AMY - 01 . Acara Majlis

7 2 0
                                    

Anggap saja part ini adalah prolog dari kisah kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggap saja part ini adalah prolog dari kisah kami

[ Nafisa.Rama ]

• • •

Jika kalian memiliki waktu maka harus di gunakan dengan baik dan apik, karena waktu tidak dapat terulang kembali. Begitu pun dengan waktu kebebasan para remaja, jika pada biasa nya remaja dibebaskan untuk menikmati masa muda, namun sepertinya gadis satu itu terlalu dikekang oleh kedua orang tua nya karena sebuah alasan yang tidak jelas makna nya.

“Mamah, ” Suara lembut dari gadis berhijab pashmina hitam itu mengudara. Membuat seorang wanita yang sedang melipat-lipat pakaian teralih.

“Kenapa, Sa? ” balas nya.

“Malam ini ada undangan dari majlis ta'lim Al-Malik, aku boleh kesana? ” tanya Nafisa dengan berhati-hati. Ya, nama gadis itu Nafisa Azzahra. Gadis berhidung mancung, memiliki bulu mata kelewat lentik, bibir yang tipis namun sangat manis jika dilihat.

“Ada acara apa disana? ” Interogasi dimulai, bahkan Nafisa sudah bisa menebak bahwa kali ini diri nya akan dilarang lagi untuk hadir di suatu acara malam nanti.

Nafisa memilin ujung pashmina nya sambil berucap, “Guru besar yang mengajar di pengajian aku ulang tahun hari ini, mah. ”

“Jam berapa pulang nya? ”

“Jam sembilan aku udah di rumah, kok. ”

“Oke jam sembilan, lewat dari jam sembilan, mamah kesana buat jemput kamu. Hukuman tetep berjalan, ” balas Zea—ibu Nafisa.

Hati gadis itu kali ini benar-benar bahagia, seperti ada bunga bermekaran di dalam nya. Ah, terlalu berlebihan. “Makasih, mah, ” ujar nya lalu memeluk ibu nya dari belakang sebagai ucapan terimakasih.

“Inget, jam sembilan! ”

“Iya, siap! ” jawab Nafisa sambil mengarahkan telapak tangannya diatas pelipis. Seperti gerakan hormat lebih singkat nya.

Gadis itu berdiri lalu berjalan menuju kamar nya, mencari fashion muslimah yang cocok untuk datang ke acara tersebut. Acara yang dinanti-nantikan nya, ia kira sang ibu tidak mengizinkan nya. Ternyata diizinkan begitu mudah walaupun tepat jam sembilan ia harus berada dirumah.

“Aku pake gamis yang mana, ya? ” monolog nya sambil memilih gamis berwarna gelap.

Manik nya terfokus pada gamis berwarna biru dongker dengan percampuran warna biru langit dibagian lengan panjang nya. “Ini aja, bagus! ”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

After Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang