Putar- balikan.

8 0 0
                                    

Hari ini , langitku kembali runtuh. Benteng yang kupertahankan setahun ini seketika hancur tak bersisa. Potongan-potongan kecil cerita kembali teringat dalam kenangan, meluapkan semua yang selama ini tertutupi. Masih teringat jelas senyummu yang ramah dengan sorot mata yang penuh arti setiap harinya, yang seakan memaksaku untuk bergerak dan menuruti kemauanmu. Semua ingatan yang hampir semuanya mampu merobek hati, ketika melihatmu merasakan sakit yang bahkan aku tak tahu rasanya meski kau mengeluh.

Kini aku tahu artinya merindu yang amat sangat, dan tak bisa aku bendung. Rasa rindu yang semu, yang selama ini sering kuceritakan padamu hanya seperti batu kecil yang dilempar kelautan. Sesak memang, seperti penuh dengan batu yang menumpuk. Tapi kini aku lega, karna setidaknya kau tak merasakan sakit. Walau saat itu aku marah padamu karna menyerah dalam pertahanan.

Hari itu, tepat setahun yang lalu. Tuhan memberikan kado ulang tahun yang sangat aku inginkan, tapi lupa apa yang aku butuhkan. Aku sempat marah pada Tuhan dan keadaan yang seakan memaksamu menyerah. Sebelum aku sadar apa yang aku pikirkan itu salah, karna itu demi kebaikanmu, dan itu yang kau butuhkan. Aku tahu, itu juga hal terberatmu meninggalkanku, meninggalkan semua dalam hidupmu, meninggalkan semua cerita yang ada kau didalamnya.

"Bu, aku merindukanmu, sangat-sangat merindukanmu".
Ahh, masih terasa jelas kata-kata itu yang kau benci untuk ku ucapkan saat aku masih diperantauan. Kau selalu menangis memintaku untuk cepat pulang, seperti anak kecil yang merengek meminta sesuatu. dan aku selalu mengolok-olokmu.

Saat ini, bisakah aku mengatakan itu lagi ?"
Tapi kali ini, aku yang mintamu pulang.

Hati ini ingin menangis, ingin bercerita banyak hal yang selama ini belum pernah aku lakukan. Ingin bertanya benar atau salah apa yang ku perbuat.

"Bu, bisakah aku bertahan dalam pertarunganku nanti ?" otakku selalu dipenuhi dengan pertanyaan, kapan ? kenapa ? Ataukah harus ?

Aku selalu ingin jadi anak cengeng dan manja untuk selalu mengeluhkan apapun. Ingin selalu di dengar dan berdebat, bahkan dengan sesuatu yang konyol. Bu, aku lelah berpura-pura pundakku sekuat baja untuk selalu membopong titipanmu, selalu harus kuat untuk selalu mendukung adik-adikku. Untuk jadi pelindung, walau aku tahu tidak selalu bisa aku bertahan. Kali ini aku ingin istirahat sejenak sebelum kembali berjalan.

"Bu, bisa aku sedikit egois ?" Aku hanya ingin kau menenangkanku, memelukku hangat, hingga aku kuat. "Apa itu berlebihan ?" Hah.. bahkan airmata pun menekanku untuk tidak menetes.

"Bu, bisa ini menjadi kadoku ?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang