🦋 Selamat membaca Bab keempat 🦋
Note: Cerita ini hanya fiksi belaka, ambil baiknya, tinggalkan buruknya. Semoga pesan baiknya selalu tersampaikan ke kalian 💭
Ramaikan, supaya aku cepat update!
•••••
4. Namaku, Abi. Namamu?
Langit pukul empat sore kali ini terlihat seperti sudah setengah enam sore. Mendung mendominasi hampir seluruh bagian awan. Inilah pemandangan sehari-hari gadis cantik yang hidup di pertengahan musim hujan.
Sambil mengayuh kencang sepedanya, Zeera memukul-mukul pelan dada yang terasa kian sesak itu. Hari ini rasanya hanya sedih saja. Mengingat semua perlakuan ibu tiri nya.
Bahkan di saat seperti ini tak ada yang bisa Zeera andalkan untuk melindunginya.
Ayahnya, dimana dia?
Bundanya sudah pergi.
"Langsung pulang! Malam ini ayahmu pulang."
"Saya gak mau kalau dia sampai rumah dan kamu gak ada."
"Jangan berani bilang apapun juga tentang hari ini! Karena semua yang terjadi itu kesalahan kamu sendiri."
Perkataan Diana terekam jelas di ingatannya, membekas dalam hatinya, sangat meninggalkan jejak.
Zeera membanting sepedanya begitu saja di pinggiran jalan, lalu berlari menyusuri lahan ribuan hektar berumput hijau yang ia pijak.
"Bunda!" Zeera berucap setengah keras, menghampiri sebuah gundukan tanah yang kini sudah di penuhi oleh rerumputan hijau. Gadis itu bersimpuh dan memeluk batu nisan bertuliskan nama bundanya.
"Bunda, Zeera gak kuat, bunda," eluh Zeera di tengah isakan tangis.
"Ibu jahat banget, Bun."
"Ayah juga gak ada untuk Zeera."
Zeera membenamkan wajah pada batu nisan di hadapannya. Walau kini butiran air mulai turun dari mendung nya langit.
Jika bukan karena bundanya, mungkin Zeera tak akan bertahan dirumah itu. Jika bukan karena menyayangi ayahnya, Zeera mungkin memilih pergi meski dia tak tahu akan kemana.
"Aku di sini karena bunda."
"Kamu bertahan di sini sama ayah ya, Zee? Jangan tinggalin ayahmu bersama wanita itu."
"Tapi kalau dia jahat gimana?"
"Bunda yakin Zeera kuat."
Zeera masih tak percaya kenapa bunda terlihat sangat menyayangi lelaki yang sudah menghianatinya itu?
"Ayah kamu hanya salah jalan, Zee. Bunda gak apa kalau memang dia gak memilih bunda lagi. Tapi kamu anaknya, kamu berhak atas kasih sayang dia. Temani ayahmu kalau bunda gak di sini lagi ya. Apapun yang terjadi tetap bersama ayah."
Zeera mengangguk.
"Ayah hanya punya kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MY BUTTERFLY [HIATUS SEMENTARA]
Teen Fiction- "Mereka semua bilang kalau gak bisa tanpa aku, sebenarnya aku yang selalu butuh mereka." - Zeera Raline Arsawijaya ••••• Zeera, gadis malang yang selalu mengharapkan kebebasan dalam hidupnya, layaknya kup...