Sore itu, langit mulai kelabu dan senja tampaknya akan segera berlalu. Dan hatiku, masih diliputi rasa rindu yang tak menentu. Entah sejak kapan, jangan kau tanyakan tentang waktu karena aku juga bingung. Yang aku tau, rasa ini ada dan tertanam dalam.
Dia kucintai dalam diam. Sungguh malu rasanya mengungkapkan cinta secara terang terangan padanya. Sering aku bertanya pada diriku sendiri, “Siapa aku?.”
“Hai dunia, taukah kau rasanya jatuh cinta? Kau akan dibuat mabuk kepayang karenanya. Kau akan tersenyum jika ada orang lain bercerita tentangnya, kau akan bersenandung ria sambil bergumam namanya. Dan satu lagi, dadamu akan sesak kala merindukannya, ” jeritku dalam hati.
Tidak ada yang spesial dalam hidupku. Kegiatan keseharianku hanya berkutat seputar makan, minum, mandi, kuliah dan melakukan aktifitas yang memang biasa biasa saja. Selain itu aku punya hobi menggambar. Aku sering menggambar apapun yang terlintas di kepala, hanya saja aku tak sanggup menggambarkan dia. Bagiku, dia kuabadikan di relung jiwa.
Pagi itu, aku menikmati tanah yang basah, hijau dedaunan juga kicauan burung dibalik reranting. Sebelum kuabadikan dalam coretan pensilku, terlebih dahulu kurekam dalam hatiku.
Di taman depan fakultas dengan ditemani sebotol air mineral, tak sengaja kudengar percakapan dua perempuan yang bercerita tentang istri lelaki yang kucinta. Ah, iyaa. Lelakiku sudah beristri, namun cintaku padanya tak pernah mati.
Kudengar si perempuan berbaju merah berkata, “Sepertinya, dia akan selalu jadi panutanku dalam segi apapun itu.” dengan ekspresi berseri seri.
“Tingkah lakunya, kecerdasannya, dan cinta dan baktinya kepada suami memang sungguh layak untuk diteladani. Aku juga mengaguminya,” cetus perempuan yang berjilbab kuning.
Ah, jangan kau tanya bagaimana keadaan hatiku. Aku juga faham, yang diceritakan dua perempuan tadi benar. Istrinya memang seperti itu.
Bagaimana jika aku masih berharap bisa bersanding dengannya? Bukankah lelaki boleh menikahi lebih dari satu wanita? Terbesit dalam pikiranku untuk menjadi istri yang selanjutnya, tapi itu pasti tidak akan terjadi di dunia. Atau jika tidak, semoga aku berjodoh dengannya di syurga. Namun, detik itu juga aku sadar aku ini siapa.
Kau, kenapa aku merindukanmu sedalam ini?
Bolehkah setiap hari aku merindukanmu? Rindu diluar batas kuasaku dan aku yakin Tuhan memaklumi itu.
Tuhan, terimakasih kau anugrahi aku cinta yang seperti ini. Aku bahagia.
Salam rindu untukmu Baginda, semoga aku selalu dititipi cinta dan rindu yang tak terhingga.
Wa ajmalu minka lam tara qattu ainun
Wa atyabu minka lam talidin nisa’
Khuliqta mubarra’an min kulli aibin
Ka-anna-ka qad khuliqta kama tasya’u
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Suami Orang
Short StorySore itu, langit mulai kelabu dan senja tampaknya akan segera berlalu. Dan hatiku, masih diliputi rasa rindu yang tak menentu. Entah sejak kapan, jangan kau tanyakan tentang waktu karena aku juga bingung. Yang aku tau, rasa ini ada dan tertanam dala...