-happy reading-
⚠️⚠️⚠️——————————————————
"Jungkook-ah, berhenti teriak-teriak, ini masih subuh. Aish.. kau ini kalau sudah lapar selalu ribut membangunkan Hyung."
"Jungkook-ah, berhenti berkelahi di sekolah, jangan gunakan tanganmu ini untuk menindas orang lain, mengerti tidak?"
"Jungkook-ah, hari ini Hyung dapat kue vanilla dengan cream stroberi dari bos Hyung di cafe, katanya ini khusus untukmu."
"Kookie, jangan menangis terlalu lama. Hyung tidak suka melihatmu menangis, lebih baik bagi bebanmu dengan Hyung."
"Jungkook-ah, katakan siapa yang berani melukai wajahmu dengan pensil, Beritahu Hyung! Akan kurobek wajahnya dengan kuku tanganku sendiri."
"Kim Jungkook!"
Panggilan tegas bernada rendah membuat Jungkook terkesiap dan segera membuka mata.
Nafasnya terengah-engah dengan bulir-bulir keringat pada dahinya.Kenangan itu terus terngiang dalam kepala Jungkook, sampai-sampai ketika sakitnya mulai terasa, semua itu berputar seperti kaset rusak dalam otak Jungkook.
Beberapa saat kemudian, Jungkook tersadar, tubuhnya terbaring di atas brankar, dalam ruangan serba putih.
Kim Taehyung tengah memandanginya dengan mata elang dari ambang pintu.
"H-hyung?"
"Tidak perlu bertanya alasan bagaimana kau yang tiba-tiba berada di rumah sakit ini, pikir saja seberapa bodoh dirimu."
Lagi-lagi kalimat sarkas keluar dari mulut seorang Kim Taehyung.
Jungkook menghela nafasnya dan membalik badan memunggungi Taehyung.Hening sekitar satu jam membuat Jungkook mulai mengantuk kembali. Ia bahkan tidak yakin apakah Taehyung masih berada dalam ruangan ini.
"Taetae Hyungie sudah pulang ya?"
Tidak ada sahutan, membuat Jungkook menghela nafas berat, menyuarakan sakit hatinya.
Memilih untuk pejamkan mata dan nyamankan sandaran pada bantal.
"Hyung ingat tidak, waktu umurku masih tiga tahun. Aku pernah menangis karena di marahi Papa Mama. Tiba-tiba Hyung pulang dari sekolah, menggendongku masuk kamar tanpa menghiraukan omelan Papa Mama. Lalu sorenya Hyung memboncengku jalan-jalan naik sepeda."
Satu tetes air mata jatuh membasahi bantal. Jungkook rasanya ingin kembali ke masa kecilnya yang indah.
"Waktu Hyung menggendongku, mulai saat itu aku menetapkan kalau Hyung sangat jauh lebih hebat dari ironman favoritku. Kupikir juga kalau Hyung itu satu-satunya milikku dan aku tidak suka berbagi Hyung dengan teman-temanku yang lain."
"Tapi kenapa ya, saat ini rasanya Hyung bukan lagi siapapun untukku. Aku seperti sedang mengidolakan orang asing, padahal Hyung kakakku sendiri. Hyung sangat jauh..."
ucapannya melirih di akhir.Setengah jam, dan selama itu pula Jungkook menangis terisak. Suara tangisnya benar-benar menceritakan seberapa sakit yang Jungkook alami selama ini.
"Kau tidak pernah jauh dariku. Aku hanya mengawasi tanpa sepengetahuanmu."
deg
Jungkook membuka mata sembabnya lebar-lebar, nafasnya tercekat dan ia tiba-tiba saja gugup saat sebuah suara mengagetkannya.
Semenjak tadi Taehyung masih di sana, berdiri di ambang pintu tanpa bergerak sedikitpun.
Memilih diam agar Jungkook bisa sepuasnya menyuarakan isi hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mask
Fiksi PenggemarTopeng yang digunakan Kim Taehyung benar-benar tampak seperti nyata. Membuat Kim Jungkook diliputi perasaan bersalah dan akhirnya membenci dirinya sendiri. Memangnya apa hubungan topeng Kim Taehyung dan perasaan bersalah Kim Jungkook, Let's Read! ⚠️...