Pertemuan

22 2 0
                                    


Ini baru mau otewe 

                        Kok cepet banget ? Kan   
                        acara jam 9 .

Kan masih banyak yang harus diurus disana .

                        Hmm okee

Berangkat sama siapa ?

 
                        Belum tau . Gak mau     
                        ngejemput ? 😂

Kalo ngejemput gak bisa . Kalo pulang nya bisa .

Aku menghela nafas kasar dan tersenyum getir. Memang nya siapa diriku yang berharap di spesialkan. Sejenak aku merenung, sudah kenal 2 tahun tapi tetap saja status tidak berubah. Tidak pernah bertemu, bahkan berbicara lewat telpon pun hanya sekali. Lalu bagaimana bisa aku berharap dijemput diacara nya yang spesial yang sudah lama dinantikan itu ? .

            
Namaku Karen, Mahasiswa kebidanan yang baru saja lulus bulan kemarin di kota Pempek Palembang. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Usiaku 21 tahun, menjadi seorang bidan awalnya bukan keinginan ku, hobi ku berhayal dan menulis hayalan ku di dunia Oren.
Cita-citaku menjadi jurnalistik, namun semua nya harus ku hapus saat orang tua ku memintaku menjadi mahasiswa kesehatan. Lalu aku memilih bidan agar lebih tau bagaimana seseorang bisa dilahirkan didunia ini.

Tepat saat ulang tahunku yang ke-19 aku bertemu seorang pria yang sampai dua tahun ini menemaniku. Aku nyaman dengan nya, aku nyaman dengan caranya berbicara padaku, aku nyaman saat dia meminjamkan sepatunya saat kakiku perih akibat heels yang kugunakan. Dia mengucapkan ingin serius, lalu tanpa berfikir lagi aku menerimanya. Kami bahagia, selalu bertemu, selalu bersama, selalu menyempatkan waktu untuk bertemu walau sibuk.  Sampai akhirnya aku tau dia mempunyai wanita lain. Aku marah, sangat marah bahkan kecewa. Aku memutuskan nya namun sampai saat ini entah apa alasan nya hingga tidak mau berpisah dengan ku. Dia memaksa ku untuk tetap tinggal bersamanya, aku sudah sering memaafkan nya, berharap dia berubah, namun hingga hubungan kami 2 tahun ternyata dia juga masih berhubungan dengan selingkuhan nya.  Aku muak, mustahil selama ini tidak ada pria yang mendekatiku, entah harus bersyukur atau tidak, disaat aku kecewa dan merasakan sakit banyak pria yang mendekatiku. Salah satunya seniorku di RS.

Dan disinilah aku sekarang berada disebuah acara pengangkatan jabatan nya bukan sebagai dokter tapi sebagai ketua disebuah organisasi dia mengundangku, menyuruh ku datang, kami tidak pergi bersama tapi dia berjanji akan mengantar ku pulang. Kami tidak memiliki hubungan apa-apa, kami dekat, hanya sebagai teman, senior, kakak dan adik. Ini pertemuan pertama kami, aku mengenal nya hanya dari sebuah grup Rumah Sakit. Berawal dari tugas yang tidak ku mengerti yang kutanyakan padanya namun berlanjut sampai sekarang.

Aku melihat nya yang sedang berjalan kesana kemari mempersiapkan kelengkapan. Terlalu sibuk hingga aku tak kunjung disapa. Hingga tiba saat jam makan siang dia menghampiriku dan hanya bertanya apakah aku sudah makan siang. Aditya namanya, dokter muda yang sedang melanjutkan S2 nya.

Aku menoleh dan menatap ke arah panggung, ada seorang pria yang memakai seragam khusus organisasi dengan rambut yang menutupi dahi, suara nya khas lelaki sekali. Setelah selesai berbicara dia langsung memberi salam kepada senior-senior nya. Sopan sekali.  Aku terus menatap nya yang melangkah dan duduk di kursi yang berada di depan pintu. Langit Perkasa, Mahasiswa hukum dari perguruan tinggi yang ternama.

Aku melirik jam yang sudah menunjukkan angka 14.15 siang . Kemudian menghembuskan nafas kasar, lama sekali. Aku mengambil ponsel ku ada sebuah pesan dari Aditya .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Yang singkat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang