"Kenapa tidak pakai foto yang tahun lalu saja?!" Teriakan dari seorang gadis di tengah rapat klub membuat suasananya menjadi runyam. Gadis itu menolak diajak untuk mewawancarai dan mengamati kegiatan dari klub voli putra, padahal tugas (name) hanya memfotonya saja.
"Kita membutuhkan foto yang baru agar lebih menarik. Majalah-majalah kita sebelumnya yang membahas klub voli putra selalu menggunakan foto lama." Sang ketua membujuk fotografer satu-satunya itu.
Sebenarnya tidak masalah bagi (name). Namun ia tidak mau kejadian tahun lalu menimpanya. Yaitu ketika ia dikejar-kejar para fans si kembar yang meminta foto mereka saat sedang bermain kembali terjadi menimpanya. Memang ada yang meminta secara baik-baik, tapi tak sedikit pula yang memintanya dengan ancaman. Ia juga malah dibully oleh teman sekelasnya, juga dicap sombong dan dijauhi. (Name) benci itu.
"Ayolah (Firstname)-san, jika Kau di kejar-kejar lagi atau bahkan mendapat ancaman, ya tinggal ancam balik saja mereka." Si ketua tidak mau menyerah membujuk (name). "Selain itu, Kau dan Shirota-san pasti akan bekerja lebih mudah karena kalian sekelas dengan dua orang anggota voli putra, kan?"
Akari dan (Name) memang kebetulan berada di kelas yang sama dengan Suna dan Osamu, di kelas 2-1. (Name) melirik Akari yang duduk di sebelahnya, tatapan Akari seperti mengatakan untuk menerima saja suruhan ketua.
"Baiklah, aku akan melakukannya, tapi kalau kejadian tahun lalu terjadi lagi, senpai yang tanggung jawab ya. Maaf sudah membuat keributan di tengah rapat." (Name) membungkukkan badannya lalu duduk. Rapat dilanjutkan dan semuanya kembali menyimak dengan tenang.
Keesokannya, (name) dan Akari merencanakan mulai mewawancarai satu persatu anggota untuk mendapatkan profil terbaru mereka, terutama untuk kapten dan pelatih mereka. Dua gadis itu membutuhkan juga informasi mengenai kemenangan mereka sebagai Runner up kedua di pertandingan nasional Inter-High, dan juga bagaimana persiapan mereka yang sebentar lagi menghadapi penyisihan pertandingan nasional Musim Semi, untuk berita utama majalah bulanan.
Bel istirahat berbunyi beberapa menit yang lalu, keadaan kelas 2-1 mulai sepi, untungnya Suna dan Osamu masih ada di dalam kelas.
"Kita harus meminta izin dulu kan?" Akari mendekati bangku (name), (name) mengeluarkan kamera nya dan menggantungkannya di leher.
"Soal izin biar aku yang bilang pada Rin-kun," Ucap (name).
"Rin-kun?" Akari nampak kebingungan.
"A-ah maaf, maksudku Suna-san." (Name) kelabakan, karena tidak ada yang tau sebenarnya Suna adalah teman masa kecilnya.
"Whoaa apa kalian ternyata sepasang kekasih namun saling diam untuk merahasiakannya." Tatap Akari curiga sambil menggoda (name).
"Ti-tidak kok, kita--"
"Ada apa membicarakan ku?" Ucapan (name) terpotong oleh Suna yang kebetulan lewat hendak keluar.
"A-ah, Suna-san?" Sapa (Name).
"Apa-apaan panggilan itu?" Matanya yang sipit makin menyipit, mendengar panggilan itu dari (name) terasa sangat aneh baginya.
"Ma-maaf, Rin-kun?"
"Ya, apa?"
"Kami klub majalah berencana mewawancarai pelatih dan kapten klub voli putra. Selain itu, mungkin kami juga akan mengambil beberapa gambar kegiatan kalian."
"Kalau begitu langsung saja minta izin pada Kita-san."
"Ta-tapi, kita tidak tau kelasnya Kita-san di mana." Ucap Akari.
"Uh ..., Samu, bisa anter mereka ke kelasnya Kita-san? Aku buru-buru, ada panggilan ke ruang guru." Suna memanggil Osamu yang baru saja keluar kelas. Responnya hanya mengangguk dan lanjut berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᩡ• Maplekyuu! | Miya Osamu ٬٬
FanfictionDitengah musim gugur aku berdiri, melihat pohon maple itu menjatuhkan ribuan daun gugur kecokelatannya. Aku terdiam, tidak tahu apa yang harus kurasakan. "Mendukung sesuatu yang tidak kita hendaki itu menyakitkan, ya?" Haikyuu! © Haruichi Furudate M...