Hi!
Cerita ini hanya fiksi hasil dari khayalan aku ya, jadi tolong bijak dalam membaca!
Pesan aku, sebelum baca ceritanya, tolong selalu memilah yang baik dan tidak ya, semoga semua pesan yang ingin aku sampaikan bisa tersampaikan dengan baik ke kalian.
Selalu baca setiap author note di akhir cerita.
Selamat membaca 🦋
•••••
- Musim hujan, 2020
"Shel, maneh teh jadi ikut reuni?"
Suara lelaki dengan logat sunda yang tak pernah hilang itu terdengar dari sambungan telepon genggam yang di pegang nya.
Rashelia Binar Tavisha, panggil saja Rashel. Wanita berusia dua puluh enam tahun itu masih sibuk menata rambut nya sembari mengobrol dengan teman lamanya.
"Ikut dong, Du. Ini aku udah jalan kesana. Kamu ikut?"
"Ikut atuh, Shel. Saya udah di Jakarta dari seminggu kemarin. Cuma emang belum ketemu siapa-siapa di sini, baru pindah ke rumah yang baru."
"Oh gitu. Bisa kali ajak kita main ke rumah baru kamu itu?"
"Boleh. Abis pulang reuni langsung ke rumah saya."
"Asik, ikut dong," celetuk seorang lelaki yang seumuran dengan Rashel dari arah kursi depan mobil.
"Ada Abi itu, Shel?"
"Ya ada dong. Sama Bintang juga nih."
"Ya udah, Du, kalau gitu kita langsung ketemuan di sana aja ya. Sebentar lagi juga kita bertiga sampai nih," kata Rashel setelahnya. Setelah ucapan terakhir tadi, Rashel memutuskan sambungan telepon mereka.
Reuni angkatan kelima SMA Lentera diadakan hari ini, tepat setelah tujuh tahun kelulusan mereka.
Beberapa saat setelah perjalanan, mereka bertiga tiba di parkiran sebuah restoran besar, yang sudah di penuhi oleh beberapa kendaraan roda empat.
Rashel turun dari mobil, namun kebetulan hujan turun perlahan, langit memang sudah gelap sejak tadi.
Bintang Aryasena, lelaki itu membuka sebuah payung yang diambilnya dari dasbor mobil.
"Makasih, Bin," kata Rashel.
"Iya, langsung ke dalam aja yuk!"
"Bi, ayo langsung aja!" Bintang berteriak pada lelaki yang masih berdiri di depan pintu mobil.
"Iya duluan."
Abisatya Ashkara, lelaki itu membuka payung kecil yang tersisa di dalam mobil. Langkah kakinya melambat, lebih dulu menatap kearah langit yang masih menurunkan hujan.
Bagi Abi, tak ada hal indah tentang hujan. Banyak cerita menyesakkan dibalik hujan untuknya. Tak pernah ada senyum di wajah Abi setelah hujan membawa pergi gadis itu.
"Abi? Kok masih di sini?"
"Harusnya aku yang nanya sama kamu."
"Hehehe, iseng aja mau lama di sekolah."
Gadis itu menyeringai dengan wajah lugu nan lucu. Abi memayunginya lebih dulu lalu mengajak gadis cantik itu menepi pada tepian halte bus dekat sekolah.
"Harusnya pulang, sekarang kan jadi kehujanan."
"Makasih ya."
Dulu, Abi sangat bahagia jika meneduh dari hujan. Tapi setelah malam itu, tidak ada lagi.
Rashel dan Bintang yang sudah sampai di pintu masuk restoran, menengok kearah Abi yang masih terdiam di tempatnya. Mereka tahu, Abi banyak berubah setelah malam itu.
"Aku pinjem payung nya dulu, Bin. Kamu ke dalam duluan aja," kata Rashel.
"Gak apa-apa, Shel?"
"Iya."
Rashel mengambil alih payung yang Bintang pegang, lalu berjalan menghampiri Abi. Perlahan mendekat, lalu terdiam sejenak di belakangnya.
"Aku juga rindu dia, Bi. Tapi dia lebih bahagia di sana kan?" Kalimat Rashel mengejutkan Abi, karena kedatangannya yang tiba-tiba.
"Shel? Kok kesini lagi?"
"Harusnya aku yang nanya kenapa masih di sini?"
Abi tersenyum kecil. "Dia lagi apa ya, Shel?"
"Nggak tau, Bi. Tapi pasti dia selalu bahagia."
Rashel menghela nafasnya dalam. "Setiap ngeliat hujan, aku gak pernah gak ingat sama dia, Bi. Rasa sakit nya masih sama, meskipun udah sepuluh tahun berlalu."
Rashel tersenyum pada Abi. "Kita ke dalam aja?"
"Iya, Shel. Kamu duluan," sahut Abi.
Rashel berjalan lebih dulu dengan Abi yang mengekor di belakangnya. Lelaki itu berkali-kali menghela nafas dalam.
Zee, aku rindu. Aku selalu rindu kamu, Zeera, batin Abi.
•••••
Gimana prolog nya? Cukup buat penasaran?
Fyi, cerita ini lebih ke friendship ya, mungkin ada romance tipis-tipis aja, makannya cerita kali ini akan terasa berbeda dari tulisanku sebelumnya.
Kalau penasaran, nanti lanjut baca bab selanjutnya dan di sini sampai akhir ya!
Semoga, pesan di setiap bab nya selalu tersampaikan dengan baik ke kalian, see you next chapter 🦋
•••••
Senin, 19 Februari 2024-
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MY BUTTERFLY [HIATUS SEMENTARA]
Teen Fiction- "Mereka semua bilang kalau gak bisa tanpa aku, sebenarnya aku yang selalu butuh mereka." - Zeera Raline Arsawijaya ••••• Zeera, gadis malang yang selalu mengharapkan kebebasan dalam hidupnya, layaknya kup...