🦋 Selamat membaca Bab Pertama 🦋
Note: Cerita ini hanya fiksi belaka, ambil baiknya, tinggalkan buruknya. Semoga pesan baiknya selalu tersampaikan ke kalian 💭
Ramaikan, supaya aku cepat update!
•••••
1. Kembali ke Sepuluh Tahun
- Musim hujan, 2010
"Zee, pelan-pelan bawa sepedanya, aku takut jatuh." Rashel, gadis itu mengeratkan pegangan pada pinggang sahabatnya ini.
"Udah mepet, Shel. Masa kita telat di hari pertama."
Zeera Raline Arsawijaya, panggil saja Zeera atau mungkin Zee. Gadis cantik berwajah lucu dengan sikap tomboi khas nya itu mengayuh sepeda dengan kencang.
"Tapi nanti kalau aku pingsan gimana? Aku deg-degan banget ini, Zee," ucap Rashel.
Decitan rem terdengar ditelinga keduanya. Hingga kening Rashel terhantuk dengan punggung belakang Zeera.
"Aduh, kamu kebiasaan ih."
Dengan ekspresi kagetnya, Zeera menoleh kearah Rashel. "Shel maaf, aku lupa kamu sakit. Ya udah aku pelan-pelan. Gak apa-apa deh telat yang penting kamu baik-baik aja," katanya.
"Kepala kamu gak apa-apa kan?"
"Gak apa-apa, kepentok pelan doang kok. Ayo jalan lagi nanti telat beneran!"
"Oke. Pegangan ya!"
Zeera mulai menjalankan sepeda berwarna putih ber keranjang itu. Masih dengan cepat, namun tidak se kencang tadi. Sampai tak lama, kedua gadis yang masih berseragam putih biru ini sampai di depan sebuah gerbang sekolah.
"Shel, kamu duluan aja masuk! Aku parkir sepedanya dulu," ucap Zeera.
"Aku nunggu kamu aja biar bareng."
"Jangan ih, kamu duluan, biar gak telat dua-dua nya!"
Rashel melihat ke sekelilingnya, memang sudah banyak siswa-siswi baru yang sama seperti mereka berlarian memasuki gerbang sekolah yang tinggal terbuka sedikit. Lalu, Rashel berlari mendekati gerbang sekolah yang berdiri seorang satpam di sana. Rashel masuk ke dalam gerbang lebih dulu, hanya melewati gerbang, menunggu Zeera di sini.
"Bapak, jangan ditutup dulu, temen saya masih naruh sepeda di parkiran depan!" Rashel menahan satpam sekolah yang akan menutup gerbang.
"Sudah telat jam nya neng, nanti saya diomelin."
"Ih tolong lah, pak. Kasihan kalau dia ditinggalin. Orang dia datang bareng saya kok, berarti gak telat. Tunggu bentar dulu ya," mohon Rashel.
"Ya sudah."
"Rashel," teriak Zeera saat sampai di depan gerbang, gadis itu tersengal nafasnya.
"Bapak makasih ya udah nungguin saya dulu, hehehe. Love you, bapak," ujar Zeera dengan heboh nya.
"Iya-iya. Yang semangat sekolahnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MY BUTTERFLY [HIATUS SEMENTARA]
Teen Fiction- "Mereka semua bilang kalau gak bisa tanpa aku, sebenarnya aku yang selalu butuh mereka." - Zeera Raline Arsawijaya ••••• Zeera, gadis malang yang selalu mengharapkan kebebasan dalam hidupnya, layaknya kup...