Part 11

651 65 0
                                    

Jungkook meraup bibir Hana kembali. Menyesap bibir atas dan bawahnya secara bergantian. Memberikan gigitan-gigitan kecil yang terasa menggelitik.

Lenguhan kerap kali Hana keluarkan. Namun pria Jeon itu masih saja melumat bibirnya dan tak membiarkannya mengambil nafas barang sedetik pun.

Jungkook begitu sulit untuk dikendalikan saat ini.
Lidahnya melesat masuk kedalam mulut sang kekasih. Memainkan lidah sang gadis saling beradu didalam sana. Decapan demi decapan terdengar diruangan yang sunyi.

Deru nafas keduanya saling memburu. Tatapan Hana yang sayu membuat Jungkook semakin ingin menyentuh tubuh Hana. memberikan gadis itu kenikmatan melalui sentuhan-sentuhannya yang panas dan bahkan kelewat sensual.

Bibir Jungkook yang basah menyapu leher jenjangnya. Menyesap kulitnya. Memberikan kissmark sebagai tanda kepemilikkannya. Ia pun tersenyum melihat hasil ciptaanya yang begitu indah pada leher jenjang sang gadis.

Hana tak kuasa menggigit bibir bawahnya. Saat Jungkook menciumi bagian tubuhnya. Mati-matian ia menahan desahan yang ingin keluar dari bilah bibirnya. Saat bibir Jungkook kembali menyapa tubuhnya. Menyesap belahan dadanya yang terlihat. Membuat Hana meloloskan desahan begitu saja.

Ahh—“

Desahan yang keluat dari bilah bibir sang gadis. Membuat Jungkook menampilkan senyum seringaian. Pria itu menggigit daun telinganya. Berbisik dengan seduktif. “Katakan jika kau ingin lebih dari ini Hana?”

Hana memalingkan pandangannya dari wajah Jungkook. Wajahnya bahkan sudah memerah karena malu. Namun tak dipungkiri jika gadis itu menginginkan lebih. Tubuhnya terasa memanas. Sensasi aneh yang pertama kali ia rasakan membuatnya menginginkan sentuhan itu lagi dan lagi. Hana ingin Jungkook menyentuhnya lagi. Dan kenapa Jungkook malah masih bertanya? Bukankah ia juga menginginkannya?

“Sentuh aku Jungkook! Aku milikmu.”

Jungkook tersenyum puas. Ia pun segera menanggalkan pakaiannya menyisakan dalamannya saja. Ia menangkup wajah Hana agar kembali menatapnya.  Tangannya dibawah sana menelusup membuka sleting drees yang dikenakan sang gadis.

Hana menutup kedua matanya. Jujur saja ia juga merasa takut. Apalagi Jungkook sudah membuka pakaiannya.
Apa ia benar-benar siap menerima setiap sentuhan yang diberikan Jungkook padanya?
Tangannya dibawah sana mencengkram kuat sprei ranjang. Sebelum Jungkook melucuti dressnya. Hana pun kembali berujar. “Jangan kasar. Aku... baru pertama kali melakukannya.”

Sejenak Jungkook terdiam menatap wajah sang gadis. Apa benar ini yang ia inginkan? Menghancurkan Hana dan memberikan luka pada gadis itu? Jungkook masih ingat betul atas apa yang ia katakan 1 jam yang lalu. Jika ia tak akan pernah membiarkan orang-orang menyakiti Hana. tapi bagaimana jika ia sendiri yang melukai gadis itu? Apa ia sanggup melihat Hana terluka dan menangis karenanya?

“Jungkook?.”

Jungkook kembali tersadar setelah mendengar Hana memanggil namanya. Ia pun tersenyum. Mengusap lembut puncak kepala sang gadis. Hingga Hana kembali membuka matanya menatap sang kekasih.

“Maafkan aku... tak seharusnya aku melakukan ini padamu. Aku tau kau belum siap.”

Hana menangkup wajah Jungkook. Menatap netranya dengan lamat.

"Jungkook jangan minta maaf, Apa kau tak menginginkanku?."

Jungkook menatap netra Hana dengan lekat. "Apa kau tak takut padaku?."

Hana menggeleng. Menatap netra Jungkook yang menatapnya dengan intens. "Tidak Jungkook, karena kau kekasihku. Malam ini aku hanya ingin mengingatmu yang menyentuhku, bukan orang lain, ataupun---"

[M] SORRY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang