"Waalaikumussalam." Ibu dan ayah menjawab salam di dalam rumah.

Sekolah

"Kebo kalau belajar yang bener, jangan banyak mainnya udah dewasakan." Inton memperhatikan motornya didepan gerbang sekolah intaya.

"Iya bawel banget si kak, ya udah intaya masuk dulu, Assalamualaikum." Intaya mencium pundak tangan kakaknya dan masuk kedalam sekolah.

"Waalaikumussalam." Jawab inton.

Intaya pun masuk kedalam sekolah dan segera masuk kedalam kelasnya karena sebentar lagi bel akan berbunyi.
Tetapi tinggal beberapa langkah lagi menuju kelas nya.

Tiba-tiba...

Alhamdulillah part 1 udah nanti lanjut part2 ya, semoga kalian beta dan semoga ada manfaatnya ya.makasih semuanya jangan lupa vote+saran kalian dibutuhkan:)

Salam SNA_24

Bimbinglah Aku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang