Part 12

625 56 0
                                    

Cahaya yang masuk melalui sudut kamar membuat tidur Hana terusik. Gadis itu akhirnya terbangun. Melihat sisi kirinya mendapati  Jungkook tersenyum kearahnya. Duduk ditepi ranjang sedang mengusap puncak kepalanya.

"Sudah bangun sayang?."

Hana mengangguk. Mengulas senyum kala Jungkook memperlakukannya dengan sayang.

"Aku ingin mandi, gendong aku ya?."

Jungkook tahu betul apa yang dilakukannya semalam masih menyakiti tubuh kekasihnya. Ia paham betul jika Hana pasti masih merasa kesakitan. Jungkook mengambil handuk dan membungkus tubuh kekasihnya.
Menggendongnya dan mendudukan Hana  ke dalam bathtub dengan hati-hati.

"Aku akan membuat sarapan. Jangan kemana-mana dan tetap didalam kamar saja. Mengerti kan kekasihku?."

Hana mengangguk. Ia pun akhirnya melihat punggung tegap Jungkook sudah menghilang dari balik pintu.

Hana memejamkan matanya menikmati gemercik air yang membasahi tubuhnya.

"Aku benar-benar hancur ditanganmu Jeon."

Tes. Tes.

Cairan kental berwarna merah jatuh dari indra penciumannya. Melebur menjadi satu dengan air dibawah sana.
Berkali-kali Hana mengusap hidungnya, berharap darah berhenti mengalir.

Cairan bening lolos begitu saja. Membasahi pipinya. Hana menengadahkan kepalanya manatap langit-langit dinding.

"Kumohon jangan sekarang Tuhan. Aku masih ingin bersamanya lebih lama. Setelah itu aku janji akan meninggalkannya."

"Aku tak ingin menunjukkan sisi lemahku dihadapannya."

Setelah cukup lama menghabiskan waktunya didalam kamar mandi. Hana berjalan menuju meja rias. Menatap pantulan cermin yang menampilkan dirinya. pandangannya menatap perpotongan lehernya hingga kebelahan dada yang menampilkan ruam kemerahan. Membuat gadis itu mengingat apa yang dilakukan keduanya semalam. Mengingat Jungkook yang mencumbunya dengan panas.

Gadis itu mengambil pakaian yang ada dilemari. Mengenakan kaus Jungkook pada tubuhnya guna menutupi bekas-bekas kissmark yang pria itu buat.

Hana mengabaikan titah Jungkook yang menyuruhnya untuk tetap diam saja didalam kamar.

Dengan tertatih. Hana meninggalkan kamar berjalan menuju dapur mendapati presensi Jungkook yang tengah berkutat dengan alat-alat dapur. Membuat Hana menyunggingkan senyumannya mendapati kekasihnya dan segera memeluk tubuh itu dari belakang. “Kau sedang memasak untukku? Ternyata Jungkookku sangat pandai dalam segala hal ya.”

Jungkook membalikkan tubuhnya menatap sang kekasih. Seketika pria itu cemas melihat wajah Hana yang terlihat pucat. “Hana-ya kau sakit? Wajahmu terlihat pucat. Kau harus kerumah sakit? Kita harus memeriksanya.”

Hana menggeleng. Bisa ia lihat guratan cemas yang terpatri pada wajah Jungkook. “Aku baik-baik saja. Aku hanya kelelahan saja Kook... jangan khawatir ya.”

"Aku kan tadi sudah bilang, diam saja dikamar, kekasihku ini memang sangat sulit diatur ya."

Jungkook akhirnya hanya bisa menghela nafas. Ia pun segera mendudukan Hana disebuah kursi. Menatap kekasihnya. “Kalau begitu tunggu disini saja. Aku akan membuat sarapan. Jadi kekasihku harus menunggu dengan tenang. Mengerti?”.

[M] SORRY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang