jealous

1.2K 115 16
                                    

"Hyungie~ Nana ingin bertemu Jeno dan Haechan. Boleh?" pinta Jaemin dengan nada imut yang membuat sang dominan gemas.

"Tidak. Jeno itu menyukaimu. Aku tidak akan membiarkan lelaki manisku dilirik orang lain," Johnny menjawab sambil memangku Jaemin. Tangan besarnya mengusap-usap pipi mulus lelaki yang lebih muda darinya.

Jaemin mencebikkan bibirnya kesal, "kalau begitu Hyungie juga tidak boleh bertemu Ten Hyung! Pecat saja dia, dia juga menyukai Hyung. Nana tidak suka!"

Jika kalian tidak tau, Ten adalah sekertaris pribadi Johnny yang sangat-sangat cantik. Submissive itu juga menyukai dan menggoda Johnny secara terang-terangan. Beberapa kali Jaemin mendapati sekertaris itu membusungkan dada saat memberikan dokumen dan berkas kepada Johnny kala ia sedang mengantar makan siang untuk kekasihnya. Bahkan saat Jaemin datang berkunjung pun, ia dihadiahi tatapan sinis oleh Ten.

Sebenarnya ia maklum. Kekasihnya sangat tampan dan gagah, baik wanita maupun submissive pasti akan tertarik dengan kharisma seorang Johnny Seo. Namun mereka tidak seberuntung Na Jaemin yang mendapat kasih sayang dan cinta yang begitu besar dari lelaki gagah itu.

"Tapi dia sekertaris ku, Baby. Hanya dia yang sudah mengerti kapan aku membutuhkan sesuatu, kapan aku tidak bisa diganggu, dan lain-lain. Bagaimana bisa aku memecatnya?"

Mata Jaemin berkaca-kaca, jiwa submissive manja nya keluar. Ia memeluk leher dominannya dan merengek, "pecat saja! Nana akan menjadi penggantinya!"

Lelaki kelahiran Chicago itu terlihat menimang-nimang ucapan kekasih manisnya. Tak lama ia menampakkan senyum miringnya yang membuat Jaemin bingung.

Apa yang kekasihnya pikirkan?

"Boleh. Tapi tugasmu bukan menyiapkan dokumen untuk kutanda tangani. Kamu hanya perlu duduk di pangkuanku sepanjang hari dan memberiku 'semangat', bagaimana?" tawar Johnny dengan alis yang dinaik-turunkan seperti sedang menggoda.

Wajah Jaemin memerah padam, dia cukup dewasa untuk mengetahui arti 'memberi semangat'.

"HYUNGIE MESUM! Nana ingin bertemu Jeno dan Haechan saja! Hyungie menyebalkan, Nana tidak suka huh!" segera saja lelaki bersurai merah muda itu bangkit dari pangkuan dominannya dan beranjak menuju pintu keluar.

"Hei hei aku tidak bilang apa-apa, Baby," Johnny menjeda ucapannya dan menyusul Jaemin. Ia menggendong dan menepuk pantat kekasih manisnya tersebut. "Pilih, tetap disini atau kutemani kamu bertemu teman-teman bocahmu itu?"

'Bocah katanya?! Kami sudah kuliah dan akan segera lulus, dasar om-om mesum yang sayangnya adalah kekasihku!' teriak Jaemin dalam hati. Tentu saja ia tak berani meneriaki kekasihnya seperti itu, bisa-bisa ia dihancurkan dan tidak bisa berjalan lagi.

Jaemin buru-buru turun dari gendongan Johnny dan melipat kedua tangannya didepan dada. "Ingat terakhir kali Hyung ikut denganku? Mereka semua hanya diam saja karena merasa terintimidasi oleh Hyungie, menyebalkan!"

Lelaki bermarga Na itu berjalan menuju kamar mereka sambil menghentak-hentakkan kaki. Ya, mereka tinggal di satu apartemen yang sama. Dengan Johnny yang membayar sewa apartemennya; karena Johnny memiliki pekerjaan sebagai seorang CEO muda disebuah perusahaan yang lumayan sukses. Sedangkan Jaemin? Ia hanya mahasiswa perantauan yang menunggu sidang skripsi.

Sesampainya di kamar, ia mengganti baju jalannya dengan baju santai. Ia memutuskan untuk tetap tinggal dan tidak menemui teman-temannya. Jaemin sudah tidak mood untuk bersenang-senang dengan mereka.

Johnny mengekor, memperhatikan kekasihnya yang sedang berganti baju sambil bersender ke dinding. Bukannya membujuk kekasihnya, ia malah membuatnya makin marah dan kesal.

"Ya, Baby. Kamu seksi sekali," ucapnya tanpa rasa bersalah dan malu sedikitpun.

"Diam, Johnny Seo! Nana marah padamu, jangan mendekat!" pekik lelaki Na dengan nada tinggi yang mana membuat Johnny kaget.

Tak mengindahkan peringatan Jaemin, Johnny mendekat. Ia menarik tangan lelaki yang lebih mungil darinya, memeluknya dari belakang dan mengecupi pipi putihnya.

"Jangan memanggilku seperti itu, Baby. Juga jangan majukan bibirmu, itu membuatku ingin mencumbuimu sampai bibir manismu itu bengkak."

Jaemin yang sedang dilanda emosi menyikut perut kekasih tampannya, "mesum! Nana membencimu!" Setelahnya ia berjalan menuju ranjang dan membenamkan dirinya kebawah selimut; menggulung selimut tersebut kebawah badannya agar Johnny tak dapat menerobos masuk.

Butuh beberapa saat untuk Johnny sadar bahwa ia kelewatan. Jaemin hanyalah seorang lelaki manis yang terjebak dengan kantung hormon sepertinya. Seharusnya tidak begini.

Ia mendekat, duduk dipinggiran ranjang. Mengusap-usap tubuh Jaemin dibalik selimut, "Baby, maafkan aku. Aku kelewatan, jangan merajuk," bujuknya merasa bersalah.

Jaemin diam, benar-benar kesal dan marah terhadap perilaku kekasihnya.

Tak mendapati respon yang berarti dari Jaemin, ia kembali bersuara, "aku benar-benar minta maaf, Na. Pergilah bertemu teman-temanmu. Maaf jika aku terlalu posesif."

Merasa tertarik dengan nada memelas Johnny, si submissive terkikik jahat tanpa suara. Hal kecil seperti ini saja sudah dapat mengembalikkan mood-nya.

Ia bangkit, menatap Johnny dengan tatapan datar. Berbeda dengan tatapannya, ia membawa tubuhnya untuk duduk dipaha keras milik kekasihnya dan memeluk lehernya dengan manja.

"Tidak usah, hari ini milik kita berdua."

Dan bibir itu sudah menyatu tanpa penolakan dari pihak manapun.















— — — — — — — — — —

maaf buat JohnTen atau NoMin shipper, jangan salah lapak <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

maaf buat JohnTen atau NoMin shipper, jangan salah lapak <3

oya maap Ten nya jadi begitu, hanya kepentingan cerita ya






olivia —

CRACKPAIR • JOHNNY JAEMIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang