Aku berjalan mengikuti seluruh rombongan memasuki sebuah hutan lindung yang tidak begitu jauh dari perkotaan. Di pintu masuk hutan terdapat sebuah bangunan persinggahan untuk siapapun yang berkunjung. Perjalananku diawali dengan jalanan semen menurun dan sedikit terjal. Awal perjalanan nampak biasa saja dengan pohon-pohon rindang dan rerumputan tinggi. Semakin jauh aku berjalan semakin banyak pepohonan yang rindang dan menaungi perjalanan kita, jalanan semen kini telah berubah menjadi jalanan tanah yang dipenuhi dengan dedaunan kering. Pemandu berbicara panjang lebar mengenai berbagai jenis tumbuhan yang ada di hutan ini namun aku tidak fokus mendengarkan dan malah asik melihat pepohonan disekitar yang begitu indah dan unik. Aku terus berjalan semakin dalam memasuki hutan hingga sampai disebuah jembatan kayu yang sudah rapuh dan hampir roboh. Orang-orang sibuk dengan berfoto dan aku hanya sibuk melihat-lihat saja. Jembatan yang bolong-bolong membuatku begitu berhati-hati melewatinya. Aku terus dan terus berjalan memasuki hutan, hingga aku teringat bahwa aku tidak menggunakan sepatu melainkan sendal. Sial, kakiku tak sengaja menginjak gerombolan semut yang membuat kakiku digigiti semut. Sungguh sangat menyakitkan sekali. Aku tidak tahu nama semut tersebut yang aku tahu ukurannya lumayan besar dan berwarna merah. Akhirnya perjalananku berakhir disebuah pohon sangat besar yang kata pemandu merupakan pusat dari hutan ini. Aku tidak pernah melihat pohon sebesar ini, pohon ini sungguh sangat sangat sangat sangat besar dan tinggi, kata pemandu ini adalah pohon ulin yang sudah berusia ratusan tahun. Aku merasa aneh dengan pohon ini mengapa aku merasa ada aura yang aneh dengan pohon ini. Aku pernah mendengar cerita yang beredar di masyarakat sekitar bahwa di zaman dahulu hutan ini menjadi tempat pembuangan mayat-mayat korban pembunuhan pada masa penjajahan dahulu. Ada pula cerita yang beredar di masyarakat bahwa hutan ini menjadi tempat pembuangan jin. Aku sendiri masih bertanya-tanya bagaimana ceritanya jin bisa dibuang. Ada sebuah kisah juga bahwa jika ada orang berkunjung ke hutan ini mengenkan pakaian hijau maka dapat dipastikan tidak akan selamat, seketika aku langsung memeriksa pakaianku dan aku menarik nafas lega bahwa aku mengenakan kaos hitam dan kita semua memakai almamater. Yaps karena ini adalah tugas kuliah jadi harus pake almamater. Semakin lama langit semakin gelap dan akhirnya turunlah hujan, kami semua bernaung dibawah pohon-pohon agar tidak basah walaupun pada akhirnya kami tetap basah. Aku mulai tidak betah dengan perjalanan ini, aura dan energi pohon tersebut semakin kuat. Aku bertanya pada temanku yang lain apakah dia juga merasakan hal yang sama, ternyata temanku merasakan lebih dari apa yang aku rasakan sampai dia tak kuat membuka matanya dia selalu menutup matanya karena begitu merasakan ketakutan. Ketika hujan reda aku dan rombongan memutuskan untuk balik lebih cepat karena khawatir akan turun hujan lagi. Seketika salah satu anggota dari rombongan pingsan dan terjatuh. Dengan sigap perempuan tersebut digotong untuk kelur dari hutan ini. Ketika perempuan tersebut digotong aku fokus dengan baju yang ia kenakan berwarna hijau, seketika aku menelan ludah dan teringat dengan cerita yang tadi. Aku semakin ketakutan dan terus bertanya apakah ini benar-benar terjadi. Akhirnya kami sampai di persinggahan di luar hutan, namun sampai beberapa jam teman kami tidak juga sadarkan diri, akhirnya dia dibawa kerumah sakit. Kejadian ini sungguh aneh setelah berbulan-bulan teman kami tersebut masih belum sadarkan diri juga alias masih koma. Ada cerita lagi dari salah satu masyarakat yang tinggal disekitaran hutan tersebut bahwa temanku tersebut rohnya terjebak di pohon besar di tengah hutan itu sehingga dia tidak dapat kembali ke dalam raganya, bulu kudukku merinding mendengar cerita tersebut. Katanya kejadian ini sudah sangat sering terjadi, jalan satu-satunya adalah dengan menebang pohon tersebut. Namun sampai saat ini tidak ada satu orangpun yang berhasil memotong pohon tersebut karena setiap pohon tersebut ditebang keesokan harinya akan kembali berdiri lagi dan si penebang pasti akan meninggal dunia. Jadi hanya ada satu pilihan untuk temanku yang koma tersebut yakni hidup dalam keadaan koma atau mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
POHON MISTERIUS DI TENGAH HUTAN LINDUNG
HorrorKisah pohon misterius di tengah hutan lindung yang konon dapat menagkap roh manusia